S I A P A - D I A ?

8 1 0
                                    

Drreettt Drreett. Drreettt Drreett.
Handphoneku bergetar begitu menerima notifikasi dari aplikasi. Meski berada tepat di depan mata, kulirik saja layarnya yang sekejap menyala.
Kuteruskan gerak tangan yang sibuk menggores tinta di atas kertas.
Ya, seperti biasa~. Sepulang sekolah, langkah kakiku menuju rumah. Hampir tak pernah rasanya, sepulang sekolah pergi bersama teman sebaya.
Setelah berganti baju, kubuka laptop dan tumpukan buku. Sebenarnya, ayah dan ibu tak pernah menuntutku untuk selalu begitu.
Tapi entah bagaimana, nyaman rasanya bisa berada di dalam istana. Istana mungil yang dihuni orang-orang tercinta.

“Dek, ayo makan dulu.” Seru seorang perempuan paruh baya dari balik pintu.

“Iya, bentar. Tanggung nih. Bentar lagi selesai” bantahku tanpa melihat ke sumber suara.

Melihat anaknya tak beranjak dari depan layar dan tumpukan buku, ia datang membawa makan siang lengkap dengan susu.
Yah, begitulah naluri seorang ibu. Tak tega melihat anaknya sibuk sendiri dengan perut tak berisi.

“Udah dulu. Ayo dimakan. Kamu tadi juga belum sarapan.” Tegurnya dengan nada sedikit tinggi.

“Iya” jawabku sambil bergerak menuju meja di sudut ruang.

“Pulang sekolah, ganti baju terus makan. Kebiasaan langsung sibuk sendiri di kamar” keluhnya sambil menatap anaknya yang makan dengan lahap.

“Hehehe. Iya iya." Tertawa kecil dengan mulut penuh terisi.

“Yasudah. Ibuk mau ke toko depan dulu, beli telur sama terigu” sambil melangkah pergi lalu hilang di balik pintu.

Setelah perut terisi dengan makanan. Kulanjutkan apa yang belum terselesaikan.
Hingga kedua kalinya hanphoneku menyala setelah mendapat notifikasi lagi. Setengah penasaran, kuletakkan lagi pensil yang baru saja di genggaman.
Kuraih handphone di sudut meja. Seketika mataku terbuka, melihat apa yang tak pernah terduga sebelumnya.
“Yuda Fernanda mengomentari status anda. 1 jam yang lalu”
Dengan sedikit mengerutkan kening, telunjukku menekan notifikasinya.

___________________________________________

Diva Almira. 5 jam yang lalu
Pagi yang cerah, di tempat yang tak pernah gagal membuatku bergairah. Sekolah^^
34 suka. 1 komentar.

Yuda Fernanda. Hai, salam kenal^^
1 jam yang lalu
___________________________________________

“Hmm? Dia siapa? Apa aku mengenalnya?” tanyaku dalam hati.

Ternyata, aku juga mendapat pesan dari orang yang sama.

___________________________________________

Yuda Fernanda. Hai!
1 jam yang lalu
___________________________________________

Setelah membaca komentar dan pesan yang entah dari siapa, kubalikkan layar handphone menghadap meja.

POV
Diva almira, gadis kelahiran Jakarta empat belas tahun yang lalu. Saat ini, ia sedang menikmati masa putih biru di SMP  Negeri 01, sekolah ternama di daerahnya.
Ia bukanlah orang yang mudah untuk ditemani, teman dekatnya pun masih bisa dihitung jari. Namun, bukan karena standar yang tinggi, ia hanya tak pandai mengungkapkan isi hati.
Saat teman sekelasnya pergi untuk makan di kantin, ia hanya makan bekal dengan beberapa teman dekatnya di meja depan.
Harinya sibuk dengan buku, bahkan tak kenal waktu. 


“Divaaaaa! Jajan yuk. Laper nih” seru Ayu, teman sebangkunya sejak kelas lima.

Tanpa menoleh ke arahnya, Diva menggelengkan kepala dan tetap fokus pada bukunya.

Setelah mengambil nafas pendek, Ayu merebut buku Diva baca lalu disimpan di loker meja.

“Ihhh Ayukkkkkkkkkkk!” Sahutnya lantang mengisi seluruh ruang.

“Ayo ke kantin! Aku laper nih!” dengan manja menarik Diva keluar dari kelasnya.

“Iya. Tapi balikin bukuku dulu!”

“Nih!” dengan wajah gembira Ayuk mengembalikan buku pada tuannya.

“Yaudah. Jangan lama-lama loh!” Dengan wajah terpaksa ia beranjak dari tempat duduknya.

“Siap boskuuuuu!” jawabnya girang dan berpose hormat.

Di tengah perjalanan menuju kantin, mereka berdua bertemu dengan segerombolan kakak kelas laki-laki yang datang dari arah sebaliknya.
Tanpa terduga, seorang dari mereka melempar senyum ke  arah Diva.

“Divaaa! Kakak kelas senyum ke kamu tuh!” Bisik Ayuk.

“Hm? Masa sihh?” Jawabnya heran.

“Iyaaa, kamu sih sibuk sama buku mulu! Itu loh, yang pake jaket  biru” sembari menunjuk pada gerombolan yang baru saja meninggalkannya.

“Yaudah sih. Mau diapain juga” jawabnya acuh sambil mengangkat kedua bahu.

“Ihh Divaaaa! Tungguuuuu”

Di balik sikapnya yang acuh, sebenarnya ~~

___________________________________________

Hai. Silahkan tinggalkan vote dan komentar ya. C u soon^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rasa Dalam KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang