Melupakan?
Mengulang?
Entah lah mencoba melangkah kedepan dan tidak menoleh kebelakang lebih baik.--
Matahari menyeruak masuk menerangi ruangan dengan hangat. Kicauan saling bersautan dengan indah dan tenang
"Emmhh" (Namakamu) membuka matanya perlahan dan mulai menyesuaikan penglihatannya. Matanya menjelajah ke seluruh sudut pandang, hanya butuh beberapa detik ia melebarkan matanya ketika tau bahwa Rafly tengah tidur di sofa kamar miliknya
"Lah ni orang ngapa disini anjir"
Dengan langkah pelan ia menuju ke sofa tersebut, dari pandang dekat ini (Namakamu) dapat merasakan hembusan dari sang empunya. Tangannya mengelus kedua pipi miliknya hingga gelagat kecil dari kakinya. (Namakamu) buru- buru menjauh dari Rafly sebelum ia benar- benar membuka matanya
"Mending gue kerjain ae dah" Belum sempat ia melakukannya Rafly sudah membuka mata nya dengan lebar
"Mau ngapain lo"
"Kepo"
Muka datar dari Rafly mampu membuat (Namakamu) menahan tawa, apalagi muka- muka bantalnya
"Gue permisi"
Pamit Rafly dan melenggang pergi dari kamarnya. Terkadang Rafly bisa saja bersikap manis kepadanya, namun ia juga bisa saja bersikap cuek. Entah mengapa pagi ini (Namakamu) merasa khawatir dengan Rafly
"Lo laki- laki gajelas yang pernah gue temuin sepanjang hidup gue"
"Dan lo juga sayang sama dia"
(Namakamu) memutar badannya dengan cepat dan melihat bahwa Diat tengah bersandar di daun pintu kamarnya.
"Ngapain lo disana"
"Ngederin sebuah pertengkaran kecil ck"
"Gue ga tengkar, lagian kita juga temen"
"Bukan teman namanya kalo saling menyimpan perasaan satu sama lain"
"Sok tau"
Diat melangkah masuk dan merebahkan dirinya. Matanya terpejam untuk sesaat, tiba- tiba saja ia berkata
"Lo tau gak kenapa Rafly kadang cuek sama lo"
"Emang gue pikirin?"
Sebenarnya (Namakamu) sudah dari lama ingin tau apa jawabannya. Bukan dirinya kalo iya tidak berpura- pura bodoamat hanya karna harga dirinya. Sebetulnya juga ia juga sudah memendam perasaannya kepada Rafly.
"Dia gamau elo naroh harapan ke dia"
"Dia tau gimana cara ngebagi cintanya ke elo dan banyak hal" Lanjutnya namun belom sampai disitu helaan kasar terdengar
"Dia belom tau apa arti kasih sayang sebenarnya"
Dalam sekejap (Namakamu) benar- benar berpikir keras. Kasih sayang? bukannya dia punya keluarga. Setiap keluarga pasti memberikan kasih sayang bukan? (Namakamu) memang belom banyak tau kisah kehidupan Rafly selama ini
"Banyak yang ngga lo ketahui dari dia (Np)"
"Maksut lo?"
"Apa lo tau dia anak broken home?"
(Namakamu) menggeleng cepat dan menunggu lanjutan cerita dari Diat
"Dia dulu waktu bayi dibuang sama orang tuanya. Jahat ya? Dia ditemuin sama warga dan dia diasuh di Panti, belum sampe itu umur 9 tahun dia diasuh sama orang tua barunya. Di umur 12 tahunnya orang tuanya cerai, dia ditelantarin lagi"
Diat menoleh sebentar ke (Namakamu) dan sedikit sedih melihat ekspresi (Namakamu) yang nampak terkejut.
"Lo jangan nangis oke?"
"Siapa bilang sok tau"
Dengan cepat (Namakamu) memalingkan wajahnya dan mencoba menahan tangis yang akan keluar
"Buruan lanjutin kepo nih gue!"
"Dia bener- bener gatau mau kemana lagi, sampe akhirnya dia tidur di sembarang tempat dan dia rela buat jadi pengemis di pinggir jalan. Gue bener- bener bangga punya sahabat kaya dia (Np). Umur 14 dia diasuh sama orang tua barunya, menurut gue ini yang bener- bener keterlaluan sama Rafly"
Belom sempat Diat melanjutkannya (Namakamu) memotong pembicaraannya
"Maksud lo? Dia diapain? Hah?"
"Sabar cuk! Mangkanya jan motong cerita gue"
"Hehe"
"Lo tau? dia dijadiin pembantu disana, bukan dianggap sebagai anak. Dia juga disiksa tiap dia ngelakuin kesalahan dia bakal dihajar habis- habis an. Miris gue waktu diliatin bekas lukanya. Dia berusaha buat kabur darisana dan berhasil, sampe akhirnya gue sama Rafly ketemu di suatu tempat dan dia minta tolong sama gue buat cariin kerjaan"
Diat melangkah keluar dari kamar (Namakamu) dan menoleh sejenak
"Ceritanya lanjut ntar ye. Gue kebelet boker nih"
"Anjing lo"
"Babayy cantikk"
(Namakamu) berpikir sejenak, ia benar- benar merasa kasihan dengan Rafly. Bahkan tangisnya sudah pecah saat itu juga, walaupun memang tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Namun dapat dirasakan seberapa penderitaan Rafly selama ini.
Ia membuka ponselnya dan menampakkan wallpaper Rafly yang menggenggam tangannya dengan erat
"Semoga dengan lo dekat sama gue, lo bakal paham apa arti kasih sayang yang sebenernya ya Fly"--
Maapkan daku kawan yang tak pernah meng apdet ini lagi:( Sumpa gue kek sedih ngeliat like dikit amat coy :( .Sedikit cerita aja ya buat hari ini.
SEMANGAT PUASA BAGI YANG MENJALANKAN! MAU NYEMBELIH APAAN NIH? MANTAN AJA KALI YA WKWK