AFTER 15 YEARS

1.5K 110 3
                                    


DRABBLE



Kehidupan telah berubah untukku. Tanpa kusadari. Makan malam romantis berubah menjadi pertemuan bisnis. Panggilan telepon yang pendek dan manis darinya menjelma menjadi telekonferensi yang panjang. Hadiah bukanlah sebuah prioritas (lagi). Seharusnya, ada benda berwujud yang diberikan dari apapun yang telah ditanam. Menghabiskan sepuluh ribu won pada sebuah bouquet untuk Hari Valentine rasanya sia-sia – kau akan membuang setidaknya satu jam untuk mencari area parkir di pusat kota.

Tidak ada waktu jeda dari kesibukan kantor dan perencanaan untuk masa depan. Kapanpun dia, dalam kesempatan kecil, mencoba untuk mengekspresikan perasaannya. Aku terlebih dulu memotong dengan 'ini semua hanya untuk kita, Boo' dan Jaejoong biasanya diam untuk satu bulan atau lebih.


***



Akhir-akhir ini aku harus pergi ke Berlin selama seminggu untuk perjalanan bisnis. Aku sedang mengerjakan proyek yang penting. Aku bahkan tidak bisa berbicara selama lima menit pada orangtuaku yang rela terbang selama lima belas ribu mil hanya untuk menemui kami. 


Aku meneleponnya untuk memberi tahu bahwa aku harus pergi sore itu. Itu bukan hal yang baru untuknya. Sudah sering terjadi, dan setiap kali, di sore hari, aku melihatnya berdiri di pintu, tersenyum, dengan koperku yang dikemas dengan semua barang aku perlukan. 


Aku check in jam 3 sore di NH Hotel Berlin. Aku ingin melatih presentasiku sebelum bertemu dengan senior management. Aku yakin bahwa Jaejoong sudah menyimpan filenya. Kubuka tas kulitku dan file itu tidak ada! Bagaimana bisa? Jaejoong tidak pernah melupakan semua hal yang kubutuhkan. Aku tidak dapat mengontrol emosiku. Ku lempar semua barangku dan ku keluarkan satu per satu bajuku ke lantai NH Hotel yang dingin.


"Ini dia, phew leganya" aku menghela nafas. Aku tau Jaejoong tidak akan pernah melewati permintaan kecilku. Dan untuk file penting ini. Aku telah dengan khusus mengingatkannya.

Kubuka file tersebut, dan kutemukan sebuah surat berwarna pink, sesuatu yang mirip dengan apa yang biasanya kami bagi, dulu, sebelum pernikahan kami. Waktu itu, cinta tidak dibuat di internet. Sudah lebih dari lima belas tahun yang lalu. Surat pink itu memiliki kartu ucapan dengan tempelan gambar hati berwarna merah diatasnya. Tertulis "Miss you my dear Yunnie Bear"


Saat aku kembali ke Incheon Airport. Aku membelikan sesuatu untuknya setelah beberapa tahun, hanya untuknya. Sebuah cincin permata yang akan terlihat semakin indah di jari cantiknya. Aku sangat merindukannya. Lebih dari yang pernah kurasakan. 


END



***

Hi, this is my 1st ever story haha which is kritik dan saran sangat diperlukan

And thankyou for visiting ^3^

FIRST LOVE NOTEWhere stories live. Discover now