Part 5

346 54 0
                                    

Berikan komen jika cerita ini ada yang kurang sesuai. Jangan lupa di'Vote' gaes...


***********

"Astaga... Biar aku saja" ujar Jihyo. Kemudian ia-pun mengetuk pintu kamar Jimin.

Dan tak lama kemudian seorang pria membukakan pintu. Ia adalah Park Jimin. Ia mengernyit heran, namun kemudian ia mempersilahkan mereka masuk.

"Apa yang membuat kalian datang kemari?" Tanya Jimin setelah mereka duduk disofa yang ada dikamar tersebut.

"Maaf jika kedatangan kami membuatmu terganggu. Tapi, apakah kau Jimin?" Tanya Lisa.

"Ya. Memangnya ada apa?"

"Apa kami boleh menanyakan sesuatu?" Tanya Daniel dan Jimin-pun mengangguk mengiyakan pertanyaan Daniel.

"Apa kau mengenal Seulgi? Lebih tepatnya Kang Seulgi." Tanya Wonwoo. Mendengar pertanyaan itu membuat Jimin sempat terdiam beberapa saat.

"Ya... Aku mengenalnya" jawab Jimin dengan serak. Bahkan matanya-pun terlihat berkaca-kaca.

"Ada hubungan apa kau dengannya?" Tanya Mingyu tanpa memperdulikan guratan kesedihan dalam diri Jimin.

"Kang Seulgi... Dia adalah kekasihku. Dia meninggal 1 tahun yang lalu di Villa ini. Aku bahkan tidak tau kenapa dia membunuh dirinya. Padahal ia tau aku sangat menyayanginya. Kami telah berpacaran selama 2 tahun. Tapi kini dia telah meninggalkanku" ujar Jimin dengan tangis yang sudah pecah. Jihyo dan Daniel yang ada disebelahnya mencoba menenangkan Jimin.

"Maaf jika kami membuatmu mengingat kejadian pahit tersebut. Tapi kenapa kau kesini bersama Yeri?" Tanya Jihyo.

"Aku kesini bersamanya karena dia juga ingin mengenang kepergian Seulgi. Selama 1 tahun ini Aku dan Yeri selalu kesini bersama. Kenapa kalian menanyakan hal itu?" Tanya Jimin dengan heran. Dan merekapun mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Beberapa hari yang lalu. Dua orang teman kami, yaitu Jihyo dan Jennie diganggu oleh seorang makhluk halus. Setiap malam makhluk itu selalu mengganggu kami. Hingga membuat kami begitu ketakutan. Namun saat kami tau ternyata tujuan makhluk itu bukan untuk mencelakai kami, melainkan dia ingin kami membantu dia dengan cara memecahkan misteri kematiannya. Dan dia adalah kekasihmu. Kang Seulgi" cerita Jennie tanpa terlewatkan sedikitpun hingga membuat yang lain menatapnya. Namun tak Jennie hiraukan.

"Seulgi. Be..benarkah dia menemui kalian? Apa sekarang dia ada diruangan ini? Katakan padanya, aku sangat merindukannya." Ujar Jimin dengan air mata yang kembali turun. Daniel pun kembali mencoba menenangkan Jimin.

"Bolehkah aku ikut dengan kalian untuk menyelidiki kasus ini?." Tanya Jimin dengan sesenggukan.

"Tentu. Kau boleh ikut menyelidiki kasus ini karena Seulgi adalah kekasihmu" ujar Jennie sambil tersenyum tipis kearah Jimin.

"Terimakasih karena telah membantu kami" ucap Jimin.

"Baiklah. Kalau begitu besok kita akan berkumpul dikamar Daniel." Ujar Jennie.

"Baik. Tapi aku tidak tau dimana kamarnya. Villa kita kan terpisah. Dan juga di Villa yg kalian tempati itu memiliki banyak kamar." Ujar Jimin membuat yang lain mengernyit bingung. Namun kebingungan itu tidak bertahan lama ketika suara Jennie terdengar.

"Begini saja. Kau pergi saja kekamarku. Setelah itu aku akan mengantarmu menuju kamar Daniel." Ujar Jennie.

"Baiklah. Apa kamar yang kau tempati adalah kamar Seulgi?" Tanya Jimin dan Jennie-pun mengangguk mengiyakan pertanyaan Jimin.

"Baiklah. Karena hari sudah semakin malam. Kami pamit untuk kembali kekamar kami dulu." Ujar Lisa. Setelah itu merekapun pergi dari kamar Jimin dan bergegas menuju kamar Daniel.

"Yak.. Jennie kenapa kau memberitahu tujuan kita pada Jimin? Apa kau menyukainya? Bahkan sedari tadi kau memandang wajahnya terus menerus." Ujar Ong dengan marah. Yang lain memilih untuk diam. Mereka tidak ingin ikut campur, karena mereka tahu pertengkaran ini hanya sebentar.

"Tentu saja aku melihatnya. Aku kan sedang berbicara dengannya. Dan dari apa yang aku lihat, ku rasa dia pria baik" jawab Jennie berusaha untuk tenang agar tidak tersulut emosi.

Namun mendengar jawaban Jennie yang terkesan memuji Jimin membuat Ong marah.

"Terserahmu saja" ujar Ong dengan ketus lalu pergi meninggalkan kamar Daniel.

Teman-teman yang lain tidak ada yang menyusul Ong. Mereka membiarkan Ong untuk menenangkan dirinya.

"Biarkan saja. Mungkin dia sedang ingin sendiri. Sekarang kalian pergilah ke kamar masing-masing. Besok kita mulai menyelidiki kasus ini." Ujar Daniel lalu yang lainnya pun pergi dari kamar Daniel dan beristirahat dikamar masing-masing.

-

-

-

-

-

-

-

-



Tbc.

Mystery in VillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang