Aku tersenyum menatap kucingku yang sedang mengunyah sarapannya, yang bahkan lebih mahal daripada makananku, tapi melihat kucingku tumbuh sehat membuatnya sepadan.
Aku mengelus telinganya sebelum keluar melalui pintu yang langsung kututup. Moodku sangat baik saat ini, entah kenapa tapi aku harap ini tanda bahwa akan terjadi sesuatu yang baik hari ini.
Aku berjalan pelan, menikmati pemandangan pagi hari, tidak ada perlu diburu, aku selalu bangun pagi dan inilah yang dapat kunikmati, berjalan santai menuju tempat kerjaku, tidak terjebak macet, dan tidak perlu takut terlambat.
Tidak semua orang dapat merasakan hal seperti ini, karena banyak orang yang lebih suka memilih untuk menunda-nunda pekerjaan mereka, aku paling tidak menyukai orang seperti itu.
"Ah, maaf," seorang pemuda memabrakku, aku tersenyum maklum, dia melambai ke arah temannya yang di seberang jalan.
Aku masih tersenyum, terutama ketika menyadari bahwa pemuda yang diseberang itu soulmatenya, manisnya.
Ah, aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika aku bertemu dengan pasanganku nanti.
Aku berjalan menuju studioku bekerja. Ya, aku seorang penggubah lagu. Aku tidak terkenal, tapi aku bangga akan kemampuanku.
Suatu saat nanti lagu-lagu yang aku gubah pasti akan dikenal oleh masyarakat.
"Hei, tumben kau sangat ceria," Namjoon, sahabat dekatku menyelutuk ketika melihat senyum lebarku.
"Jangan dikomentari, joon. Nanti dia jutek lagi, nikmati saja senyum manisnya." Aku memelototi Hoseok yang tertawa tidak bersalah.
"Dasar manusia single," Ejekku.
Hoseok menatapku seakan-akan aku baru saja menghina neneknya atau semacamnya. Aku hanya tertawa melihat ekspresi Hoseok yang selalu terlihat lucu.
Aku masuk ke ruang studioku, Genius Lab, itu nama ruangannya. Bagus, kan? Aku yang memberi nama ruanganku itu.
Kata Namjoon ruanganku didominasi warna hitam. Yah, aku tidak tau seperti apa warna hitam itu, tapi Namjoon berkata bahwa hitam itu adalah warna yang paling gelap diantara warna-warna lainnya.
Aku sedang mengerjakan salah satu proyek besarku. Proyekku yang pertama bersama seorang artis besar, Suran.
Aku yakin, dengan proyek ini aku akan mulai di kenal oleh masyarakat dan banyak orang terkenal lain yang akan menjalin hubungan kontrak denganku.
Aku menatap layar serius. Detik demi detik terus berlalu. Aku menatap jam, sudah jam 2 siang.
Ah, kucingku belum kuberi makan. Aku bergegas menyimpan dataku. Aku mematikan komputer.
"Aku pulang duluan, Holy belum kuberi makan siang," aku berpamitan sebelum pergi keluar.
"Ini saja." Aku menunjuk setumpuk kaleng makanan kucing dengan daguku.
Setelah membayar tagihanku, aku berjalan keluar dari pet shop. Bayangan akan Holly yang senang karena aku membelikannya makanan basah favoritnya membuatku tersenyum.
Aku sedang berjalan dengan tenang menuju rumahku ketika kantong celanaku bergetar. Panggilan masuk.
"Halo?"
Aku mematikan telepon begitu percakapanku selesai. Mataku memandang handphoneku tidak percaya.Aku mencubit pipiku sendiri dan mengumpat ketika merasakan rasa sakit yang perih di pipiku.
Dengan cepat aku berjalan pulang. Begitu membuka pintu rumahku, aku langsung disambut oleh kucing kesayanganku itu.
"Hollyyy, aku mendapatkan pekerjaan tetap!" Aku berseru senang.
Kucingku itu seolah juga ikut senang dan berputar-putar di sekitarku. Mendengkur keras. Aku menggendongnya.
Di benakku terbayang bagaimana rasanya bekerja di sebuah perusahaan untuk pertama kalinya. Jantungku berdegub cepat. Aku terus tersenyum seperti orang bodoh.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Colors
FanfictionIt's all black and white When i met you I see them Colors But why do i regret that we've met? warning it's boy x boy may contain mature content MinYoon