35

2.1K 293 106
                                    

Setelah pintu kamar tertutup, Jinyoung menghempaskan tangan Jaebum. Amarahnya memuncak, tatapannya penuh kemarahan. "Apa-apaan kau hyung!!! Apa salah Daniel sampai kau berlaku kasar!"

"Apa?! Aku tidak suka kau dekat dengannya!"

"Wae?! Beri alasan yang jelas! Kau selalu mengatur hidupku sesuka hati! Apa kekanganmu selama ini belum cukup, sampai kau juga harus membuatku kehilangan teman!!"

"Teman? Sejak kapan Daniel menjadi temanmu? Dia hanya pelayan disini, tidak lebih dan tidak kurang!"

"EGOIS! KAU SELALU SAJA BERSIKAP EGOIS."

"Turuti kata-kataku, atau—"

Jinyoung memotong ucapan Jaebum dengan suara lantang. "ATAU KAU JUGA AKAN MELUBANGI KEPALAKU? SILAHKAN! TEMBAK AKU! BUKANKAH KAU SELALU MEMBAWA PISTOL!"

Jaebum terkejut, raut wajahnya mengeras. Bagaimana Jinyoung tahu ia menyimpan pistol.

"KENAPA DIAM? Tebak aku hyung! Pukul aku! Siksa sepuasmu jika itu membuatmu merasa puas dan berkuasa! Aku muak denganmu hyung! Kau selalu bersikap seenaknya dan semaunya! Semua orang kau ancam, kau sakiti, kau lukai! Kau sungguh orang paling tidak tahu terima kasih!"

"Park Jinyoung!!"

"Mwo?! Aku sudah tidak tahan lagi memendam semuanya!"

Jinyoung berteriak frutasi, air mata sudah membanjiri wajahnya. Ia sangat marah pada sikap Jaebum. Daniel bahkan tidak melakukan kesalahan apapun. Terlebih sekarang semua rencananya gagal sebelum di mulai. Jika Jaebum tidak membiarkan Daniel dekat dengannya, tidak ada lagi yang bisa membawanya kabur.

"Aku muak denganmu Im Jaebum! Aku muak dengan kesombongan dan kearogananmu! Kau memenjarakanku di rumah seperti tahanan! Kau membeliku bukan berarti kau juga bisa sesukanya! Aku sudah menahan semua ini begitu lama. Aku pikir aku bisa mengubahmy dengan cintaku! Tapi aku salah!"

Jinyoung sama sekali tidak membiarkan Jaebum memotong ucapanya.

"Pembunuh berdarah dingin seperti selamanya hanya tahu bagaimana caranya membunuh bukan mencintai!!! Aku menyesal mencintai mafia tidak berperasaan seperti dirimu!! Hiksss.... aku membencimu Im Jaebum!! Hikksss...."

"Jinyoung—"

Jinyoung mengangkat tangannya menyetop Jaebum yang hendak mendekat.

"Aku sudah tahu semuanya!!! AKU TAHU SEMUANYA TETAPI AKU MEMILIH DIAM DAN MENCINTAIMU DENGAN HARAPAN AKU BISA MENGUBAHMU! TETAPI MELIHAT BAGAIMANA KAU MEMPERLAKUKAN DANIEL, ORANG YANG PALING SETIA MENDAMPINGIMU SELAMA INI TANPA ALASAN YANG JELAS MEMBUATKU BERPIKIR ULANG UNTUK TETAP MENCINTAI PEMBUNUH SEPERTIMU!!"

Jinyoung menangis pilu, ia kecewa dengan Jaebum, ia merasa frustasi.

"Aku akan pergi dari sini!"

Jinyoung hendak keluar tetapi Jaebum menarik tangannya lalu menghempaskan tubuhnya ke ranjang.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi! Kau berjanji padaku tidak akan pernah pergi..." Kaebum mengukung tubuh Jinyoung, menahan pergerakan tubuh Jinyoung.

Tatapan Jaebum begitu sendu dan shock. Ia tidak menyangka Jinyoung tahu semuanya. Kata-kata Jinyoung begitu menusuk relung hatinya.

Jaebum merasa bangga jika orang lain menyebutnya mafia tak berperasaan dan berdarah dingin. Tetapi ketika kata-kata itu keluar dari mulut Jinyoung, hatinya ngilu.

"Apa Daniel yang memberitahumu semuanya? Dia mencoba merebutmu dariku, iya kan??"

"Menyingkir! Aku tidak mau bicara dengan orang tak berperasaan sepertimu! Berhenti berprasangka buruk pada Daniel!"

Love, Trouble (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang