Part 12

46 1 0
                                    

Alit langsung turun dari mobil sesampainya kami di tempat pemandian, Alit langsung menyewa tempat kolam private katanya, disini ada beberapa macam kolam, anak-anak, dewasa, atau kolam private atau kolam keluarga. Kolam yang di pesan Alit mempunya dua sisi dinding yang menutupi kolam kami dengan kolam yang lain dan dilengkapi kamar mandi pribadi. Karna di hotel kami sudah mempersiapkan baju yang di pakai menuju ke tempat ini akan dipakai untuk berendam kami tidak perlu berganti baju lagi, kami ber-5 langsung berendam di dalam kolam 5x3 besarnya, kami masing-masing mencari tempat yang kami nyaman satu sama lainnya, aku memilih tempat di ujung kolam, ketika aku sedang termenung Alit datang dan menanyakan kenapa aku merenung.

"Kamu kenapa Ve?" Tanyanya,

"Ah, Eh, kamu Lit, ngga kok Ve Cuma ngelamun doang." Jawabku canggung,

"Kamu bukannya bawa mainan ya kesini? Terus mana mainannya?" tanyaku sambil mengalihkan percakapan kami sebelumnya,

Sebenarnya aku sedang memikirkan apa yang dikatakan Gilang padaku tadi, aku bingung, ragu. Ragu, ya, ragu apa yang aku lakukan benar atau tidak, gilang bisa memahami perasaanku atau tidak, atau aku terlalu kasar berkata seperti tadi padanya, sejauh ini Gilang tidak merasa canggung padaku, tapi selalu aku yang membuat canggung itu muncul.

"Oh iya, lupa Alit, masih dimobil sih kayaknya." Jawab Alit sambil menunjuk mobil Gilang,

"Ambil gih, Ve bosan." Jawabku,

"Siap 86 Tuan Putri!" Jawabnya sambil memberi hormat padaku,

"Dasar." Jawabku singkat sambil menarik kakinya ketika Alit hendak naik,

"Ve! Kalau aku jatuh gimana." Katanya sambil mengelus dadanya,

Aku hanya bisa tertawa terbahak-bahak ketika melihat ekspresi Alit.

Malam yang sangat indah bersama mereka, dan ntah mengapa langit pun setuju akan perasaanku yang senang malam ini, banyak bintang yang kulihat di langit dan cahayanya selalu bisa membuat hatiku tenang.

Malam menunjukkan pukul 01.30 dini hari kami mulai bergegas menuju hotel, perjalanan yang kami rencanakan akan berlangsung lama ternyata tidak berhasil, Mama dan Papaku pulang kerumah hari ini dan Om Yudi menyarankan ku untuk pulang pagi ini. Kami langsung bergegas menuju hotel untuk istirahat sembari memanjakan mata agar nanti pagi tidak terlalu mengantuk ketika perjalanan pulang.

Cuaca pagi hari yang dingin menembus kulit, kami sudah berkemas dan siap untuk kembali ke rumah. Sebelum bergegas pulang kami sudah mengisi perut kami di restoran yang tersedia di hotel. Aku tau teman-temanku pasti kesal denganku karena perjalanan yang harusnya sampai 1 minggu lebih tapi ini hanya 1 hari saja, aku merasa bersalah dengan mereka, tapi Alit meyakinkanku kalau mereka tidak apa-apa.

"Maaf ya semuanyaa, gara-gara Ve liburan kita jadi beranttakan." Ujarku,

"Kamu kenapa sih Ve? Gak masalah kok, lagian Papa Mama kamu kan udah lama gak ketemu sama mereka, kita juga bisa ngerti kok, santai Ve." Jawab Alit gampang,

"Ya tetap aja, Ve gak enak sama kalian." Jawabku pelan,

"Astaga Ve, bener deh gak masalah, lagian bagus sih kalau kita pulang hari ini soalya lagi ada sale besar-besaran di Mall, aku sih pengen banget datang kesana!" Jawab Caca bahagia,

"Lho sale dimana?" Ujar Ega dengan cepat,

"Itu lho Ga, di tempat baju yang waktu itu aku kasih kado buat kamu, ingat gak?" Jawab Caca,

"Ohh, store itu, kalau gitu aku ikut dong Ca, kebetulan ada barang yang akum au tapi belum kebele haha." Jawab Ega semangat,

"Dasar ya kalau cewek pantang banget lihat yang sale langsung diserbu tuh." Ujar Riza cetus,

