SG 2 (Chapter 3 : Pertemuan Kembali)

361 37 8
                                    

Hallo~ masih ada yang menunggu? Hehe

Ini update kok, maaf yaa aku gak update cerita, muncul kesibukan di dunia nyata, jadi ada yang harus aku korbankan yaitu dengan tidak muncul di dunia oren ini

So, minta vommentnya yaa, setidaknya aku ingin tahu pendapat kalian tentang Seoul Ghoul 1 sampai 2 ini, menurut kalian gmn? Ceritanya tersampaikan? Kalian paham? Soalnya aku butuh kritikan juga buat membenah diri mengenai penulisanku.

DLDR nee~

Cerita sebelumnya...

"YAK!!"

Dobrakan tak ada hentinya. Telinga Jimin semakin terganggu dengan suara tersebut. Bahkan teriakan tersebut dapat memecahkan gendang telinganya. Walau sebenarnya ia sedang di kamar, sedangkan dobrakan tersebut berada di pintu masuk apartmant-nya, tapi tetap saja—ia masih bisa mendengar sekaligus merasa terganggu dengan suara tersebut. Apalagi saat editor sialan itu malah menyebutkan sebuah nama yang sebenarnya tidak ingin para tentangganya tahu.

"MIN YOONGI!! AKAN KU BERITAHU ORANGNYA KALAU KAU MEMAKAI PENNAME YANG MENYELIPKAN SALAH SATU NAMA MARGANYA!!"

BRAK!

Jimin memukul mejanya. Ia berdiri dari duduknya—tangannya mengepal kuat, emosinya marah seketika saat editor sialan itu malah membuka aib yang sangat ia jaga saat dirinya masih seorang penulis amatir.

"SIALAN KAU EDITOR!!"

-Chapter 3 (Pertemuan Kembali)-

Café BigHit

Dua namja duduk berhadapan tak berbicara—canggung. Yang satu namja bertubuh pendek bernama Park Jimin dan satu lagi bernama Jeon Jungkook. Sudah lama keduanya tidak betemu setelah insiden kesalah-pahaman saat di kosan waktu itu (ada di chapter 21 Season 1). Jimin yang tidak menerima kenyataan saat itu memilih untuk kabur daripada menyelesaikan masalahnya.

"B-bagaimana kabarmu, hyung?" Jungkook memutuskan berbicara—menghilangkan keheningan yang mereka ciptakan dari saat keduanya berjalan ke arah café ini.

Jimin gelisah, kedua tangannya yang berada di atas pahanya ia remas. Sesekali matanya melirik kearah Jungkook—menatap kearah matanya—yang membengkak.

Kenapa kamu menangis, kookie-ah?, itulah yang dipikirkan Jimin saat mereka bertemu-papasan di jalan. Terdapat air mata yang membasahi pipinya dengan hidung yang memerah saat matanya tak sengaja menatap ke wajah Jungkook.

Ekspektasi yang muncul dalam pikirannya yaitu ingin bertanya pada Jungkook akan keadaannya, tapi mulut tak bisa diajak kerja-sama—mengingat bahwa dirinya merasa tidak dipercayai oleh Jungkook—sahabatnya—teman masa kecilnya. "Aku baik—dan—permisi—aku mau per—"

Jimin segera beranjak karena tak suka dengan kecanggungan yang muncul diantara keduanya, tapi langkahnya terhenti saat Jungkook malah bangkit dari kursinya lalu mengatakan, "Hyung! B-bisa—B-bisakah kita seperti dulu lagi?"

Jimin membalikkan badannya. Matanya membelalak besar saat tak sengaja bersitatap dengan mata Jungkook yang sudah mengeluarkan air hingga membasahi pipinya. Hidung bangirnya memerah, matanya sembab dan bibirnya membentuk bulan sabit ke bawah. Niatnya untuk kabur ia urungkan. Rasa khawatir dalam dirinya muncul hingga kalimat yang selama ini ia urungkan untuk tidak diucapkan, kini terucap pada bibirnya.

"Ayo ke tempatku—"

.

.

.

SEOUL GHOUL [2] -Pending-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang