"Aku pulang." Suara lembut Naruto menggema sepenjuru rumah besar milik dirinya bersama Sasuke.
"Mommy. Kau sudah kembali." Suara khas bocah kecil menyambut kedatangannya. Berlarian menuruni tangga.
"Aih Menma jangan berlari saat menuruni tangga." Omel Naruto pada bocah kecil lebih tepatnya adalah puteranya bersama.
Uchiha Menma nama bocah itu langsung menghambur kepelukan sang ibu dan dengan senang hati Naruto menyambut.
"Aku merindukan mommy." Bisiknya di telinga Naruto.
Naruto tidak kuasa menahan senyum. Ia mengecup sayang pipi puteranya. "Mommy juga merindukanmu."
"Mommy sehat selama di sana?" Menma meraup kedua pipi gembil Naruto.
"Tentu saja. Menma selalu mengingatkan mommy untuk jangan terlambat makan dan beristirahat." Bocah kecil berperawakan seperti Sasuke itu tersenyum. "Lalu bagaimana sekolahmu?"
"Aku selalu menuruti nasehat mommy. Jangan khawatir, aku adalah anak yang rajin, karena aku anak mommy."
"Pintar." Naruto mengecup sayang kening puteranya.
"Kau sudah pulang Uchiha." Sambut orang rumah lainnya.
"Oh Namikaze. Sepertinya kau menjaga puteraku dengan baik huh?"
"Tentu saja aku menjaga cucuku dengan baik, Uchiha."
Begitulah. Hubungan Naruto dengan ayah kandungnya sudah jauh lebih baik. Walau pun tidak seperti ayah dan anak kebanyakan. Pria yang sudah mulai memasuki usia senja itu masih tampak terlihat muda. Bisa kita lihat jika Naruto merawat Minato dengan begitu baik selama ini. Minato yang terlihat begitu bugar dan sehat.
"Oh ya. Apa Mama dan papa belum kembali?" Minato pria itu hanya mengendikan bahunya.
"PenerbanganYahiko dan Conan terkendala badai di Swiss." Naruto hanya mengangguk paham. Kedua orang tua angkatnya itu mengatakan jika mereka akan kembali ketika Naruto pulang kelak. Namun alam berkehendak lain. Setidaknya besok atau lusa mereka akan kembali.
"Berstirahatlah, bawa puteramu sekalian. Menma bersikeras tidak ingin tidur karena menunggu kedatanganmu."
"Hm. Ayo kita tidur Raja kecil. Hari ini kau tidur dengan mommy. Karena mommy sangat merindukanmu." Naruto menggendong puteranya dan membawanya ke kamar milik Menma di lantai dua.
**
Naruto mengerjapkan matanya lantaran cahaya matahari menyorot langsung wajahnya dari horden yang sengaja di sibakan seseorang.
"Ini sudah pagi nyonya. Tuan muda Uchiha harus bersiap untuk sekolah. Saya sudah menyiapkan air panas serta pakaian sekolahnya." Ujar Maid pelayan keluarganya.
"Terimakasih."
Naruto menjepit hidung puteranya mencubit kecil pipinya hingga bocah kecil itu mengeliat dan meringis.
"M-mommy. Bisa tidak membangunkan ku dengan cara yang wajar?" Rengeknya.
Naruto hanya terkekeh. "Aku senang sekali mengusili putera kesayanganku ini."
Menma hanya mendengus. Tidak ingin mendapat cubitan dan jepitan kembali Menma segera bangkit dari tidurnya kemudian mengecupi kedua pipi serta dahi sang ibu. Morning kiss.
.
.
.
Naruto bukannya tidak pandai masak ataupun malas mengerjakan pekerjaan rumah. Hanya saja ia ingin mengoptimalkan pekerjaan para pelayan yang bekerja padanya. Untuk apa ia membayar pelayan kalau ia sendiri yang ikut campur tangan dalam mengurus rumah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult
FanfictionSasufemNaru Sequel My Symphony Baca My Symphony terlebih dahulu demi kesinambungan cerita "Jawabanmu sama sekali tidak membantu." Naruto tersenyum getir." Aku tidak akan mengomel apa lagi sampai menghajar jalang ini. Aku hanya akan memberimu piliha...