"Yah.. udah siap dehh jadi ratu seharinyaa.." ledek Mba Nana begitu melihatku menggunakan pakaian biasaku.
"Yaa gitu dehh.." balasku santai
"Hei.. kamu mau sholat dulu dikamar?" tanya Kak Julian yang dengan tiba-tiba merangkul pinggangku
"Woo mentang-mentang udah sahh.. main peluk-peluk ajaa.." ledek Kak Rian yang melihatku tiba-tiba kaku dengan sikap tiba-tibanya Kak Julian.
"Gih sono balik kekamar dulu... nanti malam ada after party kan.. istirahat dulu gih sana.." ucap Mba Ika yang keluar sambil menenteng baju-bajuku tadi
"Biar gue bantu.." ucap Kak Rian yang reflex membantu pacarnya tersebut.
"Oh iyaa... tapi jangan ngapa-ngapain dulu.. masih ada after party soalnyaa.." ledek Mas Kiki sambil merangkul Kak Julian.
"Tenang.. gue masih bisa.. emangnya lu Ki.. gak bisa.." jawab Kak Julian dengan nada meledek yang sama. Mendengar mereka saling meledek seperti itu mau tak mau membuatku panas. Aku tidak ingin membayangkan apa-apa saat ini.
"Udah ahh kalian ini.. biarin Arin istirahat dulu.. dia juga kan belum makan berat dari siang.." bela Mba Ina yang langsung membuatku memeluknya
"Mba Ina emang yang paling ngertiin Rin deh.."ucapku sambil memeluknya
"Iya dong..kalau kamu kecapean sekarang ntar malam kasian Juliannya..." Mba Ina mulai ikut-ikutan meledekku.
"Ihss... au ahh... Rin balik sendiri aja.." ucapku kesal dengan ledekan mereka dan langsung berjalan keluar ruangan
"Eits.. tunggu dulu dong.. jangan marah-marah gitu dong.. mereka kan cuman becanda.." ucap Kak Julian ketika sudah menyesuaikan langkahnya denganku.
"Rin juga tahu kalau mereka bercanda.." balasku bete
"Yaudah.. jangan ngambek dong.. kamu balik duluan aja gih.. kakak masih ada yang harus diurus untuk acara nanti malam.. jangan ketiduran yaa.. abis sholat langsung makan.. kamu dari siang Cuma makan cemilan doang.." ucapnya sebelum kami berpisah di lift.
Sesampainya lift dilantai yang kutuju, aku melangkahkan kakiku dengan sedikit berat menuju kamar yang berbeda dengan yang kutempati tadi malam. Kalau tadi malam aku masih sekamar dengan Mba Ina, Mba Ika, dan Mba Nana, kali ini aku akan sekamar dengan Kak Julian. Ya iyalahh dia kan udah jadi suami lu Rin. Setibanya aku didepan pintu kamar, aku langsung membukanya dan begitu masuk kedalam aku dibuat tercengang dengan dekorasi yang ada di kamar ini.
"Gak salah nih dekorasi.. mewah banget... busett itu dimana-mana ada bunga mawarnya deh... pantas aja bau mawarnya kuat banget.." ucapku begitu masuk ke dalam kamar.
Kamar tersebut merupakan kamar master yang biasanya dipesan pengantin baru yang bulan madu atau mengambil paket di hotel ini. Kamar tersebut terdiri dari 1 tempat tidur king size dengan hiasan bunga mawar diatasnya, tempat tidur tersebut dilengkapi dengan kelambu yang menjuntai indah. Belum selesai aku dengan keterkejutanku akan tempat tidur, aku kembali dikejutkan dengan kamar mandinya. Didalamnya terdapat bathup yang kembali di hiasi oleh mawar yang sangat banyak tersebut. Pusing dengan bau mawar tersebut, aku menggeser semua hiasan mawar yang ada diatas tempat tidur ke atas sofa lalu berbaring disana beberapa menit, sebelum akhirnya aku mengambil wudhu dan sholat ashar.
Selesai sholat barulah aku menyadari hal lain yang semakin membuatku mual dengan kamar ini. Semua kado dan kotak uang yang ada di acara tadi sudah tertumpuk rapih disalah satu sudut kamar yang semakin membuat kamar ini terlihat penuh. Mengabaikan semua itu, aku menyeret koperku mendekat dan membukanya untuk mencari pouch alat mandi yang sebelumnya sudah kupacking. Untuk masalah packing, aku sengaja mengunci koper ini setelah aku selesai mem-packing-nya. Berjaga-jaga kalau Mba Nana dan Mba Ika mempunyai ide untuk merubah isinya disaat aku lengah.
YOU ARE READING
Arin's Love Story (END)
Novela Juvenil'Teman abang? gak salah denger tuh? gue bakalan nikah sama temen abang gue sendiri?' hal itulah yang sering terlintas didalam pikiranku ketika mengetahui perjodohan tak berujung yang selalu dilakukan oleh abang dan ibuku. hingga akhirnya mereka memu...