Bentuk Ketakutan

266 35 0
                                    

"AAAARRRRKKHHH!!!" Suga berteriak frustasi di dalam ruangannya. Segala provokasi Jackson sudah masuk ke dalam otaknya. Suga sungguh tidak tau apa yang harus diperbuatnya saat ini. Apakah ia harus mencoba membiarkan orang-orang yang tertarik pada Jimin mendekatinya? Apakah ia sanggup melihat hal itu? Pikir Suga.

Namun sesaat kemudian Suga membenarkan ucapan Jackson. Ya, dia harus mencobanya. Dia harus melihat apakah dengan datangnya cinta yang lain pada Jimin, namja itu akan tetap menerimanya?

Maka dengan keputusan bulat, Suga memutuskan energi di sekitar Jimin yang selama ini telah membuat orang-orang yang tertarik padanya mekangkah mundur.

                               👣👣

Sore itu Jimin kembali ke apartmentnya dengan perasaan campur aduk. Ia bahagia karena sekarang mengetahui bahwa dirinya dicintai, namun di satu sisi ia bingung bagaimana cara menemui orang yang mencintainya tersebut ketika ia ingin bertemu. Jimin terus melangkahkan kakinya ke dalam kamar apartmennya dengan segala pertanyaan yang berputar-putar.

Namun, belum sempat ia melanjutkan pikirannya, dirinya terlonjak kaget saat mendapati sesosok pria sedang terduduk di pinggir tempat tidurnya. Saat ini kamarnya hanya diterangi oleh lampu tidurnya yang menyala. Butuh beberapa saat sampai akhirnya Jimin mengenali sosok itu

Baiklah, selain dibaca pikirannya, Jimin juga harus membiasakan diri dengan hal ini. Dan lagi, mulai saat ini ia JUGA harus terbiasa mendapatkan pencahayaan minim di kamarnya. Yah, hanya dengan lampu tidur.

Wah, banyak hal baru yang harus Jimin biasakan sejak bertemu namja ini pikirnya

"Kenapa baru pulang?" tanya Suga sambil berdiri dari posisi duduknya. Ia berjalan mendekati Jimin.

"Hmm ada beberapa laporan yang harus kuserahkan pada direktur." jawab Jimin sambil mematai Suga yang saat ini berada tepat di depannya.

Jujur saja, saat ini Jimin berharap Suga memeluknya. Jimin agak lelah dan sangat sedang ingin dimanja. Tapi yang benar saja bila Jimin harus memintanya.

"Lakukan" kata Suga.

"Ne?" Jimin agak kebingungan lalu kemudian tersadar dengan keinginan dalam hatinya.

Suga kemudian merentangkan tangannya menunggu Jimin.

Melihat hal itu, Jimin tersenyum malu dan langsung menghambur ke pekukan Suga. Sangat nyaman, pikirnya.

"Tidak sulit kan, sayang?" kata Suga sambil memberi kecupan-kecupan di puncak dan samping kepala Jimin.

"Peluk saja kalau memang kau sedang ingin kupeluk, cium saja kalau memang kau sedang ingin kucium. Toh aku tidak akan pernah menolak" kata Suga sambil terkekeh.

"Dan bila kau ingin lebih pun, kau cukup memintanya, pasti kukabulkan"

Jimin yang mendengar hal itu langsung mencubit main-main perut Suga.

"Diamlaaah Sugaaa~" rengek Jimin sambil makin menyembunyikan wajahnya di dada Suga. Suga tau saat ini wajah Jimin pasti sudah sangat merah.

"Jim?" panggil Suga.

"Wae?" Jimin menjawab sambil mendongakkan wajahnya menatap Suga.

Melihat itu Suga menjadi tidak tahan. Suga kemudian mengecup bibir Jimin beberapa kali.

"Nghh.. Stoop Sugaa~" Jimin menjauhkan wajah Suga yang masih sibuk berusaha menggapai bibirnya untuk dikecup.
Setelah berhasil, Jimin mendorong tubuh Suga untuk menghasilkan jarak diantara mereka.

"Kau memanggilku tadi, kupikir ada yang mau kau katakan" bibir Jimin sukses mengerucut tanda namja itu sedang kesal.

"Hahahaha bibirmu terlalu menyita perhatianku tadi Jim. Maafkan aku" kata Suga sambil kembali membawa Jimin ke dekapannya.

Jimin tak mau munafik. Dia tak menolak pelukan itu.

"Panggil aku dengan sebutan Yoongi, ne?" kata Suga tepat di samping telinga Jimin.

"Yoongi?" tanya Jimin.

"Iya, raja dan ratu memanggilku begitu. Itu nama khusus dari mereka untukku. Aku juga ingin kau memanggilku dengan sebutan itu." Suga menjauhkan wajah mereka beralih menatap mata Jimin.

"My pleasure, Yoongi.. Aku jadi merasa spesial kalau begitu" Jimin balas menatap mata Suga.
Namun sesaat kemudian, dia tersadar.

"Baiklah, sekarang sepertinya aku harus mandi." kata Jimin sambil melepaskan diri dari pelukan Suga.

Jimin meletakkan tas kerjanya. Kemudian bergerak mengambil handuk dan melesat ke kamar mandi. Namun belum sempat kakinya menginjak ubin kamar mandi, Suga memeluknya dari belakang. Menciumi tengkuknya dan meraba sensual perut Jimin.

"Jim..." panggil Suga. Entah mengapa suara Suga sangat lirih saat memanggilnya

Seaaat Jimin bingung dengan tingkah Suga, namun kemudian Suga makin menekan tubuhnya dengan tubuh bagian belakang Jimin. Setelah menyadari bahwa milik Suga terbangun, Jimin hanya bisa terkekeh geli, lalu membalikkan tubuhnya.

"Apa?" tanya Jimin menantang.

"Aku ingin kau saat ini Jim.. Lakukan dengan cepat kegiatan mandimu" tangan Suga merambat pinggang Jimin.

Jimin terkekeh namun kemudian bergerak mengecup bibir Suga dalam. "Baiklah, tunggu aku ne.."

Lagi-lagi, langkah jimin kembali terhenti. Suga menarik tangan Jimin

"Apa aku ikut menemanimu mandi saja?" tanya Suga dengan wajahnya yang sedikit frustasi. Tangannya masih memegang tangan Jimin seakan enggan melepas namja itu.

"Noooo~" Jimin menggoyang-goyangkan tangannya dan Suga.

"Baiklah kalau begitu, kumohon cepat, ne?" Suga melepaskan tangan mereka lalu bergerak ke arah ranjang Jimin.

Jimin kembali terkekeh dengan tingkah Suga lalu akhirnya masuk ke kamar mandi. Dia baru tau bahwa roh kegelapan bisa bertingkah menggemaskan.

Yang Jimin tidak tau adalah bahwa Suga sedang sangat gusar sekarang. Ia sangat ingin menghabiskan waktu malam ini dengan Jimin sebelum besok pada akhirnya Suga harus mulai melihat kenyataan yang harus diterimanya.

Tbc..

I Find Love In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang