3. Peringatan

1.4K 212 7
                                    

Aku sedang ada di kafetaria bersama Jungkook, menikmati makan siang yang kebetulan menunya lumayan enak. Tidak asin dan hambar seperti dua hari belakangan. Mungkin Paman Jo sudah kembali bekerja setelah dua hari cuti. Katanya anaknya sedang sakit sehingga meminta koki lain yang memasak. Niat hati ingin membuat kami kenyang, malah berakhir menyiksa lantaran rasa makananya tak layak makan.

"Kau sudah bicara dengan ibumu?" Aku memulai konversasi setelah dia pusing mengerjakan ulangan Fisika. Aku tentu tidak, bahkan aku yakin nilaiku yang terbaik lagi kali ini.

Jungkook mendesah berat, "Belum, sepertinya liburan ke Hawai memang harus ditunda sampai kita masuk kuliah nanti."

Aku tertawa mengejek, "Kasihan, lalu bagaimana dengan Park Lily?"

Kulihat dia menggeleng. Aku mengasihani Jungkook yang terlalu dimanja kedua orang tuanya. Lihat, sekarang dia jadi tidak keren dihadapan para gadis. Meski punya wajah tampan, kalau dia hanya bisa mengagumi seorang gadis dari jauh untuk apa. Ya, Jungkook memang menyukai Park Elizabeth, teman sekelas Hyera. Gadis itu jadi populer belakangan ini karena rumor yang beredar. Banyak yang bilang bahwa Park Lily adalah trainee perusahaan besar. Aku tidak tahu lebih lanjut karena malas mendengar gosip anak-anak kelasku.

"Astaga, aku lupa kau hanya anak manja yang berlindung dibalik punggung ibumu."

"Aku bukan manja, hanya saja ibuku terlalu sayang sampai membuatku muak. Padahal kau tahu sendiri kalau aku bukan anak mereka." Meski dia menjawab asal, aku tahu Jungkook juga sakit hati saat mengetahui hal itu.

Mungkin sekitar kelas lima SD, dia yang berniat bolos karena hendak menemani ibunya yang sedang sakit, mendadak dihadapkan pada fakta besar yang tak seharusnya ia tahu hingga nanti.

"Aku tahu."

"Aku ingin mendekati Park Lily, tapi sepertinya dia sudah menyukai orang lain. Orang yang kubenci sekaligus orang yang kau sukai. Kim Taehyung." Ujarnya, menunjuk Taehyung dengan dagunya saat ia melintas bersama Hyera. Oh, jangan lupakan Park Lily yang berlagak ramah mengekori mereka. Aku  tertawa sinis, rupanya ada lagi tikus kecil yang menginginkan milikku. Sepertinya dia hanya gadis biasa yang naif dan polos. Tidak seperti Hyera, Park Lily agak sulit ditebak. Sifatnya terlalu stabil dan mengganjal. Aku jadi waspada.

"Park Lily mungkin bukan ancaman karena dia terlihat polos dan mudah diintimidasi. Tapi awas saja kalau kau sampai menyentuhnya seujung jari. Pasti akan kubalas, Jen."

Oh, jadi si anak manja ini sudah bisa mengancamku ya. Perkembangan bagus, tidak sia-sia aku mendidiknya sepuluh tahun terakhir.


"Perkembangan besar Jeon, kau sudah bisa mengancam dengan baik."

"Aku serius."

Kujawab dengan anggukan saat dia mulai merajuk, lalu kembali melanjutkan makanku yang sempat tertunda karena pembicaraan kami. Sampai detik ini aku masih tidak percaya bahwa Jungkook yang punya paras setampan ini bisa jadi sangat cupu dan manja. Oh, dia juga gampang merajuk.

Lima menit kemudian, makananku tandas. Jungkook menyusul tak lama kemudian. Lalu kami berdua segera pergi karena ada hal yang perlu diurus. Kemarin, tentang anak baru yang melihatku dan Taehyung. Aku sudah menceritakan semuanya pada Jungkook. Meski terlihat tidak menyakinkan, Jungkook lumayan bisa dipercaya. Anak ini punya bakat yang luar biasa. Dia menguasai arus informasi disekolah ini. Dan juga menguasai program IT, itu bakat yang sangat berguna— dan jangan lupa, sangat menguntungkan.

[✔] Choose You | Revenge and the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang