Aku hargai keinginan baikmu, tapi taukah kau? Tidak selamanya keinginanmu dapat berjalan sesuai maumu.
Sakura buru - buru masuk dengan mengucapkan salam, sambil bunyi bunyi plastik gitu, bunyinya beneran dari plastik kok soalnya Sakurakan bawa plastik belanjaan terus karena dia lari jadi bunyi deh. Krasak krusuk karasa krusuk, begitulah kurang lebih bunyinya. Baru saja sampai di pintu ruang tamu, mata Sakura terarah ke satu sisi, yang mana disitu ada Adora dan si dia
"assalamu'alaikum Ad.... do.... ra"
Sakura terbata
"loh kok? Ada di ini sih? Kita bukannya mau belajar bareng ya? Kok dia ada di sini?" tanya Sakura
"iya aku sengaja buat undang dia juga untuk datang ke rumahku, supaya kalian bisa saling kenal dan sekalian akrab juga"
Wajah Sakura tiba - tiba berubah menjadi cemberut
"kenapa dia? Kenapa gak yang lain"
Tatap Sakura sinis ke arah si dia"apasih Sakura, kamu kok gitu sih? Gak biasanya kamu natapin orang sinis begitu" Adora menepuk lembut bahu Sakura
"biasa kalau sama dia" dengan matanya yang dikecilkan
"udah yuk duduk situ, kita belajar bareng" ajak Adora memegang tangan Sakura
"apaan sih" nada sakura mulai kesal
"apa lo liat - liat gue ha cewek jutek?" nada Sakura meninggi
Taulah ya kan, siapa lagi cewek yang dipanggil Sakura cewek jutek
"ya suka - suka geulah, mata gue kok, lagian mata itu fungsinya untuk melihat, ngapain sih lo disini ganggu orang belajar aja" kening Jenny berkerut
"terus lo kira? Ya gue janjian mau belajar bareng sama Adora, yang pastu bukan sama ELO"
"lo pikir? gue mau belajar sama elo ha?"
Keduanya memasang tampang kesal
"ah apanya kalian ini? datang kesinikan mau belajar, ngapain bertengkar sih"
Memang Adora selalu berusaha mendamaikan
"awas geser sana Adora, tolong, gak mau aku deketan sama dia" pinta Sakura
"iya, oiya kalian aku tinggal sebentar ya, aku mau ambilkan minum dulu"
"siapa juga sih yang mau deket sama anak baru yang sok kayak elo" Jenny bergumam
"EH, gue denger ya, memang gue anak baru, tapi lo? anak lama? banyak temen gak lo, atau cuma Adora doang ya temen lo? Jutek si lo, siapa yang mau temenan sama lo yang selalu natap sinis" emosi Sakura
Sakura itu paling gak suka kalau dibedai, apalagi kalau dikatai sok
"tau dari mana lo gue gak punya temen? asal lo tau ya temen gue jauh lebih banyak dibandingkan elo, gue memang jutek, tapi gue bersyukur walaupun gini, gue bisa tau mana yang tulus mana yang enggak berteman sama gue, terus lo kira semua tulus berteman sama lo? gak lo bayangi apa kalau yang lain berteman sama lo karen lo baik mau ngerjai tugas yang seharusnya dikerjai bareng, pernah gak lo bayangi semuannya berteman sama lo karena ada maunya" nada Jenny meningkat ke tingkat kesel, sebel dan gemes
"sok tau lo, ya semuanya tulus sama gue, mungkin kecuali elo kali ya, elo aja yang ngebayangi suatu saat semuannya bakalan gak tahan sama elo, bahkan mungkin keluarga lo, mungki karena sifat lo yang jutek ini ni" Sakura masih saja meladeni
"gue permisi" nada Jenny melemah
"takut lo ya? gitu doang mental lu? baru juga gitu doang merajuk? hellow udaj gede juga" tetep aja Sakura meladinya
Jenny pergi tanpa mengucapkan sepata katapun kepada Sakura ataupun Adora, sama sekali tidak berbicara dan dia tertunduk.
"loh? Jennynya mana?" tanya Adora
"tauk, kabur kali" Sakura tak peduli
"i....i aku serius tauk Sakura, Jenny kemana?" tanya Adora lagi
"iya dia kabur, cuma gara - gara aku bilangi kalau keluarganya gak tahan sama sikapnya, eh dia malah kabur" wajah Sakura jemberut
"kamu ini"
"why?"
"kenapa kamu bilang gitu ke Jenny, apa cuma karena bertengkar tadi?"
"dia yang mulai deluan"
"kan aku udah bilangkan sama kamu, kamu itu belum kenal Jenny, kamu belum tau dia gimana orangnya, terus dia kenapa, terus dia sikapnya gitu kenapa, ini itu ini itunya kamu belum tau"
"ya.....a terus? kenapa coba? lagian bener pasti, kalau dia gitu terus pasti semuanya gak tahankan?" bantah Sakura
"Sakura, Jenny itu memang gitu, tapi semuanya tetap sayang sama dia tanpa apapun, dia gak bermaksud jahat sama sekali, dia baik dan perhatian, namun dia menunjukkannya dengan cara yang berbeda atau bahkan berusaha di sembunyika"
"lah? terus?"
"dia berubah keras karena ayahnya gak mengurus keluarga, dialah yang menggantikan sosok ayah di keluarganya buat adik - adiknya sekaligus teman buat ibunya, ya bisa dibilang dia adalah tulang punggung keluarga, kehidupannya gak kayak yang kamu bayangkan, dulu keluarganya memiliki banya perusahaan terkenal, namun setelah ayahnya berpisah dengan ibunya ayahnya membuat semua perusahaan bangkrut, jadi dia harua bekerja keras untuk membantu ibunya menutupi keuangan keluarga, belum lagi untuk biaya pendidikan dirinya sendiri dan juga untuk biaya adik - adiknya yang masih kecil, dia bahkan gak membiarkan adiknya untuk bekerja"
"ya hubungannya apa coba"
"kamu gak kesel apa kalau di bilangi keluargamu gak suka sama kamu?"
"y, a, ya, biasa aja sih kali ya?"
"lah ni anak kok kamu nanya balik ke aku? akunyakan nanya sama kamu?"
"auk ah kayaknya mah biasa aja"
Sebenarnya Sakura menyenyesalinya, yah namanya juga Sakura malu deh ngakuinya, Sakura mah gak tau perasaannya gimana sekarang, campur aduk atau apa gitu
"ih.... kamu ini ih"
"aku kenapa Adora?"
"gak papa"
"lah? kamu kenapa?"
"gak papa"
"aih, apaan sih Adora?"
"pokoknya kamu besok harus minta maaf sama Jenny, gak boleh enggak, kamu ih, masa bisa bilabg gitu cuma karena sebel? kamukan bukan orang yang kayak gitu, jadi besok harus minta maaf pokoknya!"
"kenapa aku yang minta maaf?"
"kan Jenny kesel karena kamu katai gitu"
"ye, ngapain juga aku yang minta maaf seharusnya itu dia yang minta maaf sama aku"
"dasar kamu ya memang keras kepala, sangat"
"kamu ini kenala sih?"
"kamu yang kenapa?"
"kamu yang katai seharusnya kamu yang minta maaf, jangan keras kepala"
"daru tadi asik bilang keras kepala keras kepal....a aja, ya kepala memang keraslah, lembek itu ager - ager tau" Sakura bergumam
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan waktunya Sakura untuk pulang
"ah Adora mah gak enak"
"emang gak enaklah, emang aku makanan?"
"ah dasar gak peka"
"kalau aku peka gak bisa denger kamu ngomong dong?"
"dasar gak konek ih"
"lah....? emang aku jaringan?"
"auk ah, bukannya belai aku malah Jenny yang dibelai, aku pulang aja gak mau dekat sama Adora"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPERTI SAKURA
FantasiHuff.... Ku harap hari - hari selalu indah dan lebih indah. . Apa yang bisa ku harapkan? Apapun itu diri sendiri yang memilih dan memutuskan untuk bahagia. . . . :) . . . . . Mode selo . Baca dulu kek ke lembaran selanjutnya ya. Terima ka...