Kim menghela nafasnya di depan loker milik Hwang. Pagi ini bisa menjadi pagi terakhir ia meletakkan ultramilk untuk Hwang. Kim sedih, karena setelah ini ia harus berpisah dengan Heejin.
Tahap terberat menjadi seorang indigo seperti Kim adalah ketika ia harus melepaskan seseorang —sesuatu, yang berarti baginya. Dalam hal ini, Heejin.
Kim menutup pintu loker perlahan dan berjalan gontai menuju kelasnya. Sekolah ini akan selalu ramai, tentu saja, tapi entahlah, hari ini rasanya sekolah sepi sekali.
Heejin berjalan mendekati Kim dengan badan semi transparannya. Ia tidak bisa berbohong, ia senang karena urusannya di dunia hampir selesai, namun sama seperti Kim, ia masih belum rela berpisah satu sama lain.
"Kim.." panggil Heejin pelan.
Kim hanya menyunggingkan senyumannya. Ah, semua ini terlalu sakit.
Heejin bergerak perlahan untuk memeluk Kim. Kim kaget karena untuk beberapa saat, ia bisa merasakan tubuh Heejin, meskipun setelahnya tubuh Heejin kembali tembus seperti angin.
"Jin?? Gue bisa meluk lo??" tanya Kim histeris.
Heejin mengangguk sambil tersenyum. "Iya, Kim!" seru Heejin.
Keduanya tersenyum, tapi air mata tetap mengalir dari pelupuk mata keduanya. Sesuai rencana, beberapa hari lagi Heejin akan mengungkapkan jati dirinya pada Hwang.
"Gue harap gue bisa ngebantuin lo sebisa gue. Oh, ya. Gue udah ngomong sama Shuhua. Ayo ke kelas, gue udah janji mau ngediskusiin tentang nemuin lo sama Hwang." kata Kim.
Heejin dan Kim berjalan berdampingan menuju kelas Kim. Meskipun Heejin tidak benar-benar berjalan, tapi semuanya bukanlah masalah bagi Kim.
"Yuk." ajak Kim.
Shuhua sudah berada di bangkunya, ditemani oleh Jihoon. Hmm, bahkan Heejin tidak tau kalau Jihoon dekat dengan Shuhua.
"Lah sejak kapan lo deket sama Shuhua, kak?" tanya Heejin.
"Barusan sih, Shuhua duluan yang nyamperin gue." jawab Jihoon dengan bangga.
"Nyesel gue tanya sama lo." kata Heejin.
Heejin dan Kim segera bergabung dengan Shuhua dan Jihoon, dan membahas tentang rencana mereka.
"Gue bisa ngebuka sixth sense orang. Biar gue yang buka sixth sense Hwang biar bisa ngeliat lo." kata Shuhua.
"Njir ntar kalo Hwang pingsan gara-gara ngeliat banyak hantu gimana, njir? Gue aja sampe bolak-balik pingsan pas pertama jadi hantu." kata Jihoon.
Heejin hanya mendengus mendengar kalimat Jihoon. "Kita kan bisa nyari tempat yang steril, kita usir-usirin hantu yang ada di ruangan itu biar Hwang cuma bisa ngeliat gue." kata Heejin.
"Nah! Ide yang sama dengan ide gue. Tapi dimana kita nemu ruangan itu?" tanya Shuhua.
"Ruang serbaguna di gedung baru bisa kita pake kan? Gue pernah main kesana, kayaknya jarang juga hantu di gedung baru." jawab Kim.
"Gue bisa bantu ngamanin hantu kepo." kata Jihoon.
"Tapi Jihoon tetep jangan nongol. Sebenernya gue takut Hwang shock ngeliat hantu pertama kali, makanya harus di jaga biar Hwang cuma bisa liat Heejin. Rencananya gue juga bakal langsung nutup sixth sense nya Hwang kalo udah selesai." kata Shuhua.
Ketiganya kompak mengangguk, menyetujui kalimat Shuhua.
"Kim, gue tau, lo berat buat ngelepas Heejin, tapi percayalah, ini yang terbaik buat kita semua." kata Shuhua lagi.
Heejin reflek mengenggam telapak tangan Kim, dan tersenyum padanya.
"Besok, gue bakal pergi dengan tenang. Gue sedih harus pergi dari kalian, tapi gue harap kalian ngelepas gue, dan tetep nginget gue di hati kalian.." kata Heejin.
➖tbc
Udah kelar ceritanya s4t, gue kelarin sekarang aja de
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Untouchable ➖H.Hyunjin, J.Heejin, K.Hyunjin
Fanfic"Jangan lupa kasihin ultra nya, ya. makasih, Kim" Penguanlin© 2018