"Udah lama disini?"
suara bariton itu mengangetkan Krystal yang tengah berdiri memandangi aula. Gadis itu menoleh, mendapati Kai dengan jaket menggantung di bahunya.
"Baru sampai kok." balasnya.
Mereka berdua di tugasi untuk mengecek kelengkapan purnawiyata yang akan di lakukan besok.
"Lo udah lihat bagian depan?" tanya Kai.
Gadis itu menggeleng, "belum." Kai berjalan ke depan, aula sangat sepi hanya suara angin dan ketukan sepatu mereka yang terdengar.
"Ada yang kurang deh Tal kayanya."
"Apa?"
Kai menatap langit-langit aula, "Gak ada lampunya, gelap dong nanti." ujarnya tertawa.
"Apalagi yang kurang? Nanti gue kasih tahu sama pendekornya."
"Cuma itu aja kayanya."
Krystal naik ke atas panggung, lalu duduk bersila disana. Netranya memandangi Kai yang tengah menunduk melihat layar handphone nya.
Kedua sudut bibirnya terangkat, Kai mendongak mendapati gadis itu tengah tersenyum ke arahnya. Rasanya dia merindukan senyuman itu.
Kai pun menyusul Krystal ke atas panggung, dia duduk di samping gadis itu. Aula tampak sepi dari atas sana, kosong dan hening.
"Kapan ya terakhir kali kita ngobrol bareng?" Tanya Kai sambil merebahkan tubuhnya.
Gadis itu menoleh ke arahnya, "Emm, dua tahun yang lalu kayanya." balas Krystal.
"Lama banget ya,"
"Mau ngelanjutin dimana Tal?"
"Bandung."
Kai menyeringai kecil, "Sama dong."
Gadis itu tersenyum kecut, "Lagi-lagi gue ketemu sama lo."
"Kayanya Tuhan masih gak terima kalau kita pisah." Gadis itu membeku mendengar perkataan Kai.
"Gak usah tegang gitu kali, becanda doang." Kai bangun dari tidurnya, mensejajarkan duduknya di samping Krystal.
Kai menoleh kearah Krystal, "Lo inget gak dulu waktu purnawiyata smp gue gandengan sama lo," ujarnya.
"Tapi sekarang gue gak bisa jadiin pasangan lo di acara purnawiyata besok." Gadis itu masih bungkam, sekarang di pikirannya berisikan ingatan dimana dia dan Kai masih bersama.
"Waktu itu kita masih belum dewasa, dan kita terlalu cepat untuk mengambil keputusan." ujar Kai.
"Bahkan sekarang kita juga belum dewasa." Gadis itu mulai bersuara.
"Kai, kita udah jalanin hidup kita masing-masing tanpa kehadiran satu sama lain, dan kejadian yang lalu biar jadi kenangan pahit, kita cukup mengenangnya bukan mengulangnya." Suara Krystal terdengar bergetar.
Netra gadis itu kini tertuju pada lelaki yang tengah bersandar di pintu aula. Lelaki yang ia tunggu kedatangannya sejak beberapa menit yang lalu.
Krystal berdiri dari duduknya, "Mau kemana?" tanya Kai.
"Pulang."
Lelaki yang tadi bersandar di pintu aula berjalan mendekat ke arah panggung. Kedua sudut bibirnya terangkat, Krystal segara turun dari panggung berlari kecil ke arah lelaki itu.
"Udah dari tadi ya nungguinnya?" Tanya gadis itu.
"Enggak kok, juga abis nyebat di rooftop." balasnya santai.
"habis berapa puntung hari ini?"
"Cuma 2."
"Jaewon, jangan kebanyakan ya, itu gak baik buat kamu nantinya."
Lelaki bernama Jaewon itu terkekeh, "Iya, makasih ya, sudah mau menjadi pengingat." ujarnya sambil merangkul bahu Krystal lalu mencium pelipis gadis itu.
Sementara Kai, hanya tersenyum kecut di belakang mereka. Kini gadis yang selalu ia harapkan untuk kembali telah menjadi milik yang lain.
Krystal benar kenangan di masa lalu cukup hanya di kenang bukan di ulang.
—
selamat malam
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja
FanfictionCerita Kai dan Krystal yang di latar belakangi masa putih abu-abu. ©2018