Sehari menjadi sang puteri

5.8K 38 4
                                    

Miya tampak senang dengan hidupnya perempuan itu mengangkat kantong - kantong belanjaan dengan senang.
Baru kali ini ia bisa membeli benda - benda yang ia inginkan.
" Miya.. "
Panggil sosok dari belakang, miya menoleh tepat disampingnya terdapat kaca besar.
Dia melihat sesosok perempuan yang memakai sendal jepit dan gaun murahan .
Bagaimana ia bisa berdandan seperti ini.
Ah - sialnya, seharusnya ia lansung memakai gaun yang ia beli dari toko.
" Lo sekarang kerjanya jadi pembokat yaa.. "
Miya menatap kesal,
" hei jalang gue gak pembokat.. "
" terus apa? Pembantu.. Hahaha untung gue jumpa sama lo sendiri kalo sama sirena lo habis "
Inilah alasan kenapa miya benci menjadi miskin, ia benci dihina.
---
Setelah seharian berbelanja miya masuk kesalon. Sebaiknya ia harus memperbaiki penampilan dirinya agar ia bisa terlihat lebih cantik.
Langkah miya terhenti ketika ia melihat papan harga, ternyata menjadi cantik mahal juga.
Hari ini dia sudah menghabiskan 30 juta dan jika ia masuk kesini bisa bisa kartu kreditnya jebol.
Setidaknya ia harus berhemat ia tidak mau dianggap boros.

" lo ngga jadi masuk.. "
Miya menoleh menatap pria tampan yang menyindirnya.
" Gue tadi salah masuk "
" salah masuk atau terkejut ngelihat papan harga "
Kekeh pria itu.
" kenalin nama gue Tara dan salon itu milik kakak gue , jadi gue bisa kok bayarin lo kesana. Asal.. "
" asal apa? "
" lo mau tidur sama gue hahaha.. "
" ngaco lo.. "
Dipikirnya miya cewek murahan apa, meskipun dia ingin tapi dia nggak akan mau merendahkan dirinya sendiri.
" yakin lo ngga mau? Gue kaya kok buat diporotin "
" Rese.. Lo, lo pikir semuanya bisa dengan uang. "
Bullshit jika miya tidak mengatasnamakan uang dari segalanya tapi perempuan itu tak mau terlihat murahan.
Ia harus pandai menjaga harga dirinya sebagai perempuan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PUTERI KONGLOMERAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang