Satu bulan telah berlalu, kehidupan Zee semakin hari semakin gelap tidak ada cahaya yang mampu meneranginya. Mamanya, Aruna semakin dingin kepadanya sama halnya dengan Aldrian, Papanya. Semua itu membuatnya semakin yakin untuk segera meninggalkan dunia ini.
Pagi ini Zee, Aldrian dan Aruna sarapan seperti biasa. Hanya suara dentingan sendok dan garpu yang terdengar, tidak ada percakapan sama sekali. Zee tidak tahan dengan keadaan seperti ini langsung mempercepat kegiatan sarapannya, setelah itu ia bangkit dan segera meninggalkan rumah.
"Zee!" langkah Zee terhenti begitu mendengar suara Aruna, Mama tirinya.
Zee hanya menoleh sambil menatap Aruna dengan ekspresi bertanya.
"Dasar anak sama ibu sama aja! Gak tau sopan santun! Udah syukur dibuatin sarapan, enggak bilang makasih! Main nyelonong gitu aja lagi! Tidak tau diri! " ucap Aruna dengan nada mengejek.
Sebelum mengetahui kenyataan yang sebenarnya Zee berpikir Mamanya, Aruna tidak akan pernah berkata kasar kepadanya, tapi semenjak beberapa bulan lalu semuanya berubah Zee diperlakukan seperti anak tiri pada drama-drama televisi.
Zee tidak menghiraukan perkataan Mama tirinya. Ia kembali melanjutkan langkahnya. Hatinya juga semakin hancur saat Papanya tidak membelanya sedikitpun.
"Udah cukup Zee, sebentar lagi bakal berakhir" Ucap Zee dalam hati lalu menghapus air mata yang kembali meleleh.
"Tuhkan! Al anak kamu itu tidak tau---akh" tiba-tiba Aruna menjerit kesakitan ternyata perutnya menghantap meja makan saat hendak berdiri menghapiri Zee.
"Akhh.. Sakitt.." Aldrian sangat panik begitu melihat cairan merah mengalir dari paha istrinya.
"Arunaa!" dengan cepat Aldrian menggendong istrinya dan menuju rumah sakit.
----------------------
"kalau sampai terjadi apa-apa, kamu akan dapat hukuman yang setimpal dari Papa!" ucap Aldrian mengancam Zee yang sedari tadi berdiri di sudut lorong, kakinya lemas. Lagi dan lagi Zee yang disalahkan.
Dokter mengakatan bahwa Mama tirinya harus segera dioprasi karena terjadi benturan yang cukup keras pada perutnya, jadi secara tidak langsung adik tiri Zee akan lahir dengan prematur.
"Papa nyesel tau gak udah sabar sama kamu selama ini! Ternyata benar kamu memang anak bandel! Sial" Aldrian kembali melontarkan kalimat yang menusuk hati Zee.
"Opa, Zee butuh Opa" ucap Zee dalam hati. Harris sebulan yang lalu melakukan perjalanan bisnis ke luar kota. Itu sebabnya Zee menahan semuanya sendiri tidak ada Opa yang selalu mendengar keluh kesahnya. Bu Rina? Beberapa hari setelah Zee curhat ke ruang BK. Bu Rina dimutasi ke daerah pelosok, dan itu hasil campur tangan Aldrian karena merasa, bu Rina terlalu ingin tau masalah Zee.
Zee tetap terdiam di sudut lorong, dari kejauhan ia melihat Papanya menelpon seseorang dan memintanya untuk datang ke rumah sakit sekarang juga. Selang beberapa menit dua orang lelaki berbadan kekar menghampiri Zee.
"Hei! Kamu harus ikut dengan kami" ucap salah satu diantara mereka lalu menyeret Zee.
"Kalian siapa? Aku tidak kenal dengan kalian! " Zee mencoba memberontak.
"Bawa saja dia! Jangan dengarkan ucapannya!" Suara Aldrian menggelar dan saat itu Zee tau sebentar lagi ia akan meninggalkan dunia ini.
"Cepat!! " ucap salah satu dari mereka sambil kembali menyeret Zee. Dengan pasrah Zee mengikuti langkahnya.
---------------------
Begitu tiba di rumah tua, Zee langsung digiring untuk masuk ke sebuah ruangan gelap dan penuh dengan senjata tajam di dinding ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WELCOME TO MY SCARY HOME(TAMAT✔)
Paranormalsudah 14 tahun aku menempati rumahku ini banyak kejadian-kejadian yang tak wajar ku alami entah kenapa orang tuaku melarangku ke salah satu sudut rumah? hingga pertemuanku dengan seorang perempuan misterius mengakhiri semuanya.... ...