Seul Gi berjalan gontai. Ia masih menangis sesenggukan. Pria itu masih mengikuti Seul Gi menggunakan mobilnya dan membiarkan jendela mobilnya terbuka agar bisa berkomunikasi dengan Seul Gi.
"Aku baik-baik saja, Ahjussi. Lebih baik jangan ikuti aku lagi..." Seul Gi terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun pada pria itu.
Kang Seok Jun. Pria itu adalah teman lama ayah dan ibunya. Pria berpostur tinggi itulah yang selama ini menjadi perantara antara Seul Gi dan ibunya. Seok Jun Ahjussi begitu dekat dengan Seul Gi sejak ia masih kecil. Seok Jun Ahjussi selalu membawakan apapun yang ibunya berikan pada Seul Gi. Ayah dan ibunya memang telah lama berpisah sejak usia Seul Gi tiga tahun. Ibu meninggalkannya tanpa pernah menemuinya hingga detik ini. Seok Jun Ahjussi selalu menghibur Seul Gi bahwa ketika ia berusia tujuh belas, ibu akan datang menemuinya. Tepat di hari Minggu, di musim panas yang cerah.
Sejak itu, hari-harinya selalu dipenuhi impian tentang pertemuannya dengan Ibu yang bahkan wajahnya saja benar-benar tak tersisa dalam ingatan Seul Gi. Selama itu, ayah sama sekali tidak pernah sedikitpun bercerita tentang waktu yang pernah mereka habiskan bersama Ibu. Selain karena sibuk bekerja, Ayah memang selalu menghindar dan tak suka jika Seul Gi bertanya apapun tentang Ibu. Sebagai orang yang telah memberikan jiwa dan raganya untuk Seul Gi selama ini, Seul Gi sangat memahami apa yang mungkin, telah, dan sedang ayah rasakan. Jadi ia tak pernah lagi menyinggung apapun tentang Ibu di hadapan ayah.
Bahkan, sebagai teman, ayah dan Seok Jun Ahjussi pun selalu bersikap dingin setiap kali bertemu. Ayah hanya akan meninggalkan Seul Gi berdua saja dengan Seok Jun Ahjussi setiap kali ia datang. Seperti ada benteng yang menjulang tinggi yang membatasi segala interaksi antara kedua pria yang sama-sama berarti untuk Seul Gi selama ini.
"Seul Gi-yaa..." Suara lembut Ahjussi kembali terdengar. Seul Gi bergeming. Ia tetap berjalan walau dengan langkah yang gontai.
"Maafkan ibumu Seul Gi-yaa.. Dia benar-benar belum bisa dan belum siap menemuimu..."
Tak ada jawaban dari Seul Gi yang masih menangis sesenggukan.
"Keundae, dia berjanji akan ... "
"Jangan pernah berjanji lagi! " Ucapan Seok Jun Ahjussi terpotong oleh Seul Gi yang berbicara sambil berteriak dan berhenti berjalan. Ahjussi membatu, menatap sedih gadis malang di hadapannya.
Seul Gi membalikkan badannya dan menatap tajam pada Ahjussi yang masih membatu di dalam mobilnya.
"Katakan pada wanita itu, aku menghabiskan waktu 14 tahun hanya untuk menunggunya! Setiap detik yang aku lewatkan kuhabiskan hanya untuk menunggu hari ini! Hari Minggu di musim panas ketika aku berusia 17 tahun!" Seul Gi berteriak sejadi-jadinya. Ahjussi tercekat, ia tak dapat membantah lagi kata-kata dan kenyataan yang membuncah dari mulut gadis itu.
"Ini hari yang sangat buruk! Ternyata Aku menunggu hal yang sia-sia saja sepanjang hidupku ini..." Racauan itu terdengar menyakitkan. Ahjussi benar-benar tersiksa mendengarnya.