Prolog: harga untuk sepasang nyawa

22 10 11
                                    

Terdengar suara hentakan kaki yang sangat keras. Sepasang suami istri berlari dan bersenyembunyi di dalam ruang bawah tanah istana Monceville.

Mereka adalah sepasang pangeran dan seorang putri cantik dari negara yang saling berperang.

Mereka bersembunyi dari para penjaga. Sang suami terus melindungi istrinya yang sedang membawa sepasang bayi kembar mereka.

"Drea's ťimo'ch!!" sebuah mantra penghancur diucapkan

"Zhach.....!!!!!!!"

Mantra pun berhasil menghancurkan lawan dengan mudah.

"Hugo apa baik-baik saja? Wajahmu sangat pucat, kekuatanmu pasti sudah terkuras setelah melawan ayahmu tadi ya kan..." tanya sang putri pada suaminya itu.

"Aku tidak apa-apa Sira.." jawab sang pangeran lembut oada istrinya itu.

"Hah! Apanya.. yang tidak apa... lihat wajahmu dan tubuhmu yang sudah seperti ini!!..." tangis sang putri.

"Hatiku jauh lebih sakit.. seumur hidup.. aku menuruti semua keinginannya dan lihat apa yang telah dia lakukan padaku....." Sang pangeran menatap istrinya dan mengatakan betapa hancur hatinya akan sifat ayahnya itu.

"Jadi kita akan hadapi ini bersama!!" Sang putri memegang erat tangan suaminya dengan erat sambil mengendong kedua putra mereka.

Kedua pasangan suami istri itu slaing menatap wajah satu sama lain. Mereka berdua saling mencintai dan tak ad ayang mampu memisahkan mereka.

"A...a.... arh!! Sepertinya saat kita kabur tadi ayah ku menaruh mantra ch"ouqha dari padaku, menjauhlah jaga dan jaga anak kita!!" pinta sang pangerann pada istrinya sambil menahan sakit.

ch"ouqha : mantra kemantian pasti

"Tidak mungkin....!!! Bagaimana bisa kenapa ini harus terjadi pada kita... " sang putri terkejut dan mulai menangis lagi.

"Ada hal yang harus kalian bayar... untuk Aturan yang di langgar!!" pekik seorang pria tua yang sangat gagah mata ungu gelapnya, yaitu Raja Edgar dari Drach'oniel.

"Papa!! Apa yang papa lakukan di istana keluarga monceville!!" tanya sang putri sinis pada Ayahnya.

"Sira si monceville sudah mau mati dan, aku bisa merasakan bahwa salah satu dari anak kalian yang hanya memiliki darah dari drach'o'niel jadi berikan anak itu padaku!" pinta sang Raja Drach'oniel itu.

"A...pa.kah y..ang akan ka.u lakukan pada yang satunya?" tanya sang pageran sambil menahan sakit.

Raja itu menatap menantunya dengan sinis dan menjawab.

"Ku bunuh yang memiliki darah dari bangsa mu dan kurawat yang memiliki darah dari bangsaku..."

Jawaban itu sontak membuat sepasang suami istri yang sedang terpojok itu ketakutan.

"Kalau begitu akan kubunuh kau dan anak dari bangsa mu sebelum kau membunuh anak dari bangsa ku..." balas seorang pria tua dengan rambut pirangnya dan mata hijau besinarnya itu, yaitu Raja Hugos dari Monceville.

Mendengar percakapan kedua raja gila perang itu, sang pangeran pun menjadi sangat marah.

"Hentikan dasar kalian manusia manusia sinting anak anak ini adalah darah dan daging kalian sendiri!!" pekik sang pangeran.

"Benar yang hugo bilang itu benar. tak akan pernah saya serahkan anak- anak ini, di tangan kalian berdua!! Mereka adalah anak kami dan kami akan melindungi mereka.. " sahut sang putri mendukung suaminya.

"Kamu keluar dari sini sekarang!!" pinta sang pangeran pada istrinya.

"Hugo...."

"Bawa anak-anak dan keluar dari sini sekarang cepat!!! Micrale tracica!" katanya sambil mengucapkan mantra sambil diarahkan ke istrinya

Le destin n'est pas uniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang