Part 9

465 55 11
                                    

Fito sudah baikan sekarang. Mereka selalu tertawa dan tersenyum. Dan itu membuat Vany nyaman. Nyaman berada di samping Fito. Namun, mungkin hal itu akan dia sembunyikan karena dia menyadari keberadaan Caramel yang selalu ada di samping Fito.

Vany tidak tahu jelas apa hubungan keduanya, tetapi mungkin itu sangat dekat. Dia akan hanya tersenyum bersama tanpa masalah karena dia  bukan lah hal nya untuk mengatur hidup orang.

"Vany, kamu kenapa?"tanya Axel menyadari kediaman adiknya itu sepulang dari kampus

"Nggak papa bang"ucap Vany

Vany masuk ke mension. Kemudian dia kembali teringat saat mereka berkumpul dan disitu ada Caramel tepat disamping Fito. Perhatian. Khawatir. Sayang. Cinta. Semuanya dapat di rasakan oleh Vany saat menatap kedua orang itu.

"Come on Vany, lo kagak boleh gituh. Lo nggak boleh egois!"ucap Vany pada dirinya sendiri

"Huft... Lupakan, lupakan semua perasaan lo"tinta Vany pada dirinya sendiri

Entah kenapa hatinya sangat menolak perkataan itu. Mata elang Fito, sikapnya yang hangat tidak bisa mudah Vany hapuskan dari ingatannya.

"Udah, mendingan gue cari udara diluar"ucap Vany berjalan ke luar mension tanpa sengaja dia melewati ruang kerja papanya dan dapat dia dengar suara abang kembarnya tengah beradu argumen dengan papanya.

"Pa, kami tidak masalah kalau dia juga mendapat miliknya tetapi jangan egois pa memberikan semuanya padanya"jelas Dava

"Tapi, itu miliknya"tolak Zeno-papanya Vany

"Tapi kan papa yang mengembangkannya! Sebaiknya papa berlaku adil!JANGAN EGOIS!"ucap Deva dan Dava langsung keluar dari kantor dengan leluasa sedangkan Vany tengah kelelahan setelah berlari dari pintu itu agar tidak disadari oleh mereka semua.

Deva dan Dava tidak sengaja berpapasan dengan Vany. Tetapi Deva dan Dava memasang wajah datarnya dan hawa dingin membuat Vany ketakutan untuk membuka mulutnya.

Vany berjalan ke arah minimarket di dekat rumahnya. Setelah membeli satu kotak susu rasa vanilla dia berjalan kembali dengan sesekali menendangi kerikil yang ada di jalanan. Pikirannya masih bertujuan pada abang kembar nya itu.

Semakin terpusat pikirannya, Vany tidak menyadari sesuatu sedang mengincarnya. Dan....

"Um.... Engh.... Lepas"ronta Vany saat di bekap oleh orang orang berpakaian hitam. Entah kenapa orang orang berpakaian hitam akhir akhir ini sering berurusan dengan dirinya.

"Lepas... Tolong!"teriak Vany sudah berada di dalam mobil itu

"Diam lah nona"ucap orang itu membuat Vany seketika diam saat orang itu mengeluarkan pisau dan mengarahkannya ke arah Vany

Vany tercekat dan kesadarannya hilang membuat semuanya gelap seketika.

••••

Vany terbangun....
Yang dia lihat hanya ruangan gelap yang hanya diterangi cahaya lampu remang remang. Tidak ada satupun disana. Dia berteriak, namun tidak ada satupun orang disana.

"Abang.... Hiks... Tolongin Vany...."lirih Vany disela menangisnya

"Abang.... Papa... Mama..."teriak Vany

"Tup" lampu diruangan itu seketika mati dan membuat detak jantung Vany semakin berpacu dengan cepat.

"Ma... Pa... Abang...." Vany hanya memandang kegelapan itu. Suara pintu di buka pun terdengar tetapi dia tidak bisa melihat dengan jelas orang itu.

Mata pisau telah terarah tepat di leher Vany. Vany mengingit bibir bawahnya saat pisau sudah menempel di lehernya.

"Kau cantik, tapi sayang kau harus mati sekarang"ucap orang itu membuat Vany membulatkan mata

"Bugh" Tubuh seseorang terjatuh

••••
Ayo ramaikan kolom coment ya guys...
Biar gue tambah semangat untuk update ke yang selanjutnya...

See you next part...

When I See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang