"Dorongan kuat untuk menghindari sesuatu atau seseorang"
.
.
.
.
.
Mata tajamnya masih setia meneliti keperawakan seorang perempuan.Aura kelam selalu menemani dirinya tanpa memperdulikan tatapan orang-orang sekitarnya.
Mata tajamnya masih setia meneliti keperawakan seorang perempuan.Kengerian dari orang lain sudah selalu menjadi hadiah baginya.
Mata tajamnya masih setia meneliti keperawakan seorang perempuan.Hatinya yang kosong melompong bukan apa-apa baginya.
Mata tajamnya masih setia meneliti keperawakan seorang perempuan.Masih.Ia masih setia bersama mata tajamnya itu dengan tambahan seringaian kali ini.
Mulutnya terangkat ke atas.Bukan, bukan senyuman yang terpampang di wajahnya melainkan seringaian.Seringaian yang dingin terpampang di wajahnya.
Senang rasanya ketika perawakan yang sedari tadi ia teliti berjalan menghampirinya.Ia senang.Sangat senang bahkan.
Perawakan tersebut telah berdiri kokoh di depannya.Sebuah silinder tembakau yang terbakar melekat dengan apik di bibir ranum merahnya.
Ia memandang dalam perawakan tersebut.Sebuah seringain masih saja melekat dan kian menggelap auranya.
Saling bertatap.Saling menyelam dalam lautan mata masing-masing dilakukan.Tidak ada yang membuka suara.Tidak ada yang memutus kontak mata.Hanya saling hening mereka berikan.Tidak memperdulikan orang sekitar.
Keduanya tau.Mereka mengetahui bahwa mereka bukan dua hal yang sepatutnya disatukan namun tetap bersatu secara tidak langsung.
"Aku sudah menunggu,"
"Menunggu hari di mana kau akan datang kepadaku.Menunggu hari di mana kau akan menyelami mataku.Menunggu hari di mana kau mengerti.Menunggu kau sadar.You're my abience."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Thomas Sangster namanya.Pria umur 21 tahun bersurai light brown yang tertata.Dengan tinggi 179 cm dan tubuh yang proposional.Jangan lupakan parasnya yang menawan.Merupakan seorang genius dalam segala bidang.Seorang pewaris dari perusahaan terbesar di USA.Ia adalah bayangan sempurna bagi orang-orang.
Namun, bagaimanapun juga tidak ada orang yang sempurna di dunia ini.Begitu pula dengan Thomas.
Ia seorang antisocial yang sangat introvert terhadap lingkungannya.Rumor yang tidak mengenakkan pula sudah melayang kesana kemari.Cerita yang mengganggu mengenai dirinya selalu tekicau dari mulut orang-orang.Tatapan-tatapan ia dapatkan setiap harinya.Bisikan-bisikan ia dapatkan setiap harinya.
Pedulikah dia mengenai semua hal itu?
Tentu saja tidak.Ia sama sekali tidak peduli apa yang hama-hama itu lakukan bahkan bicarakan.Selagi mereka tidak berani bertindak secara langsung, maka ia akan melewatkannya.
Lagipula tidak semua rumor tentang dirinya salah.
Dari pada mengurusi hama tak berguna, ia lebih memilih untuk melakukan sebuah rutinitasnya.Memerhatikan seorang perempuan dengan surai hitam kelam sebahu.Kulit pucat yang sangat sinkron dengan ranum merah darahnya.Sepasang iris hitam gelap yang menghias wajah rupawannya.Serta sebatang rokok yang selalu melekat di bibirnya dengan indah.
Kerry Deazley.Nama perempuan tersebut.
Seorang mahasiswi yang normal dan tidak mencolok.Dikenal karena selalu adanya rokok yang terapik di mulutnya.
Ia normal.Ia biasa saja.
Tidak mencolok sama sekali.Namun masih dikenal oleh beberapa orang.
Ya seorang perempuan yang sangatlah normal jika berbanding dengan Thomas sendiri.
Lantas bagaimana Thomas dapat tertarik padanya?
Lantas mengapa Thomas dapat tertarik padanya?
Jawabannya adalah karena Kerry adalah dorongan bagi Thomas untuk menjadi seorang antisocial.
Thomas tidak suka bila sesuatu miliknya disentuh atau bahkan hanya sekedar dilihat oleh orang lain.Ia pun aku berlaku sama kepada dirinya.
Kerry adalah mutlak milik Thomas.Begitu pula sebaliknya.Thomas adalah mutlak milik Kerry.Mutlak.
.
.
.
.
.
Ia menggeram dengan rendah.Tatapan setajam pisau.
Ia marah.Untuk kesekian kalinya.Miliknya kembali disentuh oleh orang lain.Dan ia benci akan itu.Sangat benci.
Ia bahkan belum pernah menyentuh seujung rambut miliknya, namun orang lain sudah mendahuluinya dengan seenaknya sendiri.
Sudah tak terhitung saat Thomas menahan amarahnya untuk tidak mencabik-cabik orang yang menyentuh Kerry-nya.Sudah tak terhitung saat Thomas menahan dahaganya untuk membunuh orang-orang yang menyentuh Kerry-nya.Walaupun hanya seujung rambut ia tetap tidak terima.Walaupun yang menyentuh adalah sahabat Kerry sekalipun ia tetap tidak terima.Ia tidak suka dan ia benci akan hal itu.
Thomas sudah tidak tahan lagi.Ia sudah tidak sanggup lagi.Ia sudah lelah menunggu dan berdiam diri.Ia bukanlah orang paling sabar di dunia ini.Bahkan ia bisa tergolong orang sangat tidak sabar terutama dalam hal menunggu.
Ia sudah memutuskan untuk tidak lagi bersembunyi.Ia sudah memutuskan untuk tidak menunggu timing yang tepat.Ia sudah memutuskan ntuk tidak lagi menunggu.Ia akan mulai bergerak.Ia akan mulai maju.Ia akan keluar dari persembunyiannya.
Ia akan mengambil apa yang menjadi miliknya.
.
.
.
.
.
YOU ARE READING
You're My Abience
Fanfic"Dorongan kuat untuk menghindari sesuatu atau seseorang" Itulah dirimu bagi diriku Thomas Sangster dengan segala misterinya dan Kerry Deazley dengan segala masa kelamnya.Sepasang yang tidak seharusnya sepasang. Mereka tidak melengkapi namun sebalikn...