3. Melawan trauma

135 14 2
                                    

Sudah seminggu ini Arjuna memperhatian Adlea secara diam-diam. Semenjak insiden tertabrak Adlea sebagai perjumpaan pertama, Arjuna tertarik dengan diri Adlea. Baginya, Adlea itu berbeda dengan gadis kebanyakan. Disaat semua gadis penghuni SMA Jaya begitu bersikap malu-malu kepadanya saat jumpa, Adlea justru bersikap galak. Disitulah yang menarik bagi Arjuna.

Memperhatikan secara diam-diam Adlea itu tidak sulit. Adlea mudah dijumpai, seperti sekarang ini, Adlea tengah berada dilapangan basket. Di jam istirahat kedua ini, Arjuna telah hafal kalau Adlea pasti bermain basket. Adlea bermain sendiri, dan senyuman terukir dari bibir Arjuna saat melihat Adlea berhasil mencetak three point.

"Asik, merhatiin cewek nih," celetuk Arga sembari menepuk bahu Arjuna.

"Adlea," ujar Arial yang menyusul dibelakangnya.

Arjuna diam, tidak menanggapi. Matanya terus fokus pada Adlea dibawah sana.

"Udah saatnya, Jun. Lo buka hati buat cewek, masa SMA harus berwarna, jangan monoton." tukas Arial yang sama halnya memperhatian Adlea.

"Gue pengen Al, nikmatin masa SMA kayak remaja pada umumnya. Tapi gue nggak yakin, nggak tau deh kenapa," jawab Arjuna.

Arial tersenyum tipis. Lalu, mengisyaratkan melalui mata pada Arga untuk berbicara.

"Lo masih trauma ya Jun?" tanya Arga.

Arjuna memandang sekilas Arga.

"Nyokap lo ninggalin bokap lo setelah lo lahir memang terbilang kejem, Jun. Tapi, lo nggak mungkinkan ngecap semua cewek itu nggak baik. Seberapa banyak lo kecewa, marah, sama nyokap lo, jangan sampe lo bikin penilaian yang salah ke semua cewek."

Arjuna menghembuskan nafasnya pelan.

"Iya, gue paham maksud lo, Ga. Yang gue pengen itu cuma cewek yang bener-bener baik, harus itu. Gue nggak mau ketipu sama wajah, sikap manis diawal doang. Gue nggak mau kayak bokap gue. Gue harus lebih baik dari bokap gue." jeda Arjuna.

"Gue beneran niat buat pacaran sekali aja di SMA ini dan itu buat selamanya. Cukup mantan gue satu aja. Dan, Adlea, dia berhasil bikin gue ngerasain jatuh cinta lagi. Tapi ya gue masih ragu buat ngedeketin dia." lanjut Arjuna.

"Apa yang bikin lo terasa tertarik sama Adlea?" tanya Arial.

"Pertama kali ketemu, dia kan nabrak gue, dan sikap dia itu judes, galak gitu. Dan itu yang bikin gue tertarik. Kebanyakan cewek disekolah ini pada malu-malu gitu kalo ketemu gue, nah kalo Adlea justru berbanding terbalik sikapnya."

"Dia nggak kenal kalik sama lo," ucap Arga.

"Heh, siapa sih yang nggak kenal Arjuna disekolah ini?" jawab Arial dengan dongkolnya.

"Loh, bisa aja Adlea nggak kenal Arjuna. Barangkali Adlea tipe cewek yang bodoamatan, mau apa lo, Al?!" seru Arga tak mau kalah.

"Arga ada benernya juga sih, Al. Mungkin Lea nggak kenal gue, jadi bersikap kayak gitu."

"Terus lo mau ngapain, Jun? Jadi PDKT kagak intinya?" tanya Arial dengan malas.

"Ho'oh tuh. Mau gimana? Kita siap bantu," kata Arga.

Arjuna masih terdiam. Ia kembali menatap Adlea yang masih bermain basket dilapangan.

"Gue bakal usaha sendiri buat ngedapetin dia. Makasih dukungannya, Al, Ga!" ucap Arjuna lalu pergi menuju kelas.

©©©

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang