Atur Jarak-Bimbang

15K 1K 132
                                    

Selamat Pagi....
Selamat hari SELASA....
Selamat Membaca semua....
Siapa yang senang aku UP pagi2... Hehehehe...

Jangan lupa VOTE dulu ya... 😊

-
-
-

Joe mendengarkan celotehan Aya saat mabuk, ia memilih diam dan menikmati perih di hatinya sambil memeluk wanita itu yang tak sadar akibat efek alkohol.

Namun saat ia merasa sudah tak sanggup lagi, ia pun memilih keluar kamar Aya sejenak untuk menenggak alkohol. Berharap sisa wine di ruang tamu, akan memberikannya sedikit ketenangan dari rasa bersalah pada Aya.

Mendengar ucapan Aya saat wanita itu tak sadarkan diri membuat perasaannya sakit.

Meskipun tahu jika caranya mendapakatkan Aya adalah salah, ia tidak bisa mundur. Keluarganya hanya bisa dihadapi dengan cara licik seperti sekarang ini.

Tapi, melihat Aya terluka ternyata sempat membuatnya ragu. Haruskah ia katakan pada Aya apa rencananya dan Ana? Namun, Aya pasti tidak akan pernah setuju.

Setelah meminum beberapa gelas wine, Joe putuskan kembali ke kamar Aya dan Ana dan mendapati Aya dalam keadaan terlentang, sepertinya masih tidur.

Perlahan ia mendekati Aya, berbaring di sebelah kiri Aya dan memeluknya. Tetapi saat ia mendekap tubuh Aya, ia merasakan ada yang berbeda dari sebelum ia keluar.

Aya sudah tidak lagi rileks seperti sebelumnya. Tubuhnya tegang, dan nafasnya sedikit memburu dengan gerakan dada naik turun agak cepat.

"Sepertinya kamu sudah bangun." suara yang tak asing bagi Aya terdengar lembut di telinga kirinya, membuat bulu kuduknya meremang.

Aya seketika membuka mata dan menatap ke sebelahnya. Lalu ia mendorong tubuh Joe dan menggeser tubuhnya ke belakang menjauh dari pria itu. Tapi dengan cepat Joe menahannya.

"Mau apa kamu?" ucap Aya.

"Aku mau kamu." jawab Joe santai.

Wajah Aya berkerut. Ia tidak mengerti apa mau lelaki ini.

Joe dan Aya mulai berdebat. Aya tidak boleh kehilangan akal hanya karena perasaannya saat ini.

"Tutup mulutmu! Kamu enggak pantas bicara seper--hmmpphh--" ucapan Aya terpotong.

Joe membungkam bibir Aya dengan gerakan cepat yang tak sempat diantisipasi Aya.

Bibir pria itu sedang melumat bibirnya rakus. Tidak ada aroma segar mint seperti sebelumnya, kali ini ada rasa pahit dan aroma alkohol.

Joe berada tepat di atas tubuhnya dan mencium Aya begitu kasar, membuat Aya terkejut.

Ini pertama kalinya Joe bersikap kasar padanya di ranjang. Bahkan saat pertama kali mereka melakukannya, Joe bersikap sangat lembut.

"Lepphas..." ucap Aya di tengah-tengah ciuman kasar Joe.

Pria itu menurut melepas bibirnya dari bibir Aya, namun tidak kedua tangan Aya, Joe menahan kedua tangan itu masing-masing di sisi kanan dan kiri kepala Aya dengan tangannya lalu menatap Aya yang berada tepat di bawahnya, sementara kedua kakinya memerangkap tubuh Aya.

Aya tampak ketakutan.

Tapi saat melihat mata Joe berkaca-kaca, hatinya jadi iba, ketakutannya lenyap.

Mata Joe berkaca-kaca penuh penyesalan telah berlaku kasar pada wanita itu. Tapi ia sungguh merindukan Aryana. Gadis kaku yang mengacaukan ketenangan hidupnya.

Aya mengerutkan kening menatap pria di atas tubuhnya, mencoba memahami arti tatapan yang sarat akan kesedihan itu.

Joe menatap Aya penuh perasaan saat ini. Ia merasakan sakit di hatinya yang tak bisa ia ungkapkan.

my beLOVEd AryanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang