(25) Magnesia

744 84 7
                                    

P. S : Baca pelan-pelan dan harus dibaca habis sekali duduk yaa...
Kalo bisa bacanya scrolling ke bawah, jangan ke samping, okey?😉


👬 | Magnesia

____________________________________

Sengaja duduk di deretan belakang, menatap papan tulis dengan malas dan ekspresi kesal, ia mulai mengipasi diri dengan buku catatannya yang masih kosong melompong meskipun dosen telah berkali-kali mengganti slide power pointnya.

"Elektromagnet bersifat sementara atau remanen, artinya bersifat magnet hanya selama ada arus listrik mengalir. Begitu arus listrik terputus maka sifat magnetnya akan hilang."

Dan penjelasan itu Donghae anggap angin lalu saja. Dia sudah paham materi itu, bahkan ia telah 'melaksanakan praktikumnya' sendiri. Mana mungkin tidak paham. Membosankan sekali.

"Ssshht ... Donghae" Kyuhyun berbisik kecil dari bangku sebelah sambil menyentil kertas yang telah berbentuk gumpalan kecil ke arahnya. Donghae mengalihkan pandangan dari papan untuk melihat temannya itu, mendengus untuk mewakili kata tanyanya.

Hari selasa adalah hari yang menyebalkan, kecil kemungkinannya untuk bisa bicara bebas di kelas meski hanya berbisik, ini entah salah siapa, tapi dosen untuk tiga mata kuliah hari ini, semuanya menyeramkan. Mempunyai sifat seperti pembunuh berdarah dingin, jika satu suara terdengar, maka harus dibayar dengan lima poin minus pada nilai UTS. Padahal mendapat poin 10 saja rasanya sangat mencekik. Mau menyisakan berapa poin untuk nilai akhir ? Benar-benar pembunuhan.

Kyuhyun menulis-nulis di buku catatannya, lalu memampangnya ke arah Donghae seraya mengembangkan senyum jail.

- Kau mengantuk? Ayo permisi ke toilet -

Donghae meliriknya, lalu kembali setia memperhatikan wajah sang dosen yang tengah memaparkan materi di depan ruang kelas sembari menggelengkan kepala pelan tanpa mau menatap lama pada teman yang selalu duduk disampingnya itu. Bukan berarti dia sedang menyimak pelajaran, mustahil. Dia hanya malas, malas berada di kelas, juga malas keluar. Cukup duduk disini, memandang ke arah acak, tapi sedari tadi pikirannya sudah berjalan sampai ke ujung dunia, melewati waktu hingga beberapa tahun mundur ke belakang.

Untuk apa membuat kaki lelah dengan kebohongan klise itu. Dua pria pergi ke toilet bersama, apa-apaan? Apa Kyuhyun pikir dosen itu tidak akan tahu akal bulus mereka?

Kyuhyun itu agaknya sedang tidak memakai otaknya sekarang.

Seperti terbawa angin pantai, suara dosen kembali terdengar sayup-sayup dan membangkitkan kantuk.

"Elektromagnet dihasilkan dari sepotong besi lunak dan penghantar berbentuk kumparan (solenoida) yang dialiri arus listrik. Medan magnet yang ditimbulkan oleh solenoida akan lebih besar daripada yang ditimbulkan oleh sebuah penghantar melingkar, apalagi oleh sebuah penghantar lurus. Mengapa demikian?"

Seketika itu juga Donghae merasakan sedikit sesak di dadanya, Donghae juga sudah tahu bagian ini, dan jawaban dari pertanyaan dosen tersebut.

Kumparannya; jumlah lilitannya!

Ia mungkin adalah magnet yang terbentuk dari lilitan penghantar seperti itu. Atau mungkin saja dirinya adalah penghantar berbentuk kumparan itu, hanya saja ia tidak mempunyai lilitan dalam jumlah yang lebih banyak untuk memeluk inti besinya, sehingga ia tidak dapat menghasilkan medan magnet lebih lama lagi.

Untuk-'nya'....

Dan mereka berdua....

Sungguh Donghae pernah berpikir, dia adalah sebuah magnet listrik. Atau malah kumparan penghantar dengan dua kutub seperti magnet biasa, utara dan selatan. Dan ia pun pernah berpikir, bahwa ia pernah menemukan magnet listrik lainnya. Berupa seorang manusia, lelaki manis yang dia ingat terakhir kali memberikan kutub selatannya saat Donghae juga sedang menghadapkan kutub selatan pada sosok manis itu. Membuat mereka berjalan bertolakan, menjauh, dan belum pernah bertaut kembali hingga sekarang.

Haehyuk Short Romance Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang