11:11 ~One Shot Story~

5 1 0
                                    

11:11, mitos mengatakan 11:11 adalah waktu di mana orang-orang berlomba menyampaikan harapan mereka agar dapat terkabul. 11:11 adalah satu-satunya harapan disaat seluruh dunia mencoba menolakmu. 11:11 adalah harapan yang dimiliki setiap orang walau tidak semua mempercayainya. Kesimpulannya adalah 11:11 merupakan satu-satunya tempat yang kumiliki ketika semua harapanku dipudarkan oleh waktu, tentunya selain dirinya.

Dulu, kukira alam akan selalu berpihak kepadaku, mempercayakanku sebagai pemeran utama wanita dan mengirimkannya sebagai pemeran utama laki-laki untukku. Dulu, kukira hidup hanya sesimpel itu. Dulu, aku adalah salah satu penganut paham 11:11. Satu-satunya media untuk mengharapkan dia, yang berakhir sebagai ekspetasi belaka. Ya, itu hanyalah sebuah ekspetasi dimana aku hanyalah seorang figuran di kehidupannya.

"Senang bertemu denganmu" kataku sambil tersenyum. "Senang bertemu denganmu juga" sahutnya membalas senyumku. Pelajaran pertama, jangan berharap lebih kepadanya hanya karena sapaan seperti ini. Mulai saat itu, 11:11 adalah saat di mana aku rela meluangkan waktuku hanya untuk mengharapkan dia. Tepat sekali, DIA.

"Lagu itu indah, kau menyukainya?" sapanya tiba-tiba. "e-eh iya, aku menyukainya akhir-akhir ini" jawabku santai. Jika kalian berpikir aku berbohong saat aku menjawabnya dengan santai, kalian benar, aku sangat gugup saat itu. Kembali, aku menaruh harapan lebih di jam 11:11.

"hahahaha.. kamu sangat lucu" katanya diselingi tawa kecil. Sial. Biarkan aku bertanya ke kalian. Bagaimana kalian tidak berharap lebih? Dengan bodohnya aku tetap berharap pada jam 11:11, satu-satu yang dapat kuharapkan. Pelajaran kedua yang kudapatkan adalah jangan terpaku pada kepercayaan yang sia-sia seperti yang kualami sekarang.

Jika kalian bertanya apa yang kulakukan setelah itu mungkin kalian akan menyesal nantinya. Karna kepercayaanku pada 11:11 tetaplah sama, bahkan harapan itu terus berkembang dibenakku. Akupun tak habis pikir mengapa dulu aku melakukan hal yang tidak berguna seperti itu. Kembali kuingatkan bahwa ini adalah cerita di masa lampau, kuharap setelah kalian membaca ini kalian bisa melupakan kejadian yang terjadi di sini karena masa lalu tidak perlu diingat, namun jadikan itu sebagai pelajaran. Dan satu lagi, jangan mempercayai hal-hal seperti ini kedepannya.

Kukira menaruh harapan pada jam 11:11 tidak memiliki akibat yang berarti karena itu hanyalah sebuah harapan kosong yang selalu di andai-andaikan seseorang akan terjadi. Aku semakin terpaku pada jam 11:11, kapan jam 11:11 akan datang? Kapan 11:11 akan mengabulkan permintaanku? Kapan 11:11 memberitahunya bahwa aku di sini untuk dirinya yang di sana? Pertanyaan seperti itu selalu menghampiriku hingga aku lupa bahwa jam 11:11 tidak benar-benar 'hidup' di dunia ini.

Kini aku sadar, 11:11 hanya menjanjikan secercah harapan namun tiba-tiba menghilang ketika seseorang itu telah mempercayainya. Hal ini membuatku bertanya, apakah jam 11:11 lah yang menghilang ketika aku membutuhkan nya atau aku lah yang menghilang karena terlalu mempercayainya ? Kesadaran itu muncul sangat terlambat, ketika aku telah kehilangan dirinya. Dan aku menyesali semua itu.

Setelah semua itu terjadi apa yang harus aku lakukan? Aku sadar aku memiliki Tuhan yang selama ini selalu memikul semua beban ku. Bisakah aku berdoa untuk dirinya di sana agar berbahagia dengan pendamping hidupnya saat ini? Yang pasti itu bukanlah diriku yang egois ini.

Pelajaran terakhir adalah kalian tidak bisa menyalahkan 11:11 secara sepihak, karena ia mengajarkan satu hal yang berarti kepada kita semua. 11:11 hadir dua kali dalam sehari, karena semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua. Kesempatan yang berguna untuk merubah semua yang telah terjadi ke hal yang jauh lebih baik lagi.

Satu lagi pelajaran tambahan yang mungkin membantu bagi kalian yang baru memasuki fase pubertas. Sesuatu hal yang pernah kubaca yang untuk kesekian kalinya kembali menyadarkanku, "Figuran tak boleh jatuh hati pada pemeran utama laki-laki. Setidaknya jangan hari ini, mungkin lain kali. Dalam babak lain, kita pemeran utamanya, barangkali." Karena tidak semua peristiwa yang terjadi dikehidupan ini adalah kita sebagai pemeran utamanya.

Banjarmasin, 19 Agustus 2018

1:02 a.m.

xoxo.

11:11 ~One Shot Story~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang