Yun memasuki ruang kerja Jongin. Ia menyerahkan dokumen yang dibutuhkan Jongin. Jongin menerimanya dan langsung membaca dokumen itu. Yun masih setia berdiri didepan meja kerja Jongin. Jongin tak terganggu sedikitpun dengan kehadiran Yun disana. Ia masih fokus pada dokumen ditangannya.
"Semua lancar?"
"Ya, Tuan"
"Apa ada yang mengganggu langkah kita?"
"Saya bisa mengatasinya"
Jongin mengangguk kecil dan matanya masih melihat kearah dokumennya. Sesekali ia mencoret-coret dokumen itu dan menuliskan sesuatu. Kemudian Jongin menyerahkan dokumen itu kembali ke Yun.
"Katakan pada Daehyun untuk memperbaikinya"
"Baik"
Yun yang hendak undur diri tertahan karena pertanyaan Jongin.
"Bagaimana dengan Kyungsoo?"
Jongin menatap Yun dalam.
"Nona Kyungsoo semakin intens menghubungi Hiro. Saya rasa ada sesuatu"
"Biarkan saja. Tetap awasi dari jauh"
"Baik, Tuan. Saya permisi"
Yun meninggalkan Jongin sendirian. Jongin beranjak dan melangkah kearah jendela. Ia menatap langit dan menerawang. Jongin sebenarnya sedikit curiga dengan Kyungsoo. Akhir-akhir ini tingkahnya sedikit aneh. Kyungsoo yang biasanya selalu berkebun atau melakukan sesuatu pada saat si kembar tidur, kini ia lebih memilih berkutat dengan laptopnya. Jongin memang membelikan Kyungsoo laptop agar istrinya itu tak bosan dengan segala aktifitasnya. Tapi dari awal Jongin membelinya, Kyungsoo sangat jarang menggunakannya. Katanya ia lebih suka melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan gadget.
Jongin berasumsi jika Kyungsoo membantu Hiro diam-diam. Kyungsoo bukan orang yang tak tau menahu tentang bisnis. Ia sudah bekerja lama disebuah perusahaan dan tak diragukan lagi jika ia sudah mengerti bagaimana bisnis bekerja. Hanya saja Jongin tak suka bagaimana cara Kyungsoo membantu si tua itu. Jongin sudah menyadari jika perusahaan Kim di Jepang sedang di invansi oleh para mafia. Jongin sudah menyadarinya. Tapi ia hanya diam. Disana ada si tua gila kerja yang bisa mengurusi itu semua. Toh Jongin tak terlalu peduli dengan dampak yang ditimbulkan jika akhirnya perusahaan yang di Jepang direbut pihak mafia. Ia tak bodoh, ia sudah memperhitungkannya.
Kini ia harus melindungi Kyungsoo diam-diam. Ia tak ingin Kyungsoo terlibat urusan dengan para mafia itu. Itu sangat menyusahkan. Bukannya Jongin tak bisa membantu Kyungsoo saat berurusan dengan para mafia, hanya saja ia sudah lama meninggalkan kehidupannya yang dulu. Jongin tak ingin jika keluarganya diganggu orang lain.
*****
5 tahun kemudian.
Jongkyung dan Jongsoo berlari kearah meja makan. Keduanya saling berebut duduk. Kegiatan pagi yang heboh setiap harinya.
"Hyung! Harusnya hari ini aku yang berada didepan eomma!" protes Jongkyung.
"Tidak! Kau kalah semalam. Dan kita sudah bertaruh" eyel Jongsoo.
"It's not fair!"
Jongsoo menjulurkan lidahnya mengejek. Jongsoo duduk ditempatnya diikuti Jongkyung yang merengut karena kalah taruhan. Para pelayan masih sibuk menyiapkan sarapan untuk kedua tuan mudanya. Jongsoo meminum susunya dan mencari keberadaan ibunya. Biasanya sang ibu berada didapur membantu para pelayan untuk menyiapkan makanan mereka.
"Dimana eomma?" tanya Jongsoo pada salah satu pelayan.
"Sepertinya beliau belum bangun, tuan muda"
KAMU SEDANG MEMBACA
I DON'T NEED A DAD (SEASON 2)
FanfictionJongin dan Kyungsoo akhirnya memiliki dua putera yang tampan seperti ayahnya. Kedua anaknya diberi nama Kim Jongsoo dan Kim Jongkyung. Jongsoo merupakan anak tertua yang memiliki sifat seperti Jongin. Berbeda halnya dengan Jongkyung yang lebih mirip...