Chapter 15
****
Fadil sedang diadili oleh orang tuanya. Gara-gara sering kena masalah orang tua Fadil jadi sering dipanggil ke sekolahnya. Mana sempat mereka datang hanya untuk adu mulut dengan anaknya dan menyogok pihak sekolah lagi? Untuk yang ke 100 kali? Atau bahkan lebih? Punya anak seperti Fadil benar-benar sangat merugikan.
Ayah Fadil sibuk, apalagi Ibunya.
"Kamu nggak bisa diatur ya!"
"Haa??" Jawab Fadil tidak berminat.
"Kamu udah gede, bisa bedain mana yang baik sama mana yang buruk kan?" Kini Ibu Fadil ikut berteriak marah, tidak habis pikir dengan kelakuan berandal anaknya. Fadil diam.
"Kalian yang sibuk, kok Fadil yang dimarahin sih? Makanya kalo mau didik Fadil yang bener itu ya jangan pake via telepon kayak gini. Ini kalian punya anak loh bukan punya binatang peliharaan yang bisa di titipin ke petshop!" kata Fadil marah. Satu telepon rumah berada dekat pada sisi telinga kiri Fadil dengan Ayahnya yang terus saja mengomel, sedangkan sisi kanan terdapat handphone yang mana Ibunya juga mengomel. Haruskah?
Diomongin langsung aja nggak bisakah? Kenapa harus via telephone gini? telinga Fadil budeg.
"Besok mamah suruh sodara kamu yang dikampung buat jaga kamu, nggak ada penolakan."
"Sodara yang mana? Emang punya?"
"Mira! Inget nggak? Dulu waktu kecil kamu sering mandi bareng sama dia. Mira juga suka banget ngintilin kamu." Ibu Fadil berteriak, anaknya ini memang pelupa akut.
"Hahh???!" Seketika Fadil meringsut, Apa??? Mira??!!!
Si cewek bloon yang super bego itu? Mana bisa sih ngejagain Fadil yang hyperaktif kaya lintah disiram garam ini? Ini bukan Fadil yang dijagain, tapi Fadil yang ngejagain. Ayah sama Ibunya gimana sih.
"Apaan si bloon dibawa bawa, nggak, nggak, nggak!!" Tolak fadil, eh Fadil nggak mau ya berurusan sama mahluk astral macam Mira.
"Ngomong yang bener! Mira itu pinter, dapet rangking terus nggak kayak kamu." disebrang telepon sana Ibu Fadil memijit pelipisnya kesal.
Nggak, dia itu tipe tipe manusia purba. Nggak konekan kalo harus hidup sama Fadil dikota kejam nan bengis ini."
Halah, Fadil udah mati kutu aja. Ayah smaa Ibunya kampret banget. Nggak tahan ya Fadil sama perempuan kuno macam Mira. Bisa botak kepala Fadil.
"Besok Mira dateng, sambut yang baik. Oh ya, karena saking pintarnya, Mira itu loncat kelas. Dan dia udah lulus SMA loh dil," ucap Ayahnya nyeleweng.
"Halahhh, bodoamat...."
Tutttt...tutt....
Fadil memutus kedua telepon secara sepihak. Nafas Fadil berderu, jantungnya berdetak, keringatnya bercucuran. Eh Anjir, Fadil harus gimanaa?
♡♡♡♡
Hari Minggu, hari yang seharusnya bisa bikin kepala Fadil refresh. Tapi hari minggu kali ini nggak, Fadil bete.
Didepan Fadil kini berdiri perempuan pendek, mengenakan kaos dengan celena trening. Tangan kanaanya memegang koper yang dijinjingnya dengan susah payah. Nah itu yang namanya Mira. Yes, sir.. yang kata Fadil kayak manusia purba, soalnya dia kampungan banget, tipe cewek yang harus di jelasin kalau lihat hal-hal yang nggak biasa dan nggak ada di kampung. Mira tersenyum menampilkan giginya yang tidak rata, bibir Mira yang kering dan pecah pecah itu mengganggu Fadil. Pokoknya tidak enak dilihat, hah Fadil ilfil mendadak. Melihat Fadil tersenyum kecut, Mira paham. Fadil tidak menyukainya, kedatanganya sangat mengganggu ketentraman Fadil. Sebenarnya juga Mira datang kesini juga dipaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG, Will You Marry Me?
Teen FictionBerkisah tentang anak kecil berjenis kelamin perempuan yang mempunyai cita-cita ingin menikahi temannya yang berjenis kelamin laki-laki. Seribu kali anak perempuan bernama Agi itu meminta teman lelakinya untuk menikah, seribu kali juga anak laki-lak...