VIOLET
part 5
CINTA?
Oleh : Triana Kumalasari
"Jauh-jauh dari Tangerang masa hanya beli bros?" celetuk Rosa.
Violet diam saja. Malas menanggapi. Diraihnya ransel cokelat-nya yang masih berada di sofa, di sebelah tempat Rosa duduk. Tiba-tiba matanya menangkap sesuatu.
Violet menjerit dan menyerang Rosa. Rosa balas mendorong Violet.
Rena ketakutan, sementara Yudha dan Reza segera melerai kedua gadis itu.
"Woo Violet!" Yudha menghalangi Violet yang masih membabi buta berusaha meraih Rosa. "Rosa hanya mengganggumu. Abaikan saja."
"Abaikan? Dia membuka suratku!" teriak Violet.
"Surat?" Yudha menoleh ke belakang. Kini terlihat olehnya. Di sofa tempat sebelumnya Rosa duduk, tergeletak amplop berwarna ungu tua yang terbuka dan lembaran-lembaran kertas ungu muda.
Surat Mama Violet.
Surat yang bahkan Violet pun belum diperbolehkan untuk mengetahui apa isinya.Reza juga memandang surat di sofa, terdiam, tak tahu harus berkata apa.
Yudha memunguti lembaran-lembaran kertas surat tersebut, melipatnya kembali, memasukkannya ke dalam amplop ungu dan memberikannya pada Violet.
Violet menyambar surat itu dengan kasar dari tangan Yudha dan berlari meninggalkan mereka. Si kembar saling berpandangan, sedangkan Rosa membuang muka.
🌸🌸🌸
Halaman belakang begitu sunyi. Hanya tangga bambu yang menemani.
Violet duduk di atas sebuah kotak kayu. Sendirian. Tersedu-sedu sambil memeluk lututnya. Tangan kanannya memegang surat ungu.
Beraninya Rosa membuka surat Mama!
Violet merasa marah. Sangat marah.Suara langkah kaki membuatnya menoleh.
Yudha.
Violet memalingkan wajah. Berusaha meredam tangisannya. Namun sia-sia. Amarah masih menyelimuti hatinya.
Yudha duduk di sampingnya, tanpa mengatakan sepatah kata pun. Hanya isakan Violet dan gemerisik dedaunan yang tertiup angin saja yang terdengar. Beberapa helai daun kering melayang turun ke tanah.
"Bahkan aku saja belum membaca surat Mama. Belum boleh. Tapi malah dia yang buka." Akhirnya Violet yang buka suara. Masih terisak.
"He eh. Kali ini Rosa memang kelewatan."
"Aku tidak mau melanggar pesan Mama," isak Violet. "Aku tidak akan membacanya sebelum waktu yang diizinkan Mama." Violet mengelap ingus dengan tangannya.
Yudha menyodorkan benda yang dibawanya. Tisu box Tante Irma, yang biasanya berada di meja ruang tamu. Isinya dua ratus lima puluh lembar tisu.
"Tante Irma akan mencari ini kalau ke ruang tamu." Violet tertawa kecil, meski matanya masih berkaca-kaca. Diambilnya selembar tisu, dibersihkannya hidungnya yang beringus.
"Nanti dikembalikan," ujar Yudha santai. "Kalau ternyata ketahuan sebelum dibalikin, ya aku bilang saja kalau kau yang ngambil."
"Ish!" protes Violet sambil mengambil tisu lagi.
"Kalau boleh tahu, sebenarnya kapan kau baru boleh membaca surat itu?"
"Saat aku akan menikah, kurasa. Dan saat aku jatuh cinta." Violet menurunkan tisu, berpikir. Hidungnya jadi merah seperti tomat. "Berarti masih lama. Aku masih anak-anak. Umur berapa sih orang menikah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLET (SUDAH TERBIT)
RomansBLURB VIOLET Ambisi yang terpantik dari sulitnya hidup yang pernah ia jalani bersama sang mama pasca mamanya kehilangan pekerjaan, membuat Violet memutuskan berdiam dalam keluarga tiri. Demi kesuksesan akademis, karier dan materi. Namun, di saat ia...