Chapter 1

7.1K 450 75
                                    

Sebelumnya, maapkan diriku jika ada typo ya... 😅😅

Enjoy your reading...

"Yak bocah!!! Kembali kau!"

"Astaga ahjussi, bukan aku yang melakukannya! Dan berhenti mengejarkuuuu~"

Derap langkah kaki bersahutan terdengar di sepanjang trotoar jalan, ah..dan tak lupa juga teriakan seseorang dari belakang punggungnya seperti auman harimau kelaparan. Mengerikan.

.

Aku terus mempercepat lariku dan terus mempercepatnya agar ahjussi gila itu tak berhasil mengejar dan menangkapku.

Bisa tamat riwayatku kalau sampai tertangkap ahjussi gila yang mengejarku sambil mengacungkan tongkat baseball-nya kearahku.

"Awaaassss! Joseonghamnida." Aku berlari tunggang-langgang menabrak beberapa pejalan kaki di sekitarku dan sesekali menoleh ke belakang.

Tap

Tap

Bruk

Sial!

Aku terjatuh dengan tak elitnya karena tersandung kakiku sendiri. Heol! Tolong garis bawahi, kakiku sendiri. Astaga, kuharap wajah tampanku ini baik-baik saja.

.

.

"Tertangkap kau bocah kurang ajar! Kau harus bertanggung jawab dengan barang-barangku yang sudah kau rusak."

'Tamat riwayatku.' Umpatku dalam hati meratapi nasib malangku hari ini. Dan sepertinya mimpi burukku masih panjang.

"A-Ahjussi. Ehehe, mianhae aku tak sengaja melakukannya. Aku berani sumpah!"

"Hooo... bocah, kau pikir dengan kata mianhae mu itu barang-barangku bisa kembali utuh seperti semula hah?!" berangnya pada bocah dihadapannya itu.

Wah, aku benar-benar dalam masalah. "A-ahjussi lebih baik ki-"

"Aku tak mau tau!" ucapanku terpotong dengan kejamnya seperti ayam milik tetanggaku yang minggu lalu dibuat barbeque.

Ahhh~ mendadak perutku jadi bergemuruh. Aish, hentikan pikiran bodohmu ini kim.

..

Sepertinya kemarahan ahjussi itu telah memuncak seperti gunung api yang akan meletus. Mukanya berubah merah padam bak tomat busuk yang ada di kulkas miniku. Hiiii~ apa aku harus menulis surat wasiat hari ini? Sial sekali.

"Sekarang ikut aku bocah berengsek! Dan pertanggung jawabkan apa yang sudah kau perbuat!" setelah menyemburkan kalimat pedas, ahjussi itu kemudian menyeretku seperti karung beras dengan kasarnya.

Aku mencoba berontak melarikan diri tetapi sia-sia. Ahjussi itu seperti memiliki tenaga buldoser.

"Tiiddaaaaakkkkk!!!!!!" ratapku nelangsa.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ceklek

Brak

Akhirnya aku sampai di rumah. Aku menghempaskan bokong seksiku di sofa ruang tengah. Hari yang sangat panjang dalam sejarah hari-hariku. Mengingatnya membuatku bergidik.

ANSWER [KTH.JJK Family/Brothership]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang