EXO Sweet Love

Chapter 16

Setibanya dirumah langsung disambut oleh kesunyian, hanya ada beberapa pembantu dan juru masak. Namun hal itu tidak mengganggu perasaan Donghee, karena ia merasa bahagia karena acara membolosnya tadi selain itu perasaannya dibuat binggung oleh Kai. Waktu menunujukan pukul 11.00 malam, Donghee kini berada di sofa mentap pemberian bunga dari Kai, seketika ingatanya kembali menampilkan moment mereka. Seulas senyumannya menyinggung kedua pipinya hingga tiba-tiba senyuman itu berubah karena...

BRAKK!!! Suara gebrakan pintu utama membuyarkan lamunan Donghee. Terlihat Sehun dengan wajah sedikit lebam masuk ke dalam rumah, lalu berjalan ke kamarnya tanpa mempedulikan Donghee yang menatapnya. Donghee hanya bisa terbengong.

"Donghee, kau belum tidur ?". Ucap So Hyun memegang pundak Donghee. Hal itu membuat Donghee sedikit terkejut. "O-ooh? Ah.. n-ne. Oppa, sehun oppa kenapa sampai seperti itu ?".

"Hmm biasalah namja". Ucap So Hyun santai berharap adiknya tidak khawatir

"Jangan bilang kalo Sehun oppa habis berkelahi ?". Pertanyaan Donghee ditanggapai anggukan oleh So Hyun. "Tenanglah, hanya perkelahian kecil. Gok-jong hajimaseyo* ". So Hyun masih menenangkan Donghee.

Helaan nafas keluar begitu saja dari mulut Donghee. "Oppa, apa Oppa akan mengiap hari ini ?". Tanya Donghee.

"Sebenarnya ingin menginap tapi sepertinya tidak bisa". Sesal So Hyun duduk di sofa.

"Oh begitu.. jadi Oppa akan singgah sebentar ?".

"Ah.. itu..". Ucapnya terhenti melihat Sehun datang dengan koper silver penuh sticker miliknya.

Donghee terkejut melihat Sehun dan langsung menahan lengan Sehun. "Eodigayo?** ". Tanyanya, seketika itu ditepis kasar oleh Sehun. "Bukan urusanmu!". Ucapnya ketus tanpa menoleh ke arah Donghee. "Hyung pallinawa!". Ucapnya pada So Hyun lekas keluar rumah.

"Donghee, Sehun akan tinggal diapartmen Oppa sementara waktu." Ucapnya bangkit dari sofa lalu memegang kedua pundak Donghee. Tidak ada jawaban dari Donghee, dia hanya menunduk. "Hei.. gwenchana.. semua akan baik-baik saja, eoh?". Ucap So Hyun.

Donghee mencoba mengerti."Oppa tolong rawat luka Sehun Oppa". Ucapnya lembut dan masih menunduk. "Arrayo. Kalo begitu Oppa pergi, ne ?". Ucap So Hyun sembari mengusap kepala Donghee, setelah itu pergi bersama Sehun ke apartmennya.

Donghee menatap sendu kepergian So Hyun. Seberapa besar kekhawatiranya pada Sehun itu tidak ada artinya bagi Sehun, sehingga ia lebih memilih tidak mempedulikannya. Tidak peduli dengan perilaku Sehun atau dugaannya jika Sehun tidak menganggapnya dongsaeng lagi, yang terpenting di Korea atau tepatnya Seoul, ia memiliki teman baik disini dan lagi Ia juga harus mencari namja pada masa kecilnya.

Donghee menghirup nafas banyak sebanyak paru-parunya menampung oksigen lalu ia menghembuskannya. Ia kembali ke kamranya dan tak lupa membawa bunga pemberian Kai. Tubuhnya; ia jatuhkan di atas ranjang setelah itu ia melihat langit-langit. " Sebenarnya aku sudah menduga hal ini tapi aku masih tidak yakin. Tapi jika diingat-ingat melalui kejadian yang ada itu hampir seperti namja yang selama ini aku cari.". uacapnya mengambil bantal dan memeluknya. "Pertama dia selalu menyelamatkanku, kedua Sehun oppa pernah bilang dia pernah tinggal di California dan ketiga dia namja korea. Aku ingat betul jika namja itu asli Korea".

"Tapi jika itu benar Kai Oppa.. emmm aku...". Ucapnya sembari meletakkan telapak tangannya di dada, yang mana jatungnya sedang berdegub lebih cepat dari biasannya. Semu kemerahan di kedua pipinya jua mulai muncul. "Aku.. akan sangat senang". Ucapnya memejamkan mata erat.

Pagi hari seperti biasa Donghee melakukan aktivitasnya seperti pergi sekolah dan menjalani harinya layaknya siswa lainya, namun ada yang aneh saat usai pelajaran berakhir. Nampak namja berlari kearahnya dengan terengah-engah. Namja itu memanggil namanya, sontak Donghee menghentikan langkahnya dan balik badan