12. Pertemuan kedua

179 23 0
                                    

Atika kini telah menatap jalan yang macet dihadapannya, niatnya yang ingin mengembalikan KTP milik orang yang telah membantunya kemarin harus mundur hingga sore ini.

"Astagfirullah, sudah jam 3 lewat 15 menit" pekik Atika saat melihat jam tangannya.

"Aku belum sholat ashar, kalo gitu aku sholat aja dulu setelahnya aku langsung ke pondok pemilik KTP itu" ucapnya dengan berjalan menuju Pondok pesantren tempat dia mengajar kembali.

Atika seharusnya memang sudah pulang sejak pukul 12 siang tadi, tapi dia harus menghadiri rapat dadakan dengan para pengajar pondok. Belum lagi ternyata di halte sudah banyak tumpukan kendaraan karena aksi demo para buruh dan akibatnya macet.

Setelah kejadian kemarin, Atika takut jika harus berjalan sendirian kearah masjid komplek.

'Lebih baik kembali ke pondok untuk sholat daripada menghadapi kejadian kemarin' pikir Atika.

Belum sempat sampai pondok, Atika menghentikan langkahnya untuk mengangkat telepon yang entah dari siapa.

Abuya is calling...

"Abuya?"

"Astagfirullah aku belum melaksanakan amanah abuya" ucap Atika sambil menepuk keningnya pelan.

"Bismillah, angkat aja" dan akhirnya Atika menggeser layar hijau untuk menjawab telepon.

"Assalamu'alaikum Abuya"

"..."

"Maaf Abuya Atika belum sempat mengembalikan KTP itu karena tadi ada rapat dadakan"

"..."

"Baiklah Abuya, insyaallah Atika langsung kesana sekarang"

"..."

"Iya Abuya, Assalamu'alaikum"

Setelah mendengar jawaban salam dari Abuyanya, Atika menutup telepon dengan menekan layar merah dan membuka App ojol untuk memesan layanan jemput antar lalu setelahnya ia memasukkan kembali pada tasnya.

"Kalo gitu aku sholat di Abuya aja"

Memutar arah jalan Atika menuju tempat dimana bapak ojek berada, dia memilih ojol agar lebih cepat sampai.

*****

"Terima kasih, kembaliannya diambil saja pak"

Setelah membayar Ilham masuk kedalam masjid, dan tanpa disangka dia melihat orang yang kemarin dia dudukkan disini.

"Abdurrahman?"

Laki-laki yang merasa dipanggilpun memutar kepala, lalu setelah melihat orang yang dinantinya dia tersenyum seraya berdiri dan meraih tangan Ilham.

"Assalamu'alaikum pak"

"Wa'alaikumsalam, ada apa?"

"Saya habis dari kantor polisi pak, dan saya baru ingat kalo KTP saya tertinggal disini"

"Kantor polisi?" Seketika air muka Ilham terasa tegang.

"Saya ingin mengembalikan wewenang pihak berwajib untuk memberantas genk di kota ini pak, karena memang sebelumnya saya meminta wewenang itu untuk mengendalikan genk lain. Dan sekarang saya sudah membubarkan genk saya dan saya juga ingin genk lainpun diberantas sebagaimana mestinya agar tidak meresahkan warga lagi" jelas Abdurrahman panjang lebar dan jawaban itu membuat air muka Ilham menjadi lebih santai.

"Alhamdulillah, saya kira apa. Oh iya, KTP?"

"Iya pak, ketika saya diminta KTP oleh pihak polisi saya bingung mencarinya sampai akhirnya saya ingat kalo kemarin saya memberikannya pada bapak"

Abdurrahman X Atika Zaman NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang