"Apa aku salah terlahir bodoh?"
-Jeon Jungkook-
.
.
.
(Author ***** POV)
Saat itu....
PRANKKKKKK....
"Kau bodoh!!! Kenapa kau tidak bisa melakukan hal ini dengan becus hah!!!??"
Suara bentakan setelah benda jatuh berbahan kaca itu bersekan hancur di atas lantai, terasa aura penuh dengan kemurkaan yang begitu kuat terpancar dari dalam sana. Membuat siapapun bergidik takut saat hendak mencoba memasuki ruangan tersebut.
"Appa.. ak..aku..."
BRAKKKKKK....
PRANKKK!!!
BRUKKKKK!!
"Ap.. Appa.. ja..jangan appa, ku-kumohon..."
"DIAM KAU ANAK BODOH!! SEHARUSNYA APPA SUDAH MEMBAKARNYA DARI DULU, BENDA-BENDA INI AKAN MENGHAMBAT DIRIMU!!!"
Murka yang meninggi, emosi yang terlihat nyata, amarah yang tak mampu dibendung lagi. Membuat seorang pria yang ada disana kalap dengan segala perbuatannya. Membuat seorang pria dengan kaca mata juga jas mahalnya membantai kamar sang anak kedua. Membuat namja dengan wajah manis juga gigi kelincinya itu....
"Appa kumohon hikksss... jangan rusak lukisan itu appa hikkss... Jungkook mohon.."
Menahan sang ayah, memegang kaki panjang sang ayah dengan suara bergetarnya Jungkook mencoba untuk menahan perbuatan sang ayah. Menyaksikan bagaimana benda kesayangan juga salah satu hobinya itu akan musnah di tangan sang ayah membuat Jungkook, rela bersujud memegang kaki sang ayah menangis pilu dengan raungan penuh permohonan pada sosok yang ia hormati dan ia sebut sebagai 'ayah.'
"Hikkksss... Appa, aku mohon jangan lakukan itu hikkss... Jungkook janji akan membuat appa bangga... hikkkss... kumohon appa, beri aku kesempatan hikkkss... hikssss..."
Menahan kaki sang ayah, meski itu sulit lantaran pria dengan kaca matanya itu bergerak kuat, mencoba melepaskan pelukan sang anak di kakinya. Terlihat dengan jelas bagaimana guratan wajah kesalnya. Bahkan seseorang yang disana... yang sedang duduk sembari menikmati tehnya hanya tersenyum tipis. Melihat adegan seorang ayah yang murka dengan seorang anak, mencoba membakar benda kesayangan sang anak, dan melihat bagaimana sang anak menangis meraung dan memohon layaknya seorang gelandangan.
"Hikkkssss... kumohon appa hikksss... kumohon jangan bakar mereka hikkkssss... tolong dengarkan Kookie hikkksss... appa... hikkksss... kumohon..."
"DIAM JUNGKOOK, APPA TIDAK PEDULI DENGAN TANGIS JUGA RENGEKANMU. APPA MELAKUKAN INI DEMI KEBAIKANMU DAN JUGA OTAKMU, KAU LIHAT KARENA KAU MELAKUKAN HAL YANG TAK BERGUNA KAU MENDAPATKAN NILAI YANG BURUK, BAHKAN KAU MASIH SMP MESKI USIAMU SUDAH SEBESAR INI!! KAU MAU MEMBUAT APPA MALU HAH??!!"
Bentakan demi bentakan Jungkook dapatkan, membuat sesak dan sakit itu kian terasa apalagi... kata-kata menyakitkan dari orang tua adalah hal yang terburuk bagi Jungkook. membuat rasa sakit itu kian terasa dan terasa....
"Hikksss... Appa, andweee... hikksss kumohon jangan lakukan ini padaku. Kumohon appa aku anakmu jangan buat aku menangis seperti ini hikkksss... appa tahu kalau aku suka dengan-"
"APPA TETAP AKAN MENGHANCURKANNYA, KARENA BENDA ITULAH MENYEBABKAN DIRIMU BODOH JUNGKOOK!!!!"
Bentakan itu datang lagi, bahkan kaki sang ayah bergerak. Berusaha melepaskan pelukan kuat dari sang anak, melepaskan dan mencoba mengacuhkan sang anak kedua. Membawa korek api di genggamannya dan yang ia lakukan adalah membakar benda berupa kanvas, dan juga kuas itu hingga hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Beta (Sad Story Yoonkook) [Spesial Tears]
Fiksi Penggemar'Tidak ada alasanku untuk berhenti mempedulikanmu, karena yang kutahu bahwa kau adalah Beta bagiku. Maka aku katakan dengan lantang di depan dunia, bahwa aku menyayangimu... sangat menyayangimu. Betaku sekaligus adikku. Ya, tentu saja... Karena seor...