"Kau yakin, sayang?" Namja bertubuh atletis disempurnakan surai silver yang membuatnya semakin menawan bertanya pada yeoja dalam dekapannya.
Yeoja dalam dekapannya mengangkat kepalanya untuk menatap iris kelam namja pemilik pinggang yang tengah ia peluk.
Yeoja itu mengangguk mantap menyakinkan namja yang memeluknya bahwa ia baik-baik saja agar namja itu tidak terlalu khawatir padanya.
"Baiklah, jika terjadi sesuatu let me know, Okay?"
Yeoja itu kembali mengangguk masih dengan menatap manik legam namja dihadapannya yang dihadiahi kecupan singkat dibibirnya.
"Ayo berangkat"
Sudah 3 hari yeoja itu menginap diapartemen namja sexy bernama Kim Namjoon atau yang biasa disapa Rapmon sang ketua club rap tidak resmi disekolah.
Namjoon tidak heran karena ia sudah hafal tabiat yeoja itu jika sudah mulai menginap diapartemennya tanpa alasan. Sebenarnya ada alasannya, tapi yeoja itu selalu tidak menjawab jika ditanya.
Dan pagi tadi saat sudah selesai menyantap sarapannya dan siap berangkat sekolah Namjoon dibuat panik karena tiba-tiba saja yeoja itu mendesis kesakitan dengan posisi tangan yang meremas perut bagian bawahnya.
Namjoon yang sudah tau apa yang terjadi langsung membawa yeoja itu kedalam dekapannya hingga rasa sakit diperut yeoja itu mereda diiringi usapan usapan lembut disepanjang punggung yeoja itu.
.
Rapper bilingual terbaik Seoul international School berlari tergesa menuju ruangan yang disudah diarahkan oleh salah satu temannya.
Kaki terasa sedikit kebas sebab lari terlalu jauh juga menuruni puluhan anak tangga. Kelasnya terletak dilantai empat bagian utara gedung sementara ruang kesehatan ada dilantai satu bagian selatan.
Ia tidak menghiraukan para pengajar dan staff sekolah yang menengurnya karena berlarian dikoridor. Dipikirannya saat ini hanya satu, yaitu sampai diruang kesehatan secepatnya.
BRAKK
Benar saja, yang ditakutkan Namjoon benar-benar terjadi. Yeoja yang beberapa jam lalu ia dekap kini terbaring dengan posisi meringkuk diruang kesehatan.
Tidak peduli dengan nafasnya yang terenggah-enggah juga keringat yang membasahi keningnya, ia berjalan mendekati salah satu brankar diruangan itu.
Ia menatap khawatir yeoja yang tengah terbaring dibrankar, wajah yeoja itu pucat tak lupa tangannya setia meremas bagian bawah perutnya. Perlahan tangannya terulur untuk membelai lembut surai berwarna blue steel itu dengan hati-hati.
"Hei..." Namjoon mendekatkan wajahnya pada yeoja itu.
Dengan gerakan lambat kelopak mata yang tertutup rapat itu terbuka menampilkan iris hazel tegas yang menyendu dari balik dari bulu matanya.
"Joon..."
"Kau mau pulang, sayang?" Tanya Namjoon lembut.
Yeoja itu nampak berpikir, ia tidak ingin membolos pelajaran selanjutnya, tapi perutnya sudah tidak bisa diajak bertahan duduk dikelas lagi hingga sore datang. Perutnya terasa sakit seperti diremas keras tangan tak terlihat. Sangat sakit hingga untuk menyuarakannya saja ia tidak memiliki tenaga.
"Sebaiknya kau membawanya pulang Joon. ulangan matematika dikelas kami sudah selesai, selebihnya hanya akan belajar seperti biasa"
Namjoon mengangguk menyetujui anjuran seorang yeoja bermata sipit yang duduk ditepi brankar seraya memberi usapan usapan lembut dipinggang yeoja yang tengah meringkuk.
YOU ARE READING
Treat Her
RandomMengisahkan bagaimana sabarnya seorang namja yang merawat kekasihnya masa 'rutin' yang biasanya merepotkan. Menjadikan si namja menjadi sosok pacar idaman bagi setiap yeoja dimuka bumi. Langsung baca ajalah, susah bikin deskripsi.