Quot of the day
Biarkan semua indah pada waktunya.
Windy memberi instruksi pada dua siswi OJT dengan konsentrasi yang kacau. Gegara permintaan pak Wisnu, Windy mendadak songong. Apa yang ingin ia ucapkan jadi belibet dan tidak jelas juntrungannya.
Lisna menenangkan Windy.
"Tenang bu.... tarik nafas...., tahan...., hembuskan....! Ayo bu mengejan itu dedeknya udah mau nongol."Windy mengikuti aba - aba Lisna sebelum akhirnya ia tersadar.
"Memangnya aku mau lairan apa?"
Lisna dan rekannya hanya cengar - cengir. Bu boz sepertinya memang sedang lemot koneksi otaknya. Jadi biasanya sikapnya yang jumawa tiba - tiba berubah menjadi kurang seperempat.
"Lha ibu sih memberi brifingnya tidak jelas."
Windy pun menyadari tingkah konyolnya hari ini. Gara - gara mandat langsung mas Wisnu a.k.a bapak Camat sih, Windy jadi grogi kan?
Windy berdeham untuk menetralkan detak jantungnya yang agak kacau.
"Hari ini ibu ada keperluan yang bisa dibilang penting dan bersifat mendadak. Jadi tolong ya kalian jagain salon. Kalau ada pelanggan yang mau kalian tangani tolong dilayani dengan sebaik mungkin. Tapi jika ada pelanggan yang ingin dilayani olehku, katakan padanya untuk datang kembali besok dan sampaikan permintaan maafku."
"Siap bu."
Lisna mengiyakan permintaan bu boznya sambil memberi hormat."Tanganmu nggak usah sampai menghormat begitu dong, Lis."
"Hehehehee.... iya bu."
Lisna meringis sambil menurunkan posisi tangannya."Oh iya, nanti kalau istirahat siang, kalian beli makannya gantian ya? Trus kalau ada konsumen, jangan lupa dia tadi ngapain tolong dicatat di buku kas masuk dan merek paketnya dicatat!"
Windy memang terbiasa njelimet mengenai urusan pencatatan. Soalnya peralatan dan perlengkapan salon itu harganya mihil cyn. Kalau tidak dicatat per item, nanti Windy akan kesulitan kapan harus stok perlengkapan salon dan prepare uang untuk membayar belanja perlengkapannya. Apalagi harga perlengkapan kosmetik sekarang pada naik semua.
"Siap bu."
Kedua siswi OJT yang magang di tempat Windy kembali mengiyakan."Jangan lupa lagi, sebelum salon tutup, kalian harus memastikan semua peralatan sudah tercabut dari colokan listrik dan lantai salon sudah disapu. Oke!"
"Yes madam."
Windy tersenyum.
"Jika kalian bekerja dengan baik aku akan memberi nilai A.""Okeeee madam...."
Lisna dan Sari saling berpelukan dengan girang."Traktirannya besok saja ya, kalau nggak urgent aku juga nggak akan bolos kerja kok."
Windy keluar dari salonnya. Ia sudah akan menstater motor tapi akhirnya turun kembali untuk menyampaikan pesan yang lupa ia sampaikan. Maklum faktor 'u' dan hatinya yang merasa grogi efek permintaan pak Wisnu.

KAMU SEDANG MEMBACA
An Annoying Windy Diary's (End) 🌷
Truyện NgắnCover by Samutrisam Menjadi janda adalah sebuah pilihan, tapi tak urung status single bersertifikat itu membuat Windy dirundung rasa takut dan cemas. Demi keamanan, Windy pun mengadopsi Paino. Ternyata anjing tidak hanya setia dan membuat hidup Wind...