6

79 5 1
                                    

Tak terasa sudah 1 tahun Velly berada di SMA Pelita Bagi Bangsa, dia merasa seperti mimpi bisa-bisa nya selama 1 tahun ini dia tidak pernah menyapa seseorang yang sampai saat ini berada di hatinya.

Selama kelas 10 ini velly memang jarang melihat Marel, dia tidak dapat membohongi dirinya sendiri bahwa dia merindukan Marel.

Dan hari ini saatnya pembagian Raport di sekolahnya, Velly menemani Mamanya untuk mengambil Raport.
Velly mendapatkan peringkat 3, sementara Sisi mendapatkan peringkat 2, sementara peringkat 1 di dapatkan Anita.
"Cie peringkat 1, selamat Sayong" Ucap Velly memeluk Nita
"Iya, selamat juga Velly, sisi" balas Nita
"Sisi juga selamat ya" kata Velly seraya memeluk sisi
"Makasih Vell. Tapi kita ga sekelas lagi. lu, Winda, Airi, Anita enak sekelas" balas Sisi murung
"gapapa si, lu kan masih bisa ke kelas kita" Jawab Velly

Velly, Anita, Winda, dan Airi mendapatkan kelas 11 IPS 2, sementara Sisi mendapatkan kelas 11 IPS 1.
Velly sangat kecewa karena tidak masuk IPA, karena rata-rata nilai IPS Velly lebih tinggi di banding rata-rata nilai Ipa nya.
Sistem sekolah Velly untuk memilih jurusan harus sesuai dengan nilai rata-rata Raport bidang studi. Rata-rata tertinggi itu yang akan menentukan jurusannya

Tapi rasa kecewanya terbayarkan ketika dia mendapatkan peringkat di kelasnya.

Setelah mendapatkan Raportnya Velly dan mamanya bergegas Pulang, dengan rasa penasaran yang menghampiri hatinya, dia sangat penasaran dengan kelas Marel.
Sewaktu Mama Velly berada di dalam ruang kelas, Velly di temani dengan Nita berkeliling kelas mencari nama Marel tapi tak sedikitpun mereka temukan nama tersebut.

___

Velly yang sudah sampai rumahnya, memasuki kamarnya dan duduk di tepi kasurnya, dia masih memikirkan kejadian tadi dia dengan Nita yang tak kunjung menemukan kelas Marel
"Kelas Marel dimana ya?, kok perasaan gua ga enak si" Ucap Velly yang berbicara sendiri
"Oh iyah, apa gua hubungi mamanya Marel aja, gua sms mama nya aja deh daripada gua penasaran kayak gini" Ucap Velly seraya membuka kontak yang berisikan nomor Mama Marel.

Awal masuk ke kelas 10 mama Marel sempat meminta nomor Velly, dan selalu menanyakan gimana keadaan Marel. pernah sekali mama Marel meminta Velly untuk mengantarkan bekal Marel yang dititipkan di pos, tapi Velly tidak berani mengantarkan pada Marel dan berinisiatif menyuruh temannya untuk mengantarkannya.

Velly juga pernah bertanya pada Mama Marel apakah Marel masuk sekolah atau tidak, karena dia jarang sekali bertemu dengan Marel, dan Mama Marel selalu bilang Marel selalu masuk, dan Velly tau bahwa Marel bolos dari teman-teman nya yang berada di 10 satu, dan dia tidak tau kemana Marel bolos, dan Velly tidak berani dan tidak enak untuk memberitahu kepada orang tua Marel, karena dia tidak ingin mencampuri yang bukan urusannya. walaupun dia sangat khawatir dengan keadaan Marel.

Semenjak Sma Marel sangat berubah dia tidak seperti orang yang Velly kenal, Marel yang dulu sangat rajin bahkan tidak pernah tidak masuk kecuali sakit.

Jari Velly mulai menari-nari diatas keypad hp nya dan mengirimkan pesan kepada Mama Marel

Velly :
"Selamat siang tante, maaf Velly ganggu. Velly mau kasih tau hari ini pengambilan Raport, apakah tante sudah mengambil Raport Marel? Terimakasih tante.

Tante Marel
Siang Velly, iya tadi sy sdh ambil rapot Marel

Velly :
Syukurlah Tan, Velly pikir tante lupa, Oh iyah maaf tante Velly mau tanya Marel masuk jurusan apa dan kelas apa ya? Soalnya tdi Velly sempet liat ke kelas-kelas tapi tidak ada nama Marel.

Tante Marel
Marel tinggal kelas vel 😭

Velly:
Hah? Serius tante? Ga mungkin tante. Velly kenal Marel, Marel anak yang pintar dia tdk mungkin tidak naik kelas.

Mendengar pernyataan dari Mama Marel Velly seketika meneteskan air matanya, dia tidak percaya jika Marel tidak naik kelas.

Tante Marel
Iya Vel, Marel tidak naik. Karena alfa dia sangat banyak, Tolong suport dia ya.

DAM

Seperti ada pisau yang menancap di dadanya, Velly merasa sangat bersalah dan terus merutuki dirinya dan tak terasa cairan bening keluar dari matanya terus menerus seperti hujan yang begitu deras
"Ini semua salah Velly, harusnya Velly kasih tau tante kalau Marel jarang masuk" ucap Velly menangis seraya memegang kedua kakinya dan menanamkan wajahnya tepat diatas lututnya.
Velly kemudian kembali mengetik dan membalas pesan Mama Marel dengan mata yang berkaca-kaca membuat penglihatannya sedikit kabur

Velly:
Iya tante. Velly akan suport Marel. Tante yang kuat dan sabar ya. Maaf tante Velly mau tanya apakah Marel akan pindah atau tetap di Sma Pelita?

Tante Marel
Tetap Vel. tante minta tolong kamu untuk dukung dia dan kasih dia semangat ya.

Velly:
Iya tante Velly pasti akan dukung dan memberi Marel semangat, tante juga harus semangat

Tante Marel
Terimakasih ya vel

Velly:
Sama-sama tan

Velly terus terngiang-ngiang oleh pernyataan Mama Marel dia benar-benar sulit mempercayai itu, dia merasa bahwa itu hanya mimpi, dia terus menepuk-nepukan pipinya seraya menangis tersedu-sedu
"Ga mungkin!!! Hiks.. Hiks.. Hiks.."

Pupus sudah harapan Velly untuk sekelas lagi bersama Marel, karena Marel akan menjadi adik kelasnya.

Velly kembali memegang hp nya dan membuka akun media sosial Marel yaitu facebook Marel dan mengirimkan pesan pada Marel

Marel Thompson

"Marel, lu yang kuat dan sabar ya. Gua tau ini berat buat lu, tapi gua yakin lu bisa melewati semuanya dan kembali bangkit, jangan patah semangat ya Mar, gua akan selalu suport lu"
Setelah mengetik dan mengirim pesan, Velly merasa lelah dan akhirnya terlelap di kasurnya dengan hp yang masih berada di dalam telapak tangannya.

Setelah beberapa hari tidak dapat balasan dari Marel akhirnya Velly kembali mencek Fb nya dan melihat inbox yang dia kirimkan kepada Marel dan ternyata hanya dilihat oleh Marel tanpa ada balasan.
"Mungkin Marel lagi butuh waktu sendiri" batin Velly

.
.
Kasian  Marel yah genks
Apa Velly akan melakukan apa yang dikatakan Mama Marel?
Thanks For Reading
Plis tinggalkan jejak Vote + Coment

Waiting To Be EndedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang