Jalanan Ibu kota pagi ini lumayan padat. Suara angkutan umum ramai bersahut-sahutan, bahkan sang pemilik sepeda motor juga tak kalah heboh. Semua meneriaki mobil didepannya yang tak ingin bergerak padahal lampu lalu lintas sudah memancarkan warna hijau.
Kenia menarik nafasnya.
"Gue bakalan telat nih." batinnya dalam hati. Kenia termasuk salah satu penumpang diangkutan umum yang penumpangnya lumayan padat. Akibat menonton drakor tadi malam, Ia sampai terlambat bangun dan harus rela ditinggal oleh Kanaya, kembarannya yang cantik itu.Dan akhirnya, sekolahnya sudah tampak dari pandangan. Kenia langung bersyukur dan langsung merogoh kantungnya untuk membayar biaya angkutan umum.
"Ada yang turun disini?" Supir angkutan itu bertanya dengan suara lantang, karena musik didalamnya cukup keras.
"Ada, Om." Jawabnya tak kalah lantang. Setelahnya, angkutan umum yang dinaiki perempuan itu berhenti tepat didepan halte. Ia dan beberapa murid lainnya segera turun dan membayar ongkos angkutan umun yang telah mereka naiki.
Dan beruntungnya Ia, pintu gerbang sekolahnya masih terbuka meskipun tidak begitu lebar. Pak Satpam dan pak Aryo sang guru BK juga masih terlihat didepan gerbang tersebut. Ia langsung saja berjalan menuju kedalam sekolahnya.
"Lah, Kenia? Tumben kamu baru datang. Biasanya Bapak lihat, kamu sudah anteng didalam kelas." Pak Aryo berkata sambil mengulurkan tangannya untuk disalami anak dididiknya itu. Pak Aryo sendiri bukanlah sosok guru Killer yang ditakuti para siswanya seperti di sekolah kebanyakan, malah sikapnya justru terlihat lebih friendly dan murah senyum.
"Telat bangun pak." Jawabnya yang dibalas kekehan oleh Pak Aryo. Perempuan itu langsung masuk ke kelasnya yang langsung disambut oleh sahabatnya sejak kecil, Cindy.
"Rumah lo udah pindah, Ken?" Cindy bertanya tepat setelah Kenia duduk di bangkunya. Ia menggeleng tenang.
"Jadi tadi malem gue marathon nonton drakor sampe pagi. Alhasil gue telat bangun." Jelas Kenia yang dibalas Cindy dengan kernyitan.
"Kebiasaan lo. Jangan bilang lo belum nyelesain PR fisika." Kenia yang mendengar langsung menepuk jidat.
"Astaga! Gue lupa Cin. Sumpah!" Pekiknya heboh. Cindy langsung memutar bola matanya dan mengeluarkan buku tugas fisika bersampulkan gambar bunga matahari kesukaannya.
"Ya ampun, lo beneran sahabat paling cantik, paling baik yang gue punya seumur hidup gue. Gue bakalan nraktir lo es krim sebakul." Jawabnya heboh.
"Lebay lo. Udah cepat kerjakan. Bentar lagi masuk nih." Kenia langsung mengangguk dan menyalin tugas dari buku bersampul bunga matahari tersebut.
****
Jika dihitung dengan detail, berarti sudah delapan belas kali Kenia melihat jam tangan berwarna putih yang Ia kenakan. Bukan tanpa alasan, Kenia sendiri sedang menunggu kembarannya yang sedang berada di dalam kelas. Wajar saja, Kenia dan juga Kanaya berbeda jurusan, sehingga terkadang mereka saling menunggu karena biasanya akan ada kegiatan lain selepas jam bel pulang dibunyikan.
"Masih lama lagi gak, Ken?" tanya Cindy yang selalu setia ikut menemani Kenia.
"Kenapa? Lo mau pulang duluan?"
"Ih bukan gitu. Lo tahu banget gue gak suka ngebiarin lo nunggu si Naya sendirian. Tapi nyokap mau arisan, gimana dong?"
"Bentar lagi kok. Lo pulang duluan aja."
"Yakin?"
"Seratus persen. Udah pulang gih, titip salam sama Tante Eky." Jawabnya. Cindy langsung mengangguk dan berlari menjauhi arah tempat Kenia berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
Teen FictionKetika tunanganmu mencintai saudara kandungmu sendiri~