BEST GIFT

918 98 0
                                    

Cetak miring = Flashback

-------------------------------


YUNHO POV



BLAM!

Aku membanting pintu mobilku.

Lelah sekali hari ini. Badanku rasanya hampir remuk. Bekerja seharian dengan setumpuk file di atas meja, data-data dan grafik yang kupelototi sejak pagi di layar laptopku, belum lagi setumpuk dokumen yang harus kutandatangani.

Aku melirik jam tangan yang melingkar di tangan kiriku.

Pukul 10 malam.

Fiuhhh..

Sebenarnya aku ingin langsung pulang saja tadi, saat jam dinding ruanganku menunjuk ke angka 5, waktunya pulang. Tapi, teman-temanku menyeretku paksa ke tempat karaoke, mengajakku berpesta, minum-minum.. Hah, pesta.. aku tidak membutuhkan semua itu. Yah, aku datang hanya untuk menghargai teman-teman kantorku yang sudah bersusah payah mempersiapkan surprise party.

Pesta kejutan?

Hm, ya.. sebenarnya hari ini adalah hari ulang tahunku. Sejak jarum jam berdentang 12 kali tadi malam hingga detik ini, aku sudah menerima rentetan surprise party. Hyungku yang pertama melakukannya. Ia muncul di pintu kamarku dengan topi kerucut yang membuatnya tampak lucu, sebuah kue tart dengan sebatang lilin menyala di atasnya, lalu ia menyanyikan lagu ulang tahun dengan suara sumbangnya. Suaranya bagus sih sebenarnya, hanya saja aku tidak mau mengakuinya. Haha.

Kangta hyung, orang yang selalu menjadi yang pertama mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Kau tau? Sejak umurku 5 tahun! Dan hingga kini, umurku 25 tahun. Berarti sudah 20 kali ia bertingkah konyol setiap tahun. Tak peduli dalam kondisi seperti apapun, ia selalu menjadi yang pertama. Sampai saat ini belum ada yang berhasil menaklukan rekornya.. hahaha, entah seberapa sayangnya ia padaku hingga ia seperti itu. Tahun lalu saat ulang tahunku yang ke 24, badai salju menerpa Gwangju, dan ia sedang berada di Seoul untuk bertugas. Ia tak bisa pulang ke Gwangju karena kondisi tak memungkinkan, sementara sinyal handphone memburuk. Kau tau apa yang ia lakukan? Ia naik ke atap hotel tempatnya menginap demi mendapatkan sinyal, membawa sepotong kue tart dengan lilin di atasnya, meneleponku dengan suaranya yang putus-putus, lalu bernyanyi. Padahal saat itu angin bersalju sedang bertiup kencang. Ia bilang kuenya membeku dan meminta maaf karenanya. Ish, pabbo.. aku lebih mengkhawatirkan dirinya daripada kuenya. Setelah itu sudah bisa dipastikan, ia terkena flu.

Pagi harinya, saat aku membuka pintu apartemenku, sekotak coklat dan sebuah kado besar sudah tergeletak manis di depan pintu. Dengan sebuah kartu ucapan berwarna pink berbentuk hati. Tanpa membacanya pun aku sudah tahu siapa pengirimnya. Seorang yeoja di lantai 3 yang diam-diam menyukaiku. Padahal apartemenku di lantai 6 dan belum ada lift disini, tapi setiap pagi sebelum ia berangkat, ia selalu meletakkan apa saja di depan pintuku. Entah itu sekotak susu, permen, sebotol air mineral kalau hari minggu, karena ia tahu aku akan berangkat jogging, dan benda-benda atau makanan apa saja. Semuanya ia lakukan sejak 3 bulan lalu sejak aku pindah ke apartemen ini. Dan kali ini adalah benda terbesar yang pernah ia letakkan di pintu rumahku. Entahlah bagaimana caranya ia memindahkan benda ini dari lantai 3 ke lantai 6.

Saat aku tiba di kantor, semua orang menyelamatiku. Beberapa bahkan memberiku hadiah kecil. Waktu makan siang mereka gunakan untuk merayakan ulang tahunku di ruang kerjaku. Mereka bahkan tidak peduli melihat pekerjaanku yang menumpuk minta diselesaikan.

Sepulang kerja, mereka juga masih memaksaku untuk datang ke pesta yang telah mereka siapkan. Mereka bahkan mengundang teman-teman dekatku dan juga Kangta hyung.

MY BEST GIFTWhere stories live. Discover now