"Jisoo berangkat dulu, bu. "
"Hati-hati ."
"Sampai jumpa, kak. "
Jisoo mencium tangan ibunya kemudian beranjak pergi keluar rumah sambil melambaikan tangannya.
Langkahnya terhenti disebuah cafe tempatnya bekerja satu tahun terakhir. Ia segera menuju meja kasir untuk melaksanakan pekerjaannya.
Semenjak sang ayah pergi dari rumah demi wanita lain, Jisoo-lah yang menjadi tulang punggung keluarga.
Entah sudah berapa pekerjaan yang pernah dilakukan Jisoo hingga akhirnya menjadi pegawai cafe seperti sekarang ini.
"Jisoo. "
Sebuah suara berhasil menginterupsi Jisoo.
"Ada apa, Rose?"
"Tolong jaga cafe sendirian dulu ya, aku ada urusan."
"Baiklah, hati-hati. "
Wanita bernama Rose itu akhirnya pergi dari sana. Menyisakan Jisoo sendirian.
Jisoo menghela nafas panjang.Itu artinya ia harus bekerja ekstra sebagai penjaga kasir sekaligus pelayan.
Tring
Suara bel di pintu membuat jisoo menoleh. Dalam netranya, tampak seorang pria berparas campuran mendekat.
"Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu? "
Sapa Jisoo seperti biasa.
"Aku mau pesan cappucino. "
"Baiklah, silahkan tunggu dimeja. "
Jisoo kemudian segera menyiapkan pesanan pria itu dan mengantar ke meja dimana ia duduk.
"Ini pesanannya. "
"Terimakasih. "
Jisoo kemudian berbalik namun ia merasakan ada yang menahan tangannya.
"Tunggu. "
"Ada apa? "
"Bisa kau menemaniku? "
_o0o_Jisoo merutuki dirinya sendiri yang mau-mau saja menemani pria yang sama sekali tidak dikenalnya itu.
Sekarang keduanya dalam situasi yang sangat canggung.
"Kenapa kau memintaku untuk menemanimu? "
Gadis itu mencoba membuka pembicaraan.
"Entahlah, aku hanya kesepian. "
Jawab pria itu."Memangnya kemana keluarga dan teman-temanmu? "
"Keluargaku bertengkar terus-menerus dan aku tak punya teman. Aku pusing ada disana. "
Pria itu tersenyum masam. Wajahnya kini tampak sangat kusut.
Sepertinya masalahnya sangat berat.
"Aku mengerti. Sebenarnya keluargaku juga sama saja. Ayahku bahkan pergi demi wanita lain. Jangan putus asa."Jisoo mencoba membuat semangat pria itu bangkit lagi.
"Terimakasih karena sudah menyemangatiku. "
"Sama-sama. "
Tring
"Aku harus melayani pelanggan dulu. Permisi "Suara bel membuat Jisoo segera kembali ke meja kasir. Melayani pelanggan dan melakukan semuanya sendirian.
Namun sampai pukul sepuluh malam dan cafe hampir tutup, pria itu masih belum pergi dari sana.Kini dia malah mengeluarkan dua botol minuman beralkohol dari dalam tasnya.
Akhirnya jisoo menghampiri pria itu untuk menyuruhnya pulang.
"Hei!Pulanglah, cafe ini bukan tempat untuk mabuk. Aku juga mau pulang."
Tapi percuma saja. Dia terlanjur mabuk berat dan malah meracau tidak jelas.
"Hei, nona mau bermain denganku malam ini? "
Racaunya sambil mencengkeram lengan jisoo.
Oke. Jisoo mulai takut sekarang. Apalagi disini sudah tak ada siapapun lagi selain mereka berdua.
"Lepaskan aku! "
"Ayolah nona, bermainlah denganku sekali saja. "
"Tidak! Aku tidak mau. "
Jisoo terus berusaha untuk menghindar, namun pria itu malah menghimpit gadis itu kedinding.
Dan malam itu, pria brengsek itu melakukan hal yang merubah hidup Jisoo,
Untuk selamanya.
_o0o_
Pukul tiga pagi. Jisoo terbangun dalam keadaan yang sangat berantakan.
Kalau bisa, ia ingin menangis sejadi-jadinya.
Tapi ia belum bisa hancur sekarang. Jisoo tak bisa membuat ibunya sedih karena semua ini.
Jisoo kemudian merogoh saku celana pria itu dan mengambil kartu namanya.
Lee Taeyong. Jisoo akan mengingat nama itu seumur hidupnya.
Dengan langkah gontai, Jisoo mengangkat si pria brengsek Taeyong keluar cafe dan beranjak pulang.
..
.
.
"Darimana saja?"
Jisoo yang baru sampai rumah dikagetkan dengan suara ibunya yang berdiri didepan pintu.
"A-ah,tadi aku ketiduran di cafe.Rose tidak ada jadi tak ada yang membangunkanku. "
Jisoo terpaksa berbohong dengan air mata yang sudah menggenang dipelupuk matanya.
"Yasudah, sana masuklah lalu tidur."
Jisoo kemudian buru-buru pergi kekamarnya sambil menghapus kasar air matanya.
Dasar Taeyong brengsek!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nobody Knows | Taeyong & Jisoo
Short StoryKehidupan seorang Kim Jisoo seolah diputar balikan takdir. Berangkat dari hidup sederhana dan di kenal sebagai gadis baik - baik, Jisoo tiba tiba harus dihadapkan dengan kesalahan yang membuatnya tak bisa diterima siapapun lagi. Hidupnya dalam seke...