Setelah mendapatkan air mineral dinginnya, Kim segera menempelkan sticky notesnya dan meletakkannya secara diam-diam di tepi lapangan, di dekat kelas Hwang berolahraga. Berutung kali ini Felix tidak memergokinya lagi, atau Kim akan mati kutu digoda oleh Felix.
Heejin duduk di kursi paling belakang, di pojok, yang merupakan tempat favoritnya. Ia tidak peduli dengan guru yang sedang menerangkan pelajaran, Heejin sibuk memandang ke arah luar jendela, ke arah Hwang.
Melihat Kim benar-benar meletakkan air mineral dingin untuk Hwang, Heejin tersenyum lagi. Kim benar-benar baik, Heejin agak kurang enak hati karenanya.
Melihat Hwang berkeringat membuat Heejin tak bisa melepaskan matanya dari sosok Hwang. Dari bermain basket hingga bermain futsal, Hwang bisa melakukan semuanya, dan membuat Heejin semakin kagum terhadapnya.
"Ck! Bukannya belajar!" kata Jihoon yang tiba-tiba duduk di sebelah Heejin.
"Anjir kaget! Ya biarin lah, kak. Hwang lebih menarik daripada pelajarannya." kata Heejin.
Heejin kembali melemparkan pandangannya ke luar jendela. Oh, sekarang Hwang sedang membaca sticky notesnya. Hati Heejin mendadak berdebar.
Hwang terlihat seperti mendiskusikan isi sticky notesnya dengan Felix, dan keduanya terlihat tertawa.
Hwang terlihat menyeka keringatnya dengan handuk kecil yang ia bawa. Melihat tingkah Hwang, wajah Heejin kembali memerah.
"Hwang mulu, Hwang mulu." protes Jihoon.
"Biarin lah, Hwang ganteng juga." kata Heejin.
"Kenapa sih lo bisa suka banget sama Hwang Hwang itu?" tanya Jihoon.
Heejin membalikkan pandangannya pada Jihoon. Pertanyaan Jihoon berusan, apa perlu di jawab?
"Gue juga gak tau, kak. Gue udah suka sama Hwang selama ini." jawab Heejin.
Jihoon menganggukkan kepalanya. Cinta memang rumit untuk dijelaskan.
"Tadi gue liat lo ngobrol-ngobrol sama Kim di tepi lapangan. Lo kenapa sih maksain banget panas-panasan? Lo kan tau sendiri lo gak bisa panas-panasan gitu?" tanya Jihoon, nada bicaranya agak meninggi.
Jihoon menyayangi Heejin seperti adiknya, tentu ia tidak bisa membiarkan Heejin melakukan hal yang akan berdampak buruk pada dirinya, yaitu terkena terik matahari terlalu lama.
"Tadi ada Kim disitu, gue samperin. Ternyata ada Hwang juga lagu olahraga. Rejeki nomplok dong liat cogan keringetan." jawab Heejin.
Jihoon mendorong kepala Heejin perlahan. "Ngeyel banget sih dibilangin. Awas aja kalo ketauan panasan lagi." kata Jihoon.
"Iya iya. Perhatian amat sih." kata Heejin bercanda.
"Perhatian lah. Kan gue abang lo." kata Jihoon.
Heejin hanya mendengus malas dan kembali menatap ke luar jendela. Hwang tampak sedang meminum air mineralnya sambil sesekali melihat ke arah sticky notesnya. Biarlah Hwang hanya tau bahwa Kim yang memberikannya air mineral beserta sticky notesnya. Memang benar Kim, tapi itu semua atas permintaan Heejin.
"Kak! Hwang mau mulai futsalan lagi. Gue keluar ya, mau ngeliat ciptaan Tuhan paling sempurna." kata Heejin.
"Gue ikut. Nanti kalo gak diawasin, lo nekat panasan lagi." kata Jihoon.
"Enggak anjir, kak. Gue nonton di kursi depan kelas." kata Heejin.
"Pokoknya gue ikut." kata Jihoon.
Heejin dan Jihoon berjalan beriringan keluar kelas dan duduk di kursi di depan kelas, seperti kata Heejin tadi. Toh karena kelasnya berhadapan langsung dengan lapangan, duduk di depan kelas seperti ini sudah cukup.
Hwang kembali bermain futsal dengan teman-temannya dan tentunya, kembali berkeringat.
"Hobi banget keringetan sih, gak tau apa yang disini meleleh liatnya." kata Heejin bermonolog.
Jihoon hanya menahan tawa melihat aksi Heejin. Heejin menatap tajam Jihoon, memberi kode -atau memaksanya berhenti tertawa, dan Jihoon mendadak harus menghentikan tawanya.
"Lorong rame banget, ya kak?" kata Heejin.
"Lorong emang biasanya rame." kata Jihoon.
➖tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Untouchable ➖H.Hyunjin, J.Heejin, K.Hyunjin
Fanfiction"Jangan lupa kasihin ultra nya, ya. makasih, Kim" Penguanlin© 2018