Caca melirik ke arah pergelangan tangan lelaki di sampingnya.
"Setengah jam lagi, huuuft," gerutunya. "Ini lift jalan ngga sih, lambat banget."
Caca menggigit kukunya. Hal itu dia lakukan jika sedang gelisah. Hari ini hari pertamanya bekerja sebagai announcer radio, yang ada di lantai tujuh gedung itu.
"Aduh kalau telat gawat nih, ini baru lantai tiga lagi, " rutuknya. Lelaki disampingnya nampak terganggu dengan polahnya.
" Hey, kamu bisa diam ngga sih! Belum pernah naik lift ya? " ujarnya kesal.
Caca menoleh ke arah lelaki itu, syukurnya dia dikaruniai ilmu menahan diri, jika tidak pasti dia akan segera membelalakkan mata,teringat oppa oppa korea. Lelaki ini sungguh sempurna, tinggi, kulitnya bersih, hidung mancung, dan bermata tajam kecoklatan.
"Kenapa bengong, terpesona ya?, keluar sana!" ujar lelaki itu padanya.
" Eeh, apa hakmu mengusirku? Emang ini lift nenek mu, enak aja," Caca memandang ke arah lelaki itu dengan pandangan melotot.
Diluar dugaan cowok disampingya itu terkekeh geli.
"Mata kecil gitu, emang bisa melotot," gumamnya dengan mata mengecek.
" Ngga lucu!" timpal Caca sewot.
"Terserah kamu lah, cewek aneh, " ujarnya sambil melangkah keluar lift.
Lift kembali tertutup." What, lantai 12? Cowok sialan," Caca menepuk keningnya.
Dia segera menekan tombol angka 7.********
"Oke musik lovers, lagu tadi menutup jumpa kita petang ini, saya Natasya pamit, see you tomorrow keep spirit and bye bye,"
"Huuuft, finally," gumamnya sambil merapikan jilbab.
Natasya, gadis berkulit putih dengan hidung mancung dan mata yang sedikit sipit itu nampak lega dan puas.
Natasya gadis yatim piatu, saat usianya menginjak dua tahun, kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan, dia sendiri tidak memiliki saudara. Setelah enam tahun, nenek yang mengasuhnya juga meninggal, kini dia tinggal bersama Ranti , budenya.
Ranti sendiri mempunyai dua orang anak, satu laki-laki dan satu lagi perempuan. Yang laki-laki sudah bekerja dan yang perempuan sebaya dengan Natasya. Sebenarnya bude memperlakukan dirinya dengan sangat baik, demikian juga Faris anak laki-laki bude, namun tidak demikian dengan Frida, dia sangat tidak menyukai Natasya. Meski begitu Natasya menganggap itu wajar dan dia sering mengalah.
Caca demikian dia biasa di panggil.
"Caca, besok usahakan jangan nge pas datangnya kaya tadi ya," Mba Sulis bagian program director mengingatkan.
"Iya Mba, maaf. "
Ponselnya berbunyi, satu pesan masuk.
[Hai non, keren dah siaran perdananya, proud of you Ca,]
[Seriusan keren?,]
[Iyaa, eh jangan lupa ya, siapin foto paling menarik buat features kamu]
[Oh iya hampir lupa, oke makasih ya Ren]
[Oke, see you Ca]
*******
Tergesa gesa Caca menuju lift, baru saja pintu lift hendak menutup."Eeh, please tunggu, "
" Huuuft, Alhamdulillah thanks ya, " Caca mengalihkan wajah nya ke lelaki yang memenuhi tombol di lift tadi.
Eh ini bukannya cowok yang tadi ya, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of the heart (End) Sebagian Sudah Dihapus
RandomYatim piatu sejak kecil membuat Natasya menjadi gadis tangguh, meski seringkali menghadapi masalah dalam hidupnya. Arka lelaki tampan, kaya raya namun mempunyai masa kecil yang tak kalah menyedihkan. Pertemuan mereka yang tak biasa membuat...