7

908 117 54
                                    

Park Jiyeon tak bisa tidur semalaman. Pria seperti Myungsoo benar benar sudah mengganggu pikirannya saat ini.

Sialan.

Gadis itu bangkit dari ranjangnya da hendak mandi, imi sudah pagi dan itu artinya ia harus segera menyiapkan apa yg dibutuhkan oleh pria yg juga telah mengacaukan pikirannya itu.

Gadis itu mengerjakan tugasnya seperti biasa, bersih bersih, masak dan sebagainya. Entah kenapa makin lama ia makin mirip dengan babu saja. Saat menyiapkan sarapan di meja makan, ia melihat Myungsoo dan Sunggyu yg sudah berpakaian rapi.

Sepagi ini?

Jiyeon memiringkan kepalanya, kemanakah dua pria itu akan pergi.

"Yaa.. Jangan lupakan sarapan kalian.."
Ucap Jiyeon sekedar mengingatkan dengan jerih payahnya yg memasak dengan posisi ngantuk tadi.

"Oh, maaf Jiyeon.. Sepertinya kami tak sempat sarapan.. Tenang saja, aku akan pastikan Myungsoo sarapan pagi ini.."
Jawab Sunggyu.

"Heol~ kenapa berkata begitu? Aku tak terlalu khawatir dengan Myungsoo.."
Ucap Jiyeon sinis sambil melirik ke arah Myungsoo. Sunggyu tertawa kecil, ia memang sering menggoda Jiyeon dan Myungsoo.

"Baiklah.. Kami pergi dulu ya.. Jaga rumah baik baik.."
Kata Sunggyu sambil tersenyum.

"Yaa.. Aku ini perawat, pembantu dan sekaligus satpam di rumah ini.. Jadi tenang saja, kau bisa mengandalkan ku.."
Jawab Jiyeon sinis. Sedangkan kedua pria itu kini mulai melenggang pergi dari hadapan Jiyeon. Gadis itu kembali terduduk di depan meja makan sambil menatap makanan yg ia buat dengan susah payah. Entah kenapa ia mendadak sedih karna Myungsoo bahkan tak sempat memakannya. Gadis itu kembali ingat dengan peristiwa tadi malam, saat Myungsoo yg dalam keadaan mabuk dengan seenaknya menjamah bibir manis milik Jiyeon. Ia kembali memegang bibirnya, jantung nya kembali berdegub dengan kencangnya. Tanpa ia sadari pipinya memanas.

Apa ini yg dinamakan jatuh cinta?

Pikir Jiyeon, namun ia segera menampar inner nya dengan kuat.

"Tidak mungkin!! Tidak mungkin!!!"
Pekiknya kelabakan sambil berlari ke arah kamarnya, lalu membanting tubuhnya yg kurus ke atas ranjang.

"Pasti ini gara gara insomnia tadi malam.. Astaga!! Pasti aku sudah mulai berhalusinasi!!!"
Panik gadis itu. Lalu ia kembali berlari ke arah dapur dan mencari kotak p3k yg memang sudah disiapkan oleh Sunggyu disana.

"Obat tidur.. Mana obat tidur.."
Gumam gadis itu masih dengan sikap paniknya. Hingga ia berhasil menemukannya dan meneguk 2 pil sekaligus.

"Ayoo!! Ngantuk!!"
Paksanya sambil kembali berlari menuju kamarnya. Dan benar, tak butuh waktu lama. Jiyeon pun akhirnya tertidur.

-

Myungsoo dan Sunggyu bertemu dengan pengacara dari keluarga Kim. Dimana dialah yg mengurus soal warisan keluarga Myungsoo. Mereka tengah membicarakan sesuatu yg serius saat ini.

"Saya bicara dengan tuan Kim kemarin, beliau bilang bahwa ia akan mewariskan perusahaannya pada putra nya yg sudah menikah.."
Ucapnya.

"Apa?!"
Kaget Myungsoo.
"Jadi, aku harus menikah begitu??"
Sambungnya sambil memijat pelipisnya.

"Saya rasa begitu.. Tuan Kim bilang, selain tak mempunyai riwayat penyakit, pewaris perusahaan juga sebaiknya sudah menikah.."
Jelas si pengacara lagi.

"Apa Bobby sudah tahu ini?"
Tanya Myungsoo. Bobby, panggilan saudara nya yg bernama Kim Jiwon.

"Saya rasa tuan Kim Jiwon belum mengetahuinya.."
Jawab pengacara itu lagi, diikuti helaan nafas lega dari bibir Myungsoo.

[NOT] YOUR GAME || myungyeon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang