11

14.9K 697 25
                                    

Heylow! Long time no see gengs
Sorry ya baru update jangan lupa klik ⭐ sebelum baca

Happy reading~💜

===oo0oo===

Tingnong...Tingnong...Tingnong...

Bunyi bel apartmen Adrien membuat Aluna menghentikan aktivitasnya yang sedang memasak. Dengan masih menggenakan apron Aluna bergegas menuju pintu untuk melihat siapa yang menekan bel. Dari intercom Aluna bisa melihat orang itu. Postur tubuhnya menunjukkan bahwa orang itu adalah seorang pria namun, Aluna tidak mengetahui siapa pria itu karna tubuh pria itu yang membelakangi intercom.

Ada perasaan takut dalam diri Aluna mengenai pria itu. Ia takut jika pria itu hendak berbuat jahat seperti mencuri semua barang-barang mewah apartemen lalu membunuhnya. Aluna meringis membayangkan itu semua.

Tingnong...Tingnong...Tingnong...

Aluna tersadar saat bel kembali berbunyi. Aluna mengusir segala rasa takut dan pikiran buruknya dan membuka pintu. Dia terkejut saat mengetahui siapa yang ada di hadapannya saat ini.

"Hmm, Hi." Sapa pria itu memecahkan suasana hening yang tercipta diantara dirinya dan Aluna.

"Hi, Jo. Kau.." Jawab Aluna canggung dan belum sempat Aluna menyelesaikan kalimatnya Jonathan sudah terlebih dahulu menjawab pertanyaan yang ada di otak Aluna.

"Oh yeah. Aku tinggal di sini sekarang. Mm maksudku di depan apartemenmu." Ucapnya sambil menunjuk apartemennya.

"Oh ya, silahkan masuk." Ajak Aluna ramah.

"Tidak, Lu terima kasih. Aku hanya ingin memberikan ini kepada tetangga baruku. Sebenarnya aku sudah pindah dari seminggu yang lalu tapi aku baru sempat jadi ya seperti ini." Ucap Jonathan dan menyerahkan strawberry pancake kepada Aluna.

"Terima kasih, seharusnya kau tidak perlu repot-repot." Ucap Aluna sungkan.

"Tidak repot sama sekali. Lagipula sekalian karna aku membuat pancake untuk semua tetanggaku di lantai ini." Jawabnya dengan senyum hangat yang Aluna rindukan.

"Mm Jo."

"Ada apa Lu ?"

"Aku minta maaf atas kelakuan Adrien padamu waktu itu."

"Tidak apa, aku memakluminya. Cemburu itu memang menyebalkan karna mengalahkan logika." Ucapnya dengan ekspresi jenaka khas milik seorang Jonathan Bailey.

"Terima kasih Jo. Untuk pancake dan pengertianmu."

"Tidak masalah Lu. Anything for you."

Aluna tertawa dengan tingkah lucu Jonathan. Waktu tidak mengubah sosok Jonathan. Ia tetap menjadi Jonathan Bailey, sahabat Luna kecil yang menyenangkan dan lucu. Luna bersyukur karna Tuhan mempertemukan mereka kembali. Sepertinya Tuhan memang sedang memberinya limpahan kasih dan sayang pasalnya secara berturut-turut ia mendapatkan kebahagian. Yang pertama, ternyata cintanya pada Adrien tidak bertepuk sebelah tangan dan kedua, dipertemukan dengan sahabat kecilnya.

"Terima kasih banyak Tuhan atas semua yang sudah kau berikan padaku." Ucap Aluna dalam hati.

"Baiklah Lu, aku harus pergi ke rumah sakit karna ada beberapa pasien yang harus aku cek keadaanya. See ya." Ucapnya lalu mengecup pipi Aluna dan berlari menuju lift.

Sedangkan di lain sisi Adrien mengawasi semua sikap Aluna dari kamera pengintai yang tersebar di luar dan dalam apartemennya. Kejadian dimana Jonathan mengecup pipi Aluna pun tak lepas dari penglihatannya. Tanggan Adrien mengepal erat sampai memutih.

"Baru satu hari kuberi kebebasan kau sudah bertingkah Aluna. Lihat apa yang akan aku berikan padamu setibanya aku di rumah." Ucap Adrien dengan smirk kejam andalannya.

Ddddrrrttt...dddrrrttt....

Ponsel Adrien bergetar karna ada panggilan masuk dari anak buahnya.

"..........."

"Okay, awasi terus dia."

===oo0oo===

Pagi yang cerah Aluna terbangun dari tidur nyenyaknya. Bahagia memang terus melekat pada Aluna akhir-akhir ini. Sikap Adrien yang manis walau  sedang sibuk dengan urusan bisnisnya di luar negri. Satu persatu sisi hangat dan manis Adrien terkuak di depan Aluna. Hal itu membuat Aluna semakin merindukan Adrien padahal baru dua hari mereka terpisah. Cinta memang aneh membuat orang yang merasakannya pun ikut-ikutan aneh.

Aluna yang sudah rapih memutuskan pergi ke dapur untuk memasak sarapan sederhana untuk dirinya sendiri. Saat melihat kulkas yang kosong dan hanya terdapat dua buah butir telur dan susu.

"Hah untunglah setidaknya aku masih bisa sarapan dengan ini."

Aluna memasak dua buah telur dadar dan menambahkan keju diatasnya lalu memakannya dengan tenang. Dibersihkannya peralatan memasak dan piring kotor yang digunakannya lalu pergi ke super market terdekat untuk membeli keperluan rumah yang hampir habis.

Sesampainya di super market Aluna langsung mengambil semua kebutuhan yang diperlukan untuk apartemen, Adrien dan dirinya sendiri. Setelah dirasa cukup Aluna segera membawa belanjaannya ke kasir dan membayarnya dengan black card milik Adrien.

Hujan lebat membasahi kota Seattle, Washington DC. Di sebuah gedung mewah pencakar langit Adrien tengah sibuk berkutat dengan kertas-kertas yang membuat kepalanya pusing. Anak perusahan yang berada di bawah naungan Reynolds Company secara bersamaan mengalami masalah.

"Aaaarrrgggghhhh!!! Sialan siapa yang melakukan ini semua ? Lihat saja jika aku tahu siapa dia akan kubuat hidupnya menderita."

Tok..tok...Tok...

"Sir." Ucap anak buahnya sambil membungkuk hormat.

"Ada apa ?" Sahut Adrien dengan malas.

"Saya sudah mengetahui siapa yang melakukan ini semua, Sir."

"Siapa ? Cepat katakan bodoh!!"

"Jonathan Bailey."

"SIALAN. BAJINGAN ITU TERNYATA. AWAS KAU JONATHAN AKAN KUBUAT HIDUPMU MENDERITA BAGAI DI NERAKA."

To Be Continued...

===oo0oo===

Jangan lupa vote, comment and sharenya ya! Luv ya💋 #PEACE🤘

See ya!

Hug & Kisses

Xylokyis


[25/08/2018]

PSYCHO LOVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang