100 days

2.3K 143 17
                                    


1-Days
------
Hari ini senyumannya mu terlihat indah, sampai kapan aku bisa bertahan dengan rasa rindu yang terus menumpuk.

10-Days
------
"Aku merindukan mu"
Sougo mencium pelan tangan yang tengah terkulai lemas tak berdaya, pucat tak bertenaga.

20-Days
------
"Sougo pulang lah, sudah berhari hari kau di sini"

"Dan meningalkan mu sendiri, jangan pikirkan aku Kagura, kau harus beristirahat"

Kagura hanya tersenyum sedih melihat Sougo yang terus memaksakan diri menemaninya.

35-Days
-----
"Dokter bagaimana keadaan istri ku?"
Sougo terlihat panik dan berwajah pucat saat melihat istrinya tertidur lemah di ranjang rumah sakit

"Dia baik baik saja, hanya terlalu memaksakan diri, aku tak bisa menjamin dia bisa terus mempertahankan Bayi dalam kandungannya"
Wajah Sougo menegang.

40-Days
------
"Hey sayang, kau baik baik saja?"
Wajah Sougo terlihat kusut dengan kantong mata yang semakin menghitam.

"Kau terlihat jelek sadist"
Senyum lemah Kagura mengembang.

"Kagura, apa kau yakin akan mempertahankan anak ini? aku tak masalah bila kita mengadopsi anak."
Tutur tulus Sougo.

Kagura hanya tersenyum lembut dan mencium kening suaminya.
"Aku baik baik saja, kau mau mendengar nama yang ku beri untuk anak kita?"

Sougo hanya memaksakan senyumnya.

50-Days
------
"Dari awal kau harusnya sadar Kagura memiliki kelainan jantung, dan sekarang tinggal menghitung minggu sampai Kagura melahirkan, dia tak akan merelakan anaknya untuk mati!"

Sougo menunduk lesu saat gintoki menceramahinya.
"Maaf ini kesalahan ku"

"Tidak ini bukan salah siapapun, Kagura yang mengiginkannya"
Tsukki, istri sah Gintoki hanya mampu menyemangati Sougo yang terlihat sangat hancur.

"Sekarang kita hanya bisa berdoa dan berharap ada keajaiban untuk Kagura dan anaknya"

55-Days
-----

"Hai Kagura, bagaimana kabar mu?"
Soyo tersenyum saat melihat Kagura sedang menatap lembut pada pemandangan pagi di luar jendela.

"Aku baik baik saja"
Di elusnya penuh kasi sayang perutnya.

"Kau ingin apel?"
Tawar Soyo.

Kagura menganguk, walau dalam keadaan sakit, nafsu makannya tak berkurang sedikit pun.
"Maaf, aku banyak merepotkan mu"

"Kau adik ipar ku, tentu saja tak masalah, lagi pula kita ini sahabat"
Senyum Soyo menenangkan Kagura.

57-Days
------
Sougo mencium lembut perut buncit istrinya, di elusnya dengan penuh kasih sayang.

"Apa menurut mu dia akan mirip seperti ku?"
Senyum Sougo mengembang saat mendengar pertanyaan Kagura.

"Tentu saja, dia akan cantik seperti mu, tapi juga akan tampan seperti ku"
Jawaban percaya diri oleh Sougo.
Membuat Kagura mendengus mengejek kepercayaan diri Sougo yang tinggi.

"Maafkan keegoisan ku, memilih mempertahankan Bayi ini"
Wajah Kagura berubah senduh.

Sougo mengeleng pelan.
"Tidak, aku bahagia dengan pilihan mu, apapun itu aku selalu mencintai mu"
Di ciumannya kening Kagura.

60-Days
------
"Kau semakin membaik, wajah mu pun tak pucat lagi"
Hijikata yang tengah berkunjung pun memberikan pendapatnya, dan hanya mendapatkan tatapan tak suka dari Sougo.

"Kenapa kau yang mengunjungi istri ku? dimana kakak ku?"
Sougo bagai kucing hitam yang siap bertarung saat melihat Hijikata mengelus gemas perut Kagura.

"Dia akan berkunjung malam nanti, dia ingin menginap di sini katanya, sedangkan malam nanti aku akan keluar kota, jadi ku biarkan saja"

"Kau memang tak becus mengurus kakak ku"
Di tepisnya tangan Hijikata oleh Sougo.
"Pulang sana, aku muak melihat wajah mu"

"Bocah brengsek, kalau bukan karna kakak mu tak sudi aku melihat wajah jelek mu"

"Sialan kau pengganut ilmu hitam"
Usir Sougo pada Hijikata di hentikan dengan tawa pelan dari Kagura.

"Kalian tak perna akur, hentikan umpatan-umpatan kalian yang mengotori kecerdasan janin yang baru tumbuh ini!!"

"Dia sudah menjadi bayi Kagura"
Koreksi Sougo membuat Kagura menjadi ngambek dan mengembungkan pipinya.
Sougo panik dengan wajah tipe mau di manja ini.

Hijikata hanya tersenyum tipis melihat kemesraan adik iparnya itu.
"Aku pergi dulu"

"Iya pergi sana, dan mati"

"Sougo!!!"
Bentak Kagura.

70-Days
-------
Hari ini Kagura kembali drop, kembali di kerubungi oleh alat alat dokter yang bakan Sougo tak tahu apa namanya itu.

Dan yang membuat Sougo menangis dan menyesal, saat Kagura di nyatakan kembali mendapat Hearts Attacks, posisi Sougo sedang berada di luar kota membuatnya terlambat datang untuk melihat keadaan anak dan istrinya, bersyukurlah pada tuhan Kagura masi mampu di selamatkan, dia tak sanggup membayangkan bila dia benar benar terlambat.

"Kagura sayang, buka lah mata mu"

80-Days
-------
"Kau tak pergi kerja?"
Pertanyaan penuh selidik di beri oleh Kagura.

"Aku meminta cuti oleh Hijikata, kalau kau lupa aku lah pemilik perusahaan"
Sougo sedang menyuapi Kagura dengan bubur yang entah kenapa membuat Kagura mual.

"Hn, aku selalu ingat, kau selalu memberikan ku makanan yang enak tidak seperti ini, aku tak suka"
Wajah jijik Kagura bahkan terlihat lucu dan manis di mata Sougo, Sougo mencium Lembut bibir Kagura.

90-Days
------
Hari semakin berganti, waktu persalinan semakin mendekat, Kagura semakin terlihat gelisa dan panik.
"Kau akan baik baik saja percaya pada ku"

Kagura hanya tersenyum mendengar tuturan penyemangat oleh suaminya.

100-Days
------
Hari ini sougo sunggu panik, istrinya sedang berada di ruang oprasi, sedang bertarung nyawa demi menyelamatkan anak dan dirinya sendiri.
Tak berhenti Sougo mengucap doa dan janji pada tuhan demi menyelamatkan anak dan istrinya.

Gintoki dan keluarga Kagura, bahkan Sougo pun terlihat panik, tapi mereka masi bisa mengontrol rasa cemas mereka, cukup mereka saja yang melihat Sougo bagai orang gila saat ini, mereka tak mau menambah beban.

Lampu merah belum juga berubah hijau, ruang oprasi masi berjalan memenuhi tugasnya, dan selama warna merah itu terus menyala selama itu pula jantung Sougo rasanya berdetak sangat cepat dan terasa hampir mati.

"Tuhan, akan ku berikan apapun, selamat kan istri dan anak ku"
Kagura tidaklah mendapat pilihan melahirkan normal, melainkan operasi caesar adalah pilihan satu satunya, di tambah dengan penyakit yang di derita Kagura.

Tiga jam sudah oprasi berlangsung, lampu merah berubah hijau.

Saat dokter keluar, orang pertama yang menyerbu adalah Sougo.
Sang dokter tersenyum lembut dan penuh kebanggan.

[~]

Tuhan menjawab doa Sougo, melihat Kagura yang kini terbaring lemah dengan keadaan memeluk Bayi mungil bersurai pasir membuat Sougo menjatuhkan air matanya pertama kali.

"Kagura"
Pangil Sougo pelan dan lembut.

Kagura hanya tersenyum lemah dengan air mata yang membasahi pipi putih pucatnya.
Sougo mendekat dengan senyum yang mengembang dan mencium lembut bibir sang istrinya.
"Terimakasih"
Kagura hanya tersenyum lembut.

Iris merah milik sougo hanya memandang penuh kasih pada bayi kecil yang berada dalam gendongan sang istri.
"Selamat datang souchiro"

FIN

[Okita x Kagura]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang