03 Jus

105 75 85
                                    

Happy Reading...

Terima kasih udah mampir ^^...

***

TET..... Bel tanda istirahat kini menggema di seluruh pelosok gedung sekolah. Para murid berhamburan memilih ke kantin yang berada di pertengahan gedung sekolah yang menyambungkan kelas IPA dan IPS kelas sepuluh.

Dina dan Sila kini tampak berbincang-bincang di ruangan kelas. Setelah gurunya keluar.

"Din loe masih mikirin soal yang tadi itu ya?"

"Iyalah masa gue lupa. Tuh orang yakin bibir kaya cocot bebek, gue aja yang cewek gak gitu amat prasaan" ujar Dina dengan kesal.

"Awas loe, nanti loe malah suka sama dia gimana? Wkwk. Sorry say" ucap Sila dengan tersenyum geli.

"Ko lo ngomongnya gitu bener sih. Kaya yang do'ain gue aja, sumpah deh".

"Ehh iya sorry deh. Abisnya loe bisa kalah adu mulut sama cowok. Kejadian langka lah".

Setelah berbincang sebentar Dina dan Sila bergegas pergi menuju kantin karena waktu istirahat mereka begitu singkat.

Tapi karena Dina dan Sila dalam perjalanan terus bercanda dan tak memerhatikan jalan depan. Ada seorang laki-laki yang memegang jus laki-laki itu pun sama tak memerhatikan jalan. Tabrakanpun tak dapat dihindarkan.

Byur-

Jus itu mengenai baju Dina.

"Lo jalan gak punya mata kali ya, ini baju gue jadi basah!" sentak Dina.

Lalu Dina mengadah melihat wajah orang yang menumpahkan jus pada bajunya.

"Lo juga sama, kalo jalan gak pake mata. Emang ni jalan punya emak lo?" balas Eman tak mau kalah.

"Lo tuh selalu ganggu idup gue tau gak!" tunjuk Dina.

"Ganggu apa hah! Justru lo yang ganggu idup gue".

"Pokoknya gue gak mau tahu gimana caranya lo tanggung jawab seragam gue jadi basah gini".

"Enak aja lo. Itu gue beli pake duit kale. Lo juga harus tanggung jawab karena udah buat jus gue tumpah" balas Eman berkacak pinggang.

"Lo juga harus tanggung jawablah udah buat baju gue bau jus lo itu" balas Dina dengan melempar tatapan tajamnya.

"Oh lo berani sama gue" tunjuk Eman ke arah Dina.

"Ngapa, takut lo sama gue" Ujar Dina dengan berkacak pinggang.

"Udahlah kalian sama-sama rugikan. Gak perlulah tanggung jawab segala" Lerai Sila. Yang gerah melihat makhluk yang tak pernah akur itu.

"Ko lo belain tuh cowo sih Sil" Heran Dina.

"Gue bukan belain dia Din. Dia juga sama ruginya kaya lo. Karena jus yang dia beli itu tumpah" jelas Sila.

"Tapi itukan cuma jus, gue juga bisa beli kali gak cuma dia doang" Sinis Dina. "Pokoknya gue gak mau tahu lo punya utang ke gue. Dasar cowo Gila" Dengus Dina dengan tatapan tajamnya.

"Oke. Fine serah lo, gue lagi gak mood buat debat sama cewek yang bibirnya kaya bebek sawah kaya lo" Balas Eman seraya pergi meninggalkan tempat itu.

Siswa-Siswi disekeliling mereka hanya menampilkan muka cengo karena melihat dua orang yang berdebat kaya di pencalonan presiden.

"Udahlah din. Mending kita ke toilet aja yuk. Sekalian ajakin si Lifa kan arahnya sama tuh," ajak Sila.

"Oke, gue mau bersihin ini ah. Malu gue," dengus Dina. Lalu berjalan ke arah kelas Lifa, setelah itu baru ke toilet.

Lifa adalah teman satu SMP dengan mereka, namun Lifa tidak sekelas dengan mereka.

CuRut GiLaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang