tau gakk aku lagi kesel :D
ternyata semakin di biarin semakin banyak yang sider :'D sedih parah akutu...
cobalah hargai karya seseorang sekalipun itu karya seorang penulis pemula :) gak gampang loh shay nulis itu :D hahahaha
ku up lagi nih.. semoga kalian tidak lupa untuk sekedar meninggalkan jejak disini berupa voment yaa para pembacaku yang budiman :)
see yaa
Menyesal.
Itu kata yang saat ini paling tepat menggambarkan perasaan Carol ketika ia tadi memutuskan untuk masuk ke kamar Alex melihat isi kamar pria yang sedang dekat dengannya. Awalnya Carol cukup takjub dengan suasana kamar Alex yang terkesan rapih dan wangi untuk ukuran seorang pria, bahkan kamar kak Niel pun tidak pernah serapih ini selama ia menjadi adiknya.
"bentar ya ada telpon dari tetangga sebelah" kata Alex ke Carol saat ia masih asik mengagumi bentuk kamar pria yang baru saja berbicara dengannya. Kamar dengan tembok hitam dan tempat tidur putih, lemari baju abu-abu, meja belajar dan rak buku tepat diujung kamar, serta satu tembok yang memang di khususkan untuk foto dan beberapa lukisan yang menurut Carol hasil coretan tangan Alex. Carol memberanikan diri berjalan ke arah tembok itu. Tolong jangan bayangkan tembok-tembok tumblr anak-anak cewek yang berhiaskan lampu serta foto polaroid karena yang ada disini hanya foto-foto polaroid dan foto cetak yang memang ditempel secara asal. Carol mengamati setiap foto yang tertempel disitu yang menggambarkan perjalanan Alex sejak ia masih SMP serta beberapa foto Jun dan Marco sahabat Alex, sampai pada satu titik yang membuat mata Carol memanas dan hatinya seperti baru saja dipukul oleh palu besar dengan jumlah cukup banyak secara bersamaan. Sakit.
"hahaha" tawa garing Carol ketika melihat foto itu dan bertambah dengan senyuman penuh kesedihan ketika melihat keterangan tulisan foto itu "with my girl". Carol memundurkan langkahnya jauh ke belakang, mencoba menormalkan kembali kerja jantungnya, menetralkan deguban serta pikirannya yang seolah merangsang matanya untuk mengeluarkan air mata saat itu juga.
"gua mau balik Lex" kata Carol ketika ia sadar Alex telah kembali masuk ke kamar ini. Carol hanya tak ingin menangis di depan Alex untuk saat ini apalagi hanya masalah hal sepele toh ia tidak yakin kenapa ia ingin menangis setelah melihat foto itu. Carol segera keluar dari kamar Alex dan berjalan turun untuk berpamitan dengan mamanya Alex serta Cassa, adik perempuan Alex.
"tante, Caroline pamit pulang dulu ya" kata Carol ke mama Alex lalu salim, tak lupa berpamitan dengan Cassa
"loh mbak gak dianter mas Alex?" tanya Cassa yang mungkin bingung melihat Alex yang masih mengenakan kaos tanpa membawa kunci mobilnya
"enggak dek. Mbak naik ojek online aja. Udah pesen juga barusan. Mbak pamit ya" ucap Carol dan berjalan keluar rumah Alex, meninggalkan Alex yang masih bingung dengan keadaan yang terjadi.
Sepanjang perjalanan pulang Carol tak bisa lagi menahan air matanya, ntah kenapa ia selalu mengeluarkan air matanya sejak ia meninggalkan rumah Alex bahkan abang ojek sempat beberapa kali bertanya apa yang terjadi tetapi jawaban Carol tetap sama hanya gelengan kepala.
"ngajak pacaran tapi masih nyimpen foto cewek lain. Brgsk" gumam Carol
"gak seharusnya gua percaya gitu aja sama omongan dia"
"kenapa sih nih hati gampang banget deg-degan kalau deket dia"
"kenapa lo gak bisa ngontrol hati lo sih Lin" gumam Carol terakhir kali dengan tangan yang memukul kepalanya, untungnya masih berbalutkan helm.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Teen FictionMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...