"Riza kalau kamu mau gak aku beliin dari store itu?" Tanya Caca,

"Kamu beneran Ca? Baik banget sih" Jawab Riza cepat dan berharap dibelikan oleh Caca,

"Tapi kamu pakai ya, jangan gak dipakai kalau udah aku beliin." Ucap Caca,

"Pastilah, dari temen terbaik gak boleh disia-siain. Emang kamu mau ngasih aku apa Ca?" Tanya Riza tanpa malu,

"Hotpants." Jawab Caca singkat,

Sontak membuat suasana dimobil hanya tawa yang ada, semua terlihat terawa ketika Caca mengatakan itu, hanya satu orang tidak tertawa, ya jelas siapa lagi kalau bukan Riza, Riza yang tadinya merasa yakin karena Caca akan membelikannya hadiah, tapi saat ini dia hanya menutup wajahnya dengan boneka bantal, dia terlihat sangat malu dengan apa yang dikatakan Caca, kalau dilihat dari wajahnya Riza ingin mengumpat Caca.

Setelah perjalanan yang menyita waktu 2 jam lebih, akhirya kami sampai di rumahku, Ega dan Caca akan menginap dirumahku, dan Gilang mengantar yang lain kerumah mereka masing-masing, rumah kami satu sama lain tidak jauh, kami satu kompleks jadi Gilang tidak terlalu lelah mengantar yang lain. 3 jam kemudian Mama dan Papaku pulang secara bersamaan walaupun mereka dari kota yang berbeda, Papa dulu yang sampai di Bandara dan menunggu Mama, agar bisa pulang kerumah bersama.

"Venus, sini sayang, Mama sama Papa pulang nih." Papa memanggilku,
"Lho Pa, Ma, tau tau udah sampai didalam rumah aja, Ve tadi gak dengar ada ketokan pintu." Jawabku, sambil memcium tangan mereka,
"Ini kan rumah Papa terserah dong." Kata Papa sambil menunjuk seisi rumah dan tertawa,
"Iya-iya Pa, terserah deh, mana nih oleh-oleh buat Ve, jangan bilang gak ada ya, soalnya Ve udah ditinggal sama Papa lama banget!" Ucapku sambil membongkar koper Papa,
"Ada dong, kamu mau ini kan." Kata Papa sambil mengambil makanan yang ada di tas ranselnya,
"Nah! Ini yang betul Pa!" Jawabku semangat,
"Makasih Pa!" Ujarku sambil memeluk Papa,
"Ini, Papa bawain beberapa untuk Papa Mamanya Caca dan Ega, dan buat teman kamu Ve yang berempat itu." Ucap Papa sambil memberikan plastik besar berwarna kuning,
"Itu buat yang Orang Tua udah Papa kasih nama, jadi kamu tinggal bagiin, sisanya buat teman-teman kamu ya Nak." Lanjut Papa,
"Oke Pa." jawabku sambil memberi hormat padanya.
"Ve Mama gak bawain banyak sih, tapi ada setidaknya, Mama gak ada waktu belanja yang lama waktu disana, jadi yang ada aja ya Nak, Mama bawain untuk teman-teman kamu kok." Jelas Mama, apa yang dikatakan Mama tidak sama seperti realitanya, belanjaan yang dibelikannya untuk teman-temanku lebih banya dari yang papa berikan mungkin saja ini naluri seorang wanita lupa belanjaan yang sedikit dan mana belanjaan yang banyak.
"Ma!, ini banyak banget, waktu gak banyak? Tapi belanjaan Mama lebih banyak dari pada Papa, astaga." Jawab Papa sambil teriak terkejut,
"Ya gimana Pa, Namanya juga Mama wanita, beda dong belanjanya sama Laki-Laki, ya gak Ve?" Jawab Mama santai, aku hanya memberikan tawaan kecil.

Aku bergegas menuju kamarku menyusul Caca dan Ega yang tadi ikut bersama untuk menyapa Orang Tuaku.


"Ini Papa Mamaku bawain oleh-oleh buat kalian plus Orang Tua kalian, ada juga sih buat Gilang, Alit, Riza, dan Ridho, Tapi Ve kasih ke mereka kayaknya sorean aja deh, soalnya kayaknya sih mereka lagi istirahat jam segini, ya gak?" Jelasku,
"Iya sih, capek mereka pasti, apa lagi Gilang nyetir terus kan, sore aja Ve atau malam." Ujar Caca,

Aku juga setuju dengan pendapat Caca, mereka pasti sangat Lelah setelah berpergian, aku akan menunggu sore lalu akan memberikan oleh-oleh kepada mereka.

DISTANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang