Hope

920 108 19
                                    

========≠=========================================================

Krystal melakukan penerbangan saat itu juga begitu mendapat telpon dari korea bahwa calon sang kakak ipar di nyatakan meninggal. Menggeret koper ketika tiba di bandara incheon dan menelanjangi seluruh bandara mencari keberadaan sang supir yang akan menjumputnya. Saat itulah sebuah karton berukuran sedang, menyebut namanya dari tulisan yang mencolok di sana.

Satu supir dan satu bodyguard menggiring langkahnya menuju mobil. Dengan koper yang sudah berpindah tangan. Ketika pintu mobil terbuka ia masuk sebelum akhirnya tertutup lagi. Perjalanan dari Bandara menuju rumahnya menghabiskan waktu satu jam. Dia mencoba tenang, tidak tahu apa yang akan di lihat saat menemui sang kakak nanti.

Tangannya saling bertautan, raut khawatir tergambar jelas di wajahnya. Bukan hanya ke khawatiran pada sang kakak. Melainkan juga pada Yuri pria yang sudah menjadi bagian keluarganya semenjak kecil. Yuri yang di angkat sebagai anak oleh kedua orangtuanya dari panti.

Menghabiskan tahun demi tahun dengan pria itu. Hingga perasaan timbul ketika dia sudah beranjak dewasa dan harus mengalah mengetahui bahwa sang kakak juga memiliki rasa pada pria itu. Rembesan cairan bening melewati pipinya, rasa sesak tiba-tiba muncul bersamaan dengan bayangan masa lalu saat Yuri masih hidup.

“Oppa, Oppa. Gendong ital.” rengekan anak kecil dengan rambut kepang  dua menarik kaos lelaki yang tengah menyiram tanaman.

Usianya yang masih  tujuh tahun saat itu terpaksa harus mendongakkan kepala pada lelaki yang lebih tinggi darinya.  Lelaki yang usianya terpaut lebih jauh tiga tahun dengan dirinya.

“Ital tidak boleh ganggu Oppa. Nanti habis ini Oppa gendong.” Jawabnya lembut tanpa memindahkan selang yang menyemburkan air pada tanaman tersebut.

“Pokoknya Ital mau di gendong sekarang.” Anak kecil itu menghentak-hentak kakinya di tanah. Menarik kaos lelaki itu supaya menoleh.

“Ital gak boleh nakal.”

“Pokoknya sekarang. Ital gak peduli, kalau gak di gendong aku bilangin Mom. “

“Ital!”

“Oppa jahat. Oppa jahat.” Anak itu menangis berlari ke dalam rumah.

“Ital…”

“Nona. Anda baik-baik saja?” lamunan Krystal buyar. Ketika mobil sudah sampai tanpa ia sadari sejak tadi. Pintu yang terbuka oleh supir secara tidak langsung menariknya keluar. Kaki jenjangnya menerobos masuk ke dalam rumah.

Ruangan yang sangat megah dengan beberapa pelayan di sana menyambut ke datangannya. Arsitektur sudah berubah dari sisi warna dan bergantinya alat-alat dan interiornya yang bernuansa modern.

Mengikuti perbuhan jaman semenjak rumah itu di tinggal beberapa tahun silam. Mengambil pendidikan luar negeri yang sebenarnya untuk menghapus perasaan menyiksa selama berada di kediaman keluargnya. Yang dimana dirinya harus menutup mata menyaksikan kemesraan sang pujaan bersama sang kakak kandung, Jessica.

Nathan menuruni tangga, letak tangga yang menghubung ke kamar Jessica. Raut pasrah tampak di wajahnya saat membujuk Jessica untuk makan.

“Dad.” Nathan mendongak mencari asal suara yang berpusat di bawah tangga yang di pijaki. Krystal putri bungsungnya berdiri di sana. Melihat airmata yang di perkirakan tangisan itu tertuju pada kematian Yuri.

Nathan diam. Tidak tahu cara menjelaskan, melihat Jessica yang tidak terima justru ia akan menyangka hal serupa terhadap Krystal. Lalu tatapannya beralih pada bodyguard yang membawa koper untuk segera di letakkan di kamar Krystal.

ROBOT? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang