•°•
Taehyung hanya tersenyum miris menatap satu foto yang dikirim Jungkook melalui pesan line. Mesra sekali, tangannya saling bergandengan. Rasanya sesak dan panas melingkupi diri. Ingin marah, ingin mengamuk, tetapi ia sadar. Percuma. Jungkook tidak akan kembali dan mengobati lukanya.
Jeon Jungkook sedang bahagia menikmati liburannya. Niat ingin membalas pesan sirna. Taehyung memilih menekan exit pada layar ponselnya untuk kemudian melemparnya sembarang keatas ranjang. Menghela napas panjang lalu membanting tubuhnya diatas ranjang. Menjadikannya telentang dengan kedua mata menatap kosong langit-langit kamar sembari memikirkan kejadian yang terlewat beberapa hari lalu.
•••
"Terserah! Itu hakmu!"
Taehyung bicara dengan nada sedikit meninggi. Raut wajah garang, tampak sekali dirinya berada dalam suasana hati tidak bersahabat.
"Kenapa kau marah? Aku bicara baik-baik denganmu. Apa masalahnya?" Lalu Jungkook membalas dengan nada tidak kalah tinggi sembari menyentak kasar lengan Taehyung yang bersiap melenggang pergi meninggalkannya.
Awal mulanya sederhana. Jungkook yang tiba-tiba mendatangi apartemen Taehyung tanpa memberitahu sebelumnya. Lantas mendudukkan dirinya diranjang kosong tepat disamping Taehyung berbaring. Tidak perlu menekan bel untuk dibukakan pintu, Jungkook sudah terlampau hafal password apartemen Taehyung sejak empat tahun lalu.
Kim Taehyung sendiri tidak pernah keberatan dengan kedatangan Jungkook yang terkadang sesuka hatinya. Sudah terlanjur biasa, keberadaan Jungkook selalu terasa melengkapi harinya. Ia bahkan sering membiarkan pemuda Jeon menginap diapartemennya. Karena bagaimanapun juga, ia masih mencintainya, meskipun hubungan mereka sudah berakhir sejak satu tahun lalu.
"Selalu seperti ini, marah-marah tidak jelas. Dari dulu tidak pernah berubah memang!"
Jungkook menarik paksa lengan mantan kekasihnya hingga tubuh Taehyung tertarik mundur beberapa langkah kebelakang.Taehyung lantas membalik badan. Menatap tajam Jungkook tepat dimata, dan intens.
"Kubilang terserah! Itu hakmu! Mau pergi dengan Jimin, pergi saja, dia pacarmu kan." Jeda, Taehyung tersenyum miring syarat akan cemooh. "Bukan urusanku."Apa tujuan Taehyung bicara seperti itu? Apa memang sudah tidak ada cinta?
Salah!
Sarkas. Dengan begitu ia berharap mantan kekasihnya sadar bahwa Taehyung tidak pernah rela membiarkannya pergi berdua dengan Jimin.
Tidak sekali dua kali, Jungkook meminta ijin yang sama, dan kala itu Taehyung hanya selalu mengiyakan. Memang jawaban apa yang harus dia beri. Melarang Jungkook? Ck, dia sadar, tidak ada lagi ikatan diantara mereka. Lebih tepatnya, Jimin lebih berhak.