FINE - Part 7 : Flashback

9.8K 1K 278
                                    


Part ini khusus untuk flashback ya, tapi ada beberapa scene saat ini.

Happy reading~~

🍁🍁🍁

*Flashback

Kala itu seorang anak kecil nan manis langsung turun dari mobil orangtuanya. Tubuhnya yang mungil terlihat sangat menggemaskan karena berlari dengan membawa dua mainan mobil dengan ukuran sedang. Mata bulatnya berbinar, dengan bibir tipis yang menyunggingkan senyum lebar membuat siapapun yang melihatnya sangat ingin mencubit gemas bocah kecil itu.

"Hati-hati, sayang. Jangan berlari~!!" pekik Ibu si mungil.

Namun seperti anak kecil pada umumnya. Taeyong, anak kecil itu tidak menghiraukan perkataan ibunya.

"TENNIEEEE~!!! DOYOUNGIEEEE~!!! YONGIE DATANG!!"

Teriakannya yang melengking itu membuat semua orang yang berada di halaman gedung tua menoleh ke arahnya. Orang-orang di sana terlihat sudah terbiasa dengan kedatangan sosok mungil yang ceria itu, mereka tersenyum senang dan terlihat dua anak laki-laki lainnya membuang sapu lidi yang sedang mereka gunakan untuk membersihkan halaman panti, lebih tertarik untuk menyambut Taeyong.

"Yongie~!!" ucap keduanya berbarengan membuat Taeyong makin tersenyum lebar.

"Yongie membawa ini untuk kalian~"

Dengan tangannya yang kecil, Taeyong memberikan mainan itu pada Ten dan Doyoung. Ini juga hal yang biasa, setiap Taeyong berkunjung ke panti asuhan Taeyong selalu membawakan mereka mainan baru. Tidak hanya untuk Ten dan Doyoung saja, tapi untuk semua anak yang tinggal di panti asuhan itu.

Taeyong yang masih berusia 7 tahun sudah memiliki pemikiran bahwa jika ia bahagia dengan mainan baru maka temannya pun harus ikut bahagia. Bukankah terlalu dini untuk memikirkan kebahagiaan orang lain?

"Apa hari ini jadwal bersih-bersih panti?" tanya Taeyong ketika melihat orang-orang sedang sibuk membersihkan panti.

"Uhm! Aku dan Doyoung menjadi tukang sapu hari ini~"

"Sebenarnya Ten sempat menolak, karena dia ingin bagian membuang sampah. Padahal itu kan tugas anak perempuan."

Ten melirik tajam pada Doyoung, menyikut pinggang Doyoung dengan keras membuat sang empunya meringis kecil dan siap akan memukul kepala Ten jika saja Ten tidak cepat berlari ke belakang Taeyong.

Taeyong hanya tertawa kecil melihat kelakuan dua sahabatnya.

"Ibu Panti." Taeyong tersenyum pada seorang wanita paruh baya ketika wanita itu menghampiri Taeyong dan dua sahabatnya.

Wanita paruh baya itu, mengelus lembut rambut hitam milik Taeyong. Elusan Ibu Panti sangat lembut sampai Taeyong terbuai. Pantas saja semua temannya betah tinggal di sini. Kan Taeyong jadi ingin tinggal di panti juga.

"Bagaimana kabarmu, Sayang? Apa kau selalu makan dengan baik?"

"Yongie sudah bisa makan sendiri, tapi Yongie masih tidak suka dengan sayur. Rasanya sangat pahit, ueeek.." Ibu Taeyong mengusap pelan kepala anaknya, terkekeh geli melihat anak semata wayangnya itu. Wanita paruh baya yang diketahui pemilik panti asuhan juga tersenyum geli ketika melihat ekspresi Taeyong yang mengeryit tidak suka membayangkan rasa pahit dari sayur.

Hm!! Taeyong dan sayur adalah musuh besar.

"Kau harus makan banyak dengan sayur jika ingin tinggi sepertiku~" Doyoung berkomentar membandingkan tingginya dengan Taeyong membuat ibu panti lagi-lagi tersenyum melihat kelucuan mereka.

FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang