Paregreg, Senjakala Wilwatikta

3. bagian tiga

" Apakah nawala undangan untuk penobatan Bhre Mataram Wikramawardhana sebagai raja menggantikan mendiang Prabhu Rajasanegara sudah dikirim ke kedaton-kedaton pendukung serta kerajaan sahabat Kakang Rakryan Kanuruhan?" tanya Patih Amangkubhumi Gajah Enggon

"daulat Adi Mahapatih, semua nawala undangan sudah sejak pekan lalu dikirim oleh para hulubalang ke semua kedaton penghubung" jawab Rakryan Kanuruhan Mpu Soma

"baguslah kalo begitu Kakang, aku berharap semua pemimpin kedaton itu bisa memenuhi undangan sebagaimana harapan Dewan Saptaprabhu yang telah memutuskan bahwa Bhre Mataram Wikramawardhana, yang akan menggantikan mertuanya sebagai raja di Wilwatikta" ujar Patih Gajah Enggon

"namun aku tidak yakin kalau anakmas Bhre Wirabhumi Rajanatha bakal mau menghadiri penobatan adik iparnya Adi Mahapatih" ujar Rakryan Kanuruhan Mpu Soma

"Itulah Kakang, sejak mendiang Bhre Wirabhumi Wijayarajasa menyatakan diri sebagai pemimpin kedaton wetan sebagai kembaran Wilwatikta, hubungan keluarga wangsa Girindra memang mulai memanas, apalagi sekarang, sejak Bhre Wirabhumi Rajanatha pernah bilang hanya mau menjejakkan kaki ke Wilwatiktapura jika dinobatkan sebagai Raja, hubungan itu semakin panas saja" ujar Patih Gajah Enggon

"kalau saja dulu mendiang Gusti Prabhu Rajasanegara meniru yang dilakukan mendiang Gusti Prabhu Kertarajasa yang mengangkat Dara Petak sebagai Stri Tinuheng Pura (istri yang dituakan di istana), maka Wilwatikta tidak akan seperti ini Kakang" ujar Rakryan Mpu Soma

"Semua sudah terlanjur Adi, meski sebenarnya memang sebagai anak laki-laki kesayangan, anakmas Bhre Wirabhumi Rajanatha dulu tak pernah menginginkan posisi raja, tapi karena pengaruh kakek neneknya serta bibinya Dyah Indudewi akhirnya Bhre Wirabhumi Rajanatha kemudian juga berkehendak menjadi raja" ujar Patih Gajah Enggon

Demikianlah, di dalam istana, para pejabat terutama yang telah berusia sepuh merasakan keprihatinan yang mendalam dengan situasi tegang antara keluarga penguasa Wilwatikta itu.

Namun memang dewan Saptaprabhu yang terdiri dari keluarga inti mendiang Raja Rajasanegara telah memutuskan bahwa Wikramawardhana, suami dari anak perempuan Raja Rajasanegara yang berama Kusumawardhani dengan tanpa menghiraukan penolakan dari keluarga yang lain yang berpihak pada Bhre Wirabhumi Rajanatha, anak laki laki Raja Rajasanegara.