Under The Rain

525 72 18
                                    

It's not the rain that you afraid of
It's the memory within
~Arsa Saulo Abimanyu~

***

Pagi ini bukan pagi yang biasa bagi Carissa Andhara Putri karena pagi ini ia harus berangkat ke Bali untuk seminar yang diadakan oleh kantor pusat perusahaan pemerintah tempat ia bekerja saat ini.

Tentu saja Ara, panggilan Carissa, semangat untuk pergi mengikuti seminar tiga hari ini. Ia bisa sekalian berlibur.

Pagi ini ia tiba di bandara Ngurah Rai sendirian karena memang hanya dia yang ditugaskan mewakili kantor wilayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini ia tiba di bandara Ngurah Rai sendirian karena memang hanya dia yang ditugaskan mewakili kantor wilayahnya. Ia sudah akan menaiki taksi ketika tiba-tiba terdengar bunyi gemuruh langit disertai langit yang lambat laun berubah menjadi gelap.

Perasaan Ara mendadak tidak enak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perasaan Ara mendadak tidak enak. Jantungnya berdebar sedikit lebih kencang. Tidak mungkin akan turun hujan di bulan Agustus kan? Ini musim kemarau!

Ara menghirup udara dan menghembuskannya perlahan selama beberapa kali untuk menormalkan detak jantungnya. Namun sepertinya sangat sulit, terlebih ketika rintik-rintik hujan mulai turun disertai suara gemuruh langit.

Kakinya mendadak lemas, tubuhnya pun terhuyung ke belakang karena kakinya yang lemas dan seolah tidak bisa menahan tubuhnya. Ara berusaha sekuat tenaga untuk menekan reaksinya terhadap hujan. Namun sangat sulit.

"Aaaaarrrgghhhhh!!!" teriak Ara cukup keras guna menahan rasa sakit yang tiba-tiba menghampir tubuhnya.

Tubuhnya terhuyung dan secara tidak sengaja menabrak seorang pria berperawakan tinggi. Pria tersebut sudah akan memuntahkan lahar panas akibat barang-barangnya yang kini jatuh berantakan, namun teriakan Ara membuat semua orang kini memandang ke arah mereka berdua. Ke arahnya lebih spesifiknya, dengan tatapan menuduh.

Aaargh, sepertinya mereka salah paham. Batinnya.

Ia segera merapikan barang-barangnya yang terjatuh terlebih dahulu, karena memang semuanya ada berkas penting. Namun kemudian seorang ibu paruh baya mendekati Ara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Cerpen : "HUJAN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